Sejak tahun 2006 saya ke Bandung dan tinggal bersama
Kakak kandung ke dua dari enam bersaudara, dan saya adalah anak terakhir.
Sebelumnya saya belum pernah hidup bersama dengan Kakak saya yang satu ini.
Pada saat saya lahir Kakak sudah merantau ke Propinsi Jambi sedangkan kami
berkampung halaman di provinsi Riau.
Sejak 2006 saya tinggal dan hidup bersama Kakak
(numpang) hingga saat ini, banyak rutinitas di rumah, saya kerjakan dan sudah
menjadi suatu rutinitas yang tak bisa di tinggalkan kecuali dalam kondisi
sangat tidak memungkinkan, misalnya sedang sakit atau saya sedang tidak ada di
rumah.
Rutinitas yang sangat jarang saya tinggalkan yaitu
rutinitas pada pagi hari, yaitu menyapu halaman, membersihkan kendaraan
sekaligus memanaskan. Rutinitas itu selalu saya kerjakan, jika di persentasekan
maka selama saya berada dan ikut tinggal bersama Kakak hanya sekitar 15%
saja, saya tidak mengerjakan rutinitas tersebut.
saja, saya tidak mengerjakan rutinitas tersebut.
Rutinitas itu saya coba untuk tidak mengerjakan,
untuk melihat respon dari Kakak saya terkait tugas yang diberikan oleh Prof.
Deddy Mulyana, bentuk aplikasi dari Etnometodologi.
Selama 5 hari dari tanggal 29 Desember 2012 hingga
tanggal 2 Januari 2013 saya tidak melaksanakan rutinitas pada pagi hari
tersebut, dari menyapu halaman rumah, membersihkan kendaraan baik mengelap atau
mencuci mobil serta memanaskannya. Pada hari pertama dan kedua (29-30/12/12),
Kakak saya tidak memberikan respon apapun, karena dia tahu saya tiap malam
begadang karena mengerjakan tugas-tugas kuliah dan kerjaan di kantor saya.
Namun pada hari ketiga (31/12) Kakak membersihkan
mobil itu sendiri, tetapi masih tidak menanyakan mengapa saya tidak membersikan
dan memanaskan mobilnya. Pada hari Keempat (1/1/13), Kakak menanyakan, “Kamu
sakit?” saya hanya menjawab “tidak”. Tetapi saya tidak melaksanakan rutinitas
pada pagi hari itu, malahan saya kembali tidur setelah sholat subuh padahal itu
adalah rutinitas yang jarang sekali saya lakukan. Pada hari kelima (2/1/13),
Kakak saya memanaskan mobl saya, tidak membersihkan, dan saya berdiri di depan
pintu garasi mobil hanya melihat saja.
Kakak tidak memberikan respon apapun dan saya pun
tidak berbicara satu patah katapun. Tampak halaman rumah kotor, dari mulai
sampah jajanan anak-anak, puntung rokok, hingga tisyu bekas berserakan. Pada
malam harinya sewaktu makan malam, Kakak membuka membuka pembicaraan. “Ada
masalah apa sama kamu? Jika ada sesuatu yang harus dibicarakan, bicarakan
baik-baik, supaya semua terselesaikan.” Kata Kakak.
Akhirnya saya ceritakan semuanya, prihal tugas
Etnometodologi yang diberikan oleh Prof. Deddy Mulyana. Dan saya mengambil
kesimpulan, apabila kita tiak menjalankan rutinitas sebagaimana mestinya, orang
lain akan memandang janggal. Sehingga menimbulkan persepsi bermacam-macam dan
bahkan bisa menyimpulkan bahwa diri kita adalah seorang yang telah melanggar
etika atau rutinitas sebagaimana mestinya. Saran saya, ketika akan menjalani
suatu pekerjaan yang tidak biasa kita lakukan atau meninggalkan rutinitas yang
biasa dilakukan, sebaiknya bicarakan atau komunikasikan dengan orang-orang yang
bersangkutan dengan rutinitas dan pekerjaan tersebut sebelumnya agar tidak
menjadi salah persepsi.
>>>>Klik Artikel Lain<<<<
No comments:
Post a Comment