Monday, February 18, 2013

Teori-Teori Komunikasi Organisasi