Oleh: Mulyadi Saputra
Beberapa tahun terakhir
konsultan atau jasa konsultasi begitu banyak berkembang di dunia. Tak luput
pula konsultan pada bidang komunikasi, seperti publik relation/hubungan
masyarakat, komunikasi dan lainnya. Jasa konsultan merupakan pemberian advice (petunjuk, pertimbangan, atau nasihat)
profesional dalam suatu bidang usaha, kegiatan, atau pekerjaan yang dilakukan
oleh tenaga ahli atau perkumpulan tenaga ahli, yang tidak disertai dengan
keterlibatan langsung para tenaga ahli tersebut dalam pelaksanaannya.
Seorang konsultan
biasanya seorang ahli atau profesional dalam bidang tertentu dan memiliki
pengetahuan yang luas tentang subjek. Konsultan biasanya bekerja untuk sebuah
perusahaan konsultan atau bekerja sendiri, Tiap konsultan memiliki filosofi dan
framework yang berbeda satu sama lain. Baik itu konsultan individu maupun
konsultan yang tergabung dalam perusahaan jasa konsultan. Namun, secara umum,
konsultan melakukan pekerjaan seperti pitching,
riset, analisis, dan report writing.
Siklus tersebut berjalan terus menerus dan berulang.
Adapun macam-macam
konsultan yang banyak muncul diantaranya adalah konsultan keuangan, pajak,
arsitektur, manajemen, hukum, pendidikan, bisnis, perkawinan dan lain
sebagainya. Akan tetapi dalam paper yang sederhana ini tidak akan membahas satu
persatu jenis konsultan di atas. Melainkan pembahasan kali ini lebih difokuskan
pada gambaran konsultan secara umum.
Menurut kamus besar
bahasa Indonesia, konsultan ialah ahli yang tugasnya memberi petunjuk,
pertimbangan, atau nasihat dalam suatu kegiatan (penelitian, dagang, dsb);
penasihat. Menurut Cutlip, Center dan Broom (2007:83), perusahaan konsultan
Humas menekankan pada pelayanan konseling dan perencanaan strategis, yang
dianggap lebih professional dibandingkan dengan taktik komunikasi yang
diciptakan oleh agen pers dan agen publisitas.
Perusahaan Konsultan
Humas semakin berkembang seiring dengan bertambahnya pengakuan dan kenyataan
ekonomi global, dan kini Konsultan Humas melayani klien dengan pendekatan baru
yaitu terhadap komunikasi konseling yang canggih di dusun global, meskipun
sebagian besar pendapatan mereka berasal dari menerapkan aspek taktis, seperti
menulis news releases dan
mengorganisir special events atau media tour.
Wilcox dan Cameron
(2009:112), menjabarkan mengenai pelayanan yang dilakukan serta dikerjakan oleh
perusahaan Konsultan Humas dalam memenuhi kebutuhan dan kepentingan klien,
diantaranya:
1. Komunikasi
pemasaran (marketing communications).
Hal ini meliputi promosi dari produk melalui news releases, feature
stories, special events, brosur, dan
media tours.
2. Pelatihan
pidato eksekutif (executive speech
training). Pihak eksekutif dilatih dalam aktifitas public affairs, termasuk di dalamnya penampilan personal.
3. Penelitian
dan evaluasi (research and evaluation).
Berdasarkan surveiilmiah dilakukan untuk mengukur perilaku dan persepsi publik.
4. Komunikasi
krisis (crisis communication).
Manajemen diberikan arahan mengenai apa yang harus dikatakan dan dilakukan
dalam keadaan daruratn seperti dalam kasus tumpahan minyak atau penarikan
kembali produk yang tidak aman.
5. Analisis
media (media analysis). Media yang
sesuai adalah media yang telah diperiksa untuk menargetkan pesan yang spesifik
kepada audiens inti.
6. Hubungan
komunitas (community relations).
Manajemen diarahkan bagaimana cara mencapai dukungan publik untuk proyek-proyek
seperti membangun atau memperluas pabrik.
7. Manajemen
Acara (event management). Konferensi
pers, anniversary celebration, rallies,
symposiums, dan konferensi nasional yang direncanakan dan dilaksanakan.
8. Urusan
publik (public affairs). Bahan
material dan testimoni yang dipersiapkan untuk mendengarkan perusahaan dan
pengaturan struktur, serta pengarahan latar belakang yang telah dipersiapkan.
9. Pemberian
merek dan reputasi perusahaan (branding
and corporate reputation). Saran diberikan dalam program yang membangun
sebuah merek perusahaan dan reputasinya untuk suatu kualitas.
