Saturday, February 16, 2013

Etnometodologi Komunikasi (Pelanggaran)



Sejak tahun 2006 saya ke Bandung dan tinggal bersama Kakak kandung ke dua dari enam bersaudara, dan saya adalah anak terakhir. Sebelumnya saya belum pernah hidup bersama dengan Kakak saya yang satu ini. Pada saat saya lahir Kakak sudah merantau ke Propinsi Jambi sedangkan kami berkampung halaman di provinsi Riau.
Sejak 2006 saya tinggal dan hidup bersama Kakak (numpang) hingga saat ini, banyak rutinitas di rumah, saya kerjakan dan sudah menjadi suatu rutinitas yang tak bisa di tinggalkan kecuali dalam kondisi sangat tidak memungkinkan, misalnya sedang sakit atau saya sedang tidak ada di rumah.
Rutinitas yang sangat jarang saya tinggalkan yaitu rutinitas pada pagi hari, yaitu menyapu halaman, membersihkan kendaraan sekaligus memanaskan. Rutinitas itu selalu saya kerjakan, jika di persentasekan maka selama saya berada dan ikut tinggal bersama Kakak hanya sekitar 15%
saja, saya tidak mengerjakan rutinitas tersebut.
Rutinitas itu saya coba untuk tidak mengerjakan, untuk melihat respon dari Kakak saya terkait tugas yang diberikan oleh Prof. Deddy Mulyana, bentuk aplikasi dari Etnometodologi.
Selama 5 hari dari tanggal 29 Desember 2012 hingga tanggal 2 Januari 2013 saya tidak melaksanakan rutinitas pada pagi hari tersebut, dari menyapu halaman rumah, membersihkan kendaraan baik mengelap atau mencuci mobil serta memanaskannya. Pada hari pertama dan kedua (29-30/12/12), Kakak saya tidak memberikan respon apapun, karena dia tahu saya tiap malam begadang karena mengerjakan tugas-tugas kuliah dan kerjaan di kantor saya.
Namun pada hari ketiga (31/12) Kakak membersihkan mobil itu sendiri, tetapi masih tidak menanyakan mengapa saya tidak membersikan dan memanaskan mobilnya. Pada hari Keempat (1/1/13), Kakak menanyakan, “Kamu sakit?” saya hanya menjawab “tidak”. Tetapi saya tidak melaksanakan rutinitas pada pagi hari itu, malahan saya kembali tidur setelah sholat subuh padahal itu adalah rutinitas yang jarang sekali saya lakukan. Pada hari kelima (2/1/13), Kakak saya memanaskan mobl saya, tidak membersihkan, dan saya berdiri di depan pintu garasi mobil hanya melihat saja.
Kakak tidak memberikan respon apapun dan saya pun tidak berbicara satu patah katapun. Tampak halaman rumah kotor, dari mulai sampah jajanan anak-anak, puntung rokok, hingga tisyu bekas berserakan. Pada malam harinya sewaktu makan malam, Kakak membuka membuka pembicaraan. “Ada masalah apa sama kamu? Jika ada sesuatu yang harus dibicarakan, bicarakan baik-baik, supaya semua terselesaikan.” Kata Kakak.
Akhirnya saya ceritakan semuanya, prihal tugas Etnometodologi yang diberikan oleh Prof. Deddy Mulyana. Dan saya mengambil kesimpulan, apabila kita tiak menjalankan rutinitas sebagaimana mestinya, orang lain akan memandang janggal. Sehingga menimbulkan persepsi bermacam-macam dan bahkan bisa menyimpulkan bahwa diri kita adalah seorang yang telah melanggar etika atau rutinitas sebagaimana mestinya. Saran saya, ketika akan menjalani suatu pekerjaan yang tidak biasa kita lakukan atau meninggalkan rutinitas yang biasa dilakukan, sebaiknya bicarakan atau komunikasikan dengan orang-orang yang bersangkutan dengan rutinitas dan pekerjaan tersebut sebelumnya agar tidak menjadi salah persepsi.

>>>>Klik Artikel Lain<<<<

No comments:

Post a Comment