Oleh: Mulyadi Saputra (dari penelitian kecil)
ilustrasi dari: yossyuslaf.blogspot.com |
Media sosial merupakan media baru (New Media) atau lebih sering disebut sebagai
media konvergnsi. Dengan keberadaan media sosial sebagai media baru, maka dalam
penelitian ini teori yang digunakan sebagai alat ukur atau pendukung adalah
teori media baru. Peneliti menganggap teori ini relevan dengan keberadaan media
sosial yang merupakan pendatang baru dalam ranah media.
Media baru adalah istilah yang dimaksudkan untuk
mencakup kemunculan digital, komputer, atau jaringan teknologi informasi dan
komunikasi di akhir abad ke-20. Sebagian besar teknologi yang digambarkan
sebagai “media baru” adalah digital, seringkali memiliki karakteristik dapat
dimanipulasi, bersifat jaringan, padat, mampat, interaktif dan tidak memihak.
Beberapa contoh dapat Internet, website, komputer multimedia, permainan
komputer, CD-ROMS, dan DVD. Media baru bukanlah televisi, film, majalah, buku,
atau publikasi berbasis kertas[1].
Teori media baru merupakan sebuah teori yang
dikembangkan oleh Pierre Levy, yang mengemukakan bahwa media baru merupakan teori
yang membahas mengenai perkembangan media. Dalam teori media baru, terdapat dua
pandangan, pertama yaitu pendangan interaksi sosial, yang membedakan media
menurut kedekatannya dengan interaksi tatap muka. Pierre Levy memandang World Wide
Web (WWW) sebagai sebuah lingkungan informasi yang terbuka, fleksibel, dan dinamis,
yang memungkinkan manusia mengembangkan orientasi pengetahuan yang baru dan
juga terlibat dalam dunia demokratis tentang pembagian mutual dan pemberian
kuasa yang lebih interaktif dan berdasarkan pada masyarakat[2].
Sedangkan
pendekatan kedua yaitu Pandangan integrasi sosial, yeng merupakan gambaran
media bukan dalam bentuk informasi, interaksi, atau penyebarannya, tetapi dalam
bentuk ritual, atau bagaimana manusia menggunakan media sebagai cara
menciptakan masyarakat. Media bukan hanya sebuah instrumen informasi atau cara
untuk mencapai ketertarikan diri, tetapi menyatukan kita dalam beberapa bentuk
masyarakat dan memberi kita rasa saling memiliki[3].
Definisi
lain mengemukakan, media baru merupakan digitalisasi yang mana sebuah konsep
pemahaman dari perkembangan zaman mengenai teknologi dan sains, dari semua yang
bersifat manual menjadi otomatis ,dan dari semua yang bersifat rumit menjadi
ringkas. Digital adalah sebuah metode yang complex, dan fleksibel yang
membuatnya menjadi sesuatu yang pokok dalam kehidupan manusia. Digital ini juga
selalu berhubungan dengan media, karena, media ini adalah sesuatu yang terus
selalu berkembang dari media zaman dahulu (old media) sampai sekarang yang
sudah menggunakan digital (modern media/new
media).
Teori Media Baru masih dalam tahap awal pengembangan
dan ada banyak pekerjaan yang harus dilakukan untuk menyempurnakan dan
memperluas beberapa argumen dasar yang ditetapkan. Namun, apa yang jelas
sekarang adalah bahwa konsepsi, media telah dianalisis dan diuji melalui kebanyakan
seluruh beragam sekolah, teori dan metodologi. Dengan mengatur beberapa hal
dalam konteks 'modernis' dan 'postmodern', telah membantu untuk mengklarifikasi
banyak perdebatan besar yang terjadi di dalam dan sekitar lapangan secara
keseluruhan.'Teori digital' mungkin belum disiplin dengan benar, tetapi
kehadirannya akan dirasakan dan cara yang kita sebut New Media panjang ke masa
depan.[4]
Selain teori media
baru, Peneliti juga menggunakan teori lain untuk mengukur dan sebagai
pembandingnya. Teori ini untuk mengukur perubahan budaya dari budaya lama
menuju budaya baru. Teori ini yaitu teori evolusi, yang memaparkan perubahan
kebudayaan. Perubahan buya terjadi secara perlahan-lahan dan bertahap dari
titik satu ketitik berikutnya. Setiap masyarakat mengalami proses evolusi yang
berbeda-beda. Oleh karena itu, masing-masing masyarakat menunjukkan kebudayaan
yang berbeda-beda. Salah satu masyarakat dikenal telah maju, sedangkan
masyarakat yang lain masih dianggap atau tergolong sebagai masyarakat yang
belum maju.
Dalam teori evolusi
dibagi menjadi dua yaitu , teori evolusi universal dan teori, teori evolusi
multilinier. Evolusi universal merupakan sebuah kebudayaan yang ada dalam
sebuah komunitas masyarakat manusia adalah dampak atau hasil hasil dari
pemakaian atau penggunaan energi dan teknologi yang mereka gunakan dalam
kehidupan mereka pada fase-fase perkembangannya. Evolusi multilinier merupakan
evolusi kebudayaan berhubungan erat dengan kondisi lingkungan, dimana setiap
kebudayaan memiliki culture core, berupa teknologi dan organisasi kerja. Dengan
demikian, terjadinya evolusi dalam sebuah kebudayaan ditentukan oleh adanya
interaksi yang terjalin antara kebudayaan tersebut dengan lingkungan yang ada
di dalamnya[5].
[2] Sumber: http://ahlikomunikasi.wordpress.com/2012/11/01/teori-media-baru/
diakses pada 17 Des. 12 pukul 10.34
[3] Sumber: http://ahlikomunikasi.wordpress.com/2012/11/01/teori-media-baru/
diakses pada 17 Des. 12 pukul 10.34
[4] Sumber: http://romydjuniardi.blogspot.com/2010/09/digital-theory-theorizing-new-media.html
diakses 20 Des. 12 pukul 22.37
[5] Sumber: http://sosbud.kompasiana.com/2011/11/01/teori-perubahan-kebudayaan-408712.html
diakses 21 Des. 12 pukul 00.03
makasih untuk teorinya gan
ReplyDeletemakasih untuk teorinya gan. ijin kopi jih.
ReplyDelete