10. Hubungan
finansial (financial relations).
Manajemen diberikan nasihat mengenai cara untuk menghindari pengambil alihan
dari perusahaan lain dan melakukan komunikasi yang efektif dengan steackholders, analis pengamanan, dan
institutional investors.
Perusahaan Konsultan
Humas, sangat membantu perusahaan dalam membentuk citra dan identitas. Chester
Burger dalam buku Effective Public
Relations (Cutlip, Center, & Broom, 2007:87), membuat daftar alasan
mengapa organisasi menyewa perusahaan Konsultan Humas:
1) Manajemen
belum pernah melakukan program Humas resmi dan kurang berpengalaman dalam
menyusun program Humas.
2) Kantor
pusat mungkin berada di lokasi yang jauh dari pusat komunikasi dan keuangan.
3) Firma
atau perusahaan Humas punya jaringan kontak mutakhir yang luas.
4) Perusahaan
Konsultan Humas luar dapat menyediakan orang yang bisa menggantikan eksekutif
yang berpengalaman dan spesialis kreatif yang mungkin tidak mau pergi ke kota
lain atau yang gajinya terlalu besar.
5) Organisasi
yang memiliki devisi atau departemen Humas sendiri mungkin perlu jasa khusus
yang tidak perlu bekerja penuh (full-time) dan terus menerus.
6) Persoalan
kebijakan krusial membutuhkan penilaian independen dari pihak luar.
Melalui pengertian yang
ada maka Penelti menyimpulkan bahwa perusahaan konsultan Public Relations merupakan perusahaan jasa, yang menyediakan jasa
untuk memenuhi kebutuhan klien melalui pelayanan konseling dan perencanaan yang
strategis. Sehingga sangatlah penting dibentuk citra dari perusahaan Konsultan
Humas, agar dapat menciptakan persepsi yang baik di mata klien, sehingga dapat
menimbulkan kepercayaan dan membangun hubungan yang saling menguntungkan. Namun
tentunya, berbeda dengan konsultan yang membari pendampingan pada satu bidang
kerja, yang lebih spesifik dari pekerjaan yang ditangani oleh Humas. Misalnya,
media, event, perencanaan media
periklanan dan lainnya.
Konsultan “Dinamika
Komunika” contohnya, perusahaan ini memiliki konsenterasi pekerjaan pada media
kehumasan. Mereka mengatakan bahwa konsultan “Dinamika Komunika” merupakan
konsultan media, hal ini dikarenakan lingkup kerja konsultan ini yakni
memberikan layanan kepada suatu badan usaha, organisasi massa, organisasi
profesi dan klien lain yang memerlukan bantuan pengerjaan media komunikasi
internal berupa majalah, buletin, tabloid atau bentuk media cetak lain.
Pekerjaan tersebut
sejak perancangan awal, peliputan-penulisan-penyuntingan berita, pemotretan,
desain lay out hingga menjadi media
cetak yang siap di distribusikan oleh klien. Mendesain dan mencetak media
komunikasi untuk promosi dan kepentingan lainnya dalam bentuk Company Profile, Brosur, Katalog, Flyer,
Leaflet, Booklet, dan lain – lain[1].
Keith
Butterick menuturkan, konsultan yakni suatu perusahaan yang bekerja bagi
sejumlah klien yang sering meliputi sector-sektor yang berbeda, meskipun salah
satu ciri konsultan modern adalah meningkatkan spesialisasinya pada sektor-sektor
tertentu yang lebih sepesifik (Butterick, 2013:125).
Senada dengan pendapat
tersebut, Wikipedia mendefinisikan bahwa selain konsultan Publik Relations atau
Hubungan Masyarakat, kini juga dikenal konsultan media, yang merupakan bagian dalam lingkup Humas baik dalam
lingkup perusahaan bisnis maupun politik.
A media Consultant is a marketing agent or Public
Relations executive, hired by businesses or political candidates to obtain
positive press coverage. Media Consultants usually draft press releases to
highlight positive achievements of a business, organization, or individual. In
politics, Media consultants create ad campaigns designed to plant a desired
image in the minds of voters.[2]
Meski hingga
saat ini belum banyak dipahami, yang dimaksud dengan konsultan media tersebut.
Namun Peneliti menyimpulkan bahwa, konsultan media merupakan perusahaan yang
bergerak pada bidang jasa konsultasi, yang memiliki bidang kerja melingkupi
pendampingan terhadap klien-kliennya dalam pengelolaan media, yang didalamnya
termasuk media internal (in house magazine), company profile, dan perencanaan
media.
Terlepas apakah konsultan media atau
konsultan Humas, perusahaan konsultan juga memiliki aturan main dan kode etik
serta independensi dalam menjalankan praktik konsultasinya. Sebagaimana yang
diuarakan oleh Ruslan (2011:XIV), setiap profesi memiliki kode etik profesi
yang mengikat para anggotanya secara etis, moral, dan profesionalisme yang
harus ditaati atau dipatuhi dalam menjalankan aktivitas, peran, dan fungsinya.
Khususnya professional Humas, kode etik yang berlaku merujuk pada International
Public Relations Associations (IPRA) sebagai berikut:
1.
Integritas pribadi dan profesionalisme,
2.
Prilaku terhadap klien dan majikan,
3.
Perilaku terhadap media dan umum, dan
4.
Prilaku terhadap rekan seprofesi
(Ruslan, 2011:XIV).
Dalam
kaitannya dengan independensi konsultan dilingkup Humas, ada beberapa etika
yang harus dipatuhi oleh perusahaan humas, termasuk konsultan-konsultan yang
bergelut dalam bidang Humas. Salah satunya yakni etika profesi yang dikeluarkan
oleh Asosiasi Perusahaan Public Relations Indonesia (APPRI). Asosiasi ini yang
dibentuk 10 April 1987 ini merupakan sebuah organisasi yang berbentuk asosiasi
dari perusahaan-perusahaan public relations/hubungan masyarakat nasional yang
independen.
Isi
dari kode etik profesi APPRI tak lain mengusung norma-norma yang harus dipatuhi
oleh penyelenggara perusahaan public relations. Menyangkut pembahasan dalam
penelitian ini, seperti yang tercantum pada Pasal 2 tentang penyebaran
informasi.
Seorang anggota
tidak akan menyebarluaskan, secara sengaja dan tidak disengaja dan tidak
bertanggung jawab, informasi yang palsu atau menyesatkan, dan sebaliknya justru
akan berusaha sekeras mungkin untuk mencegah terjadinya hal tersebut. Ia
berkewajiban untuk menjaga integritas dan ketepatan informasi[3].
Lalu pada pasal
3 tentang media komunikasi:
Seorang anggota
tidak akan melaksanakan kegiatan yang dapat merugikan integritas media
komunikasi[4].
Konsultan
juga dianggap sebagai penasehat, sehingga harus mematuhi berbagai hal
menyangkut moral, seperti yang ditarakan oleh Marwoto (1995:143):
Kewajiban
konsultan terhadap masyarakat umum, adalah menyangkut moral yang berlandaskan
pada kesadaran sosial dan tanggung jawab terhadap kepentingan umum. Dalam semua
aspek dari pekerjaan dan produknya, konsultan harus menjunjung tinggi
kewajibannya terhadap kehidupan manusia dan memperhitungkan semua akibat atau
dampak pekerjaan dan produknya terhadap lingkungan hidup, kesejahteraan,
keamanan dan ketentraman masyarakat umum.
Oleh
sebab itu, perusahaan konsultan sewajarnya harus bersikap independen, tidak
memihak dan profesional dalam rangka mendampingi klien. Pada bidang media,
seperti halnya Konsultan ‘Dinamika Komunika’, sudah menjadi keharusan, untuk
bersikap independen, sehingga media (In
house magazine) yang diterbitkan, memberikan informasi berimbang bagi
masyarakat umum maupun lingkup terbatas. Tetapi apakah ini benar dilakukan atau
hanya aturan tertulis semata?
Menyangkut
proses pendampingan, maka terlebih dahulu untuk mengetahui pengertian
pendampingan itu sendiri. Istilah pendampingan berasal dari kata kerja “damping”
dan “mendampingi” yaitu suatu kegiatan menolong yang karena sesuatu sebab butuh
didampingi. Sebelum itu istilah yang banyak dipakai adalah “Pembinaan”. Ketika
istilah pembinaan ini dipakai terkesan ada tingkatan yaitu ada pembina dan ada
yang dibina, pembinaan adalah orang atau lembaga yang melakukan pembinaan.
Kesan lain yang muncul adalah pembina yang merupakan pihak yang aktif sedangkan
yang dibina lebih dikenal pasif atau pembina adalah sebagai subyek dan yang
dibina adalah obyek[5].
Jika
merunut pada pengertian pendampingan tersebut, maka Konsultan memberikan
pendampingan terhadap Humas perusahaan dalam rangka membina dan memberikan
masukan serta saran agar dalam hal pengelolaan media internal dapat lebih baik.
Lebih baik dalam artian media yang dibuat sesuai kaidah dan kode etik baik
humas, jurnalistik maupun undang-undang yang berlaku.
Menurut
Wikipedia, Independen (sering disingkatkan menjadi indie), dapat berarti
'bebas', 'merdeka' atau 'berdiri sendiri'[6].
Sedangkan netral[7]
adalah tidak memihak pada satu kubu atau bagian lain, atau pada posisi
ditengah-tengah. Sehingga terdapat perbedaan signifikan antara independen dan
netral. Namun banyak orang yang mengartikan dan berpemahaman bahwa independen
adalah netral.
Independensi
adalah suatu keadaan atau posisi dimana kita tidak terikat dengan pihak
manapun. Artinya keberadaan kita adalah mandiri. tidak mengusung kepentingan
pihak tertentu atau organisasi tertentu[8].
Sehingga
dalam proses konsultan yang melakukan kegiatan dan pekerjaan pada ranah
pendampingan, independensi dapat artikan bahwa stau perusahaan konsultan tidak
pada posisi menjadi perusahaan klien melainkan berdisi sendiri dan bebas. Oleh
sebab itu, konsultan bisa dikatakan tidak netral tetapi tetap independen. Mendampingi
klien bisa lebih banyak dipahami keberpihakan terhadap klien. Oleh sebab itu,
independensi disini bukan tidak berpihak sama sekali (netal), tetapi lebih pada
keberpihakan yang bertanggungjawab dan tetap bebas dan berdiri sendiri. Tidak
menyudutkan lawan atau pesaing perusahaan klien, lebih kepada apa adanya dan
tidak mengada-ngada.
[1]
Company Profile “Dinamika Komunika”:
2011.
[2]
http://en.wikipedia.org/wiki/Media_consultant (diakses: 10 Januari 2014 pukul:
22:16).
[3]
Kode Etik Profesi APPRI
[4]
Kode Etik Profesi APPRI
[5]
Kamus Besar Bahasa Indonesia, Depdikbud, 2012.
[6]
http://id.wikipedia.org/wiki/Independen
diakses 28 Juni 2014 pukul 22:29
[7]
Kamus Besar Bahasa Indonesia, Depdikbud, 2012.
[8]
http://www.dwijo.com/2012/01/pengertian-independensi.html
diakses 2 Juni 2014 pukul 5:01
Keberuntungan diawali dari kerja keras dan pantang semangat
ReplyDeleteHadir disini untuk kalian yang membutuhkan kami
Kunjungi www,pokerayam,co
info keberuntungan lebih lanjut bbm : D8E5205A
This way my friend Wesley Virgin's autobiography launches with this SHOCKING and controversial VIDEO.
ReplyDeleteYou see, Wesley was in the army-and soon after leaving-he found hidden, "mind control" tactics that the CIA and others used to obtain whatever they want.
As it turns out, these are the same secrets lots of famous people (notably those who "come out of nothing") and top business people used to become rich and successful.
You've heard that you utilize only 10% of your brain.
That's really because most of your BRAINPOWER is UNTAPPED.
Maybe this expression has even occurred INSIDE OF YOUR very own head... as it did in my good friend Wesley Virgin's head around seven years ago, while driving an unregistered, beat-up bucket of a car with a suspended driver's license and $3 on his banking card.
"I'm so fed up with living payroll to payroll! Why can't I turn myself successful?"
You've taken part in those questions, ain't it right?
Your success story is going to happen. All you need is to believe in YOURSELF.
Take Action Now!
جنة المفروشات
ReplyDeleteشركة المدى للسيراميك والرخام بخميس مشيط
أرخص سعر لعملية بالون المعدة في الرياض
كيفية التخلص من البقع على الملابس البيضاء
تنظيف الكنب من الغبار
تركيب مسابح بالرياض
موكيت اون لاين الرياض
خمسة التوفير حي الياسمين
شقق للايجار بالرياض حي الخليج
ارخص احياء شمال الرياض
At this point everybody knows, virtual entertainment is free of charge. Indeed, even paid missions can be directed for a generally minimal price when contrasted with customary mediums. It is in this situation, that we regularly see private companies wellness pitch the fleeting trend and making profiles on every one of the accessible stages.
ReplyDeleteFor various reasons, the Ethiopian Yirgacheffe coffee got the attention of people living across the globe. From the tales of Kaldi and its antsy goat to the reverent tone when the coffee lovers say “Yirgacheffe.”
ReplyDelete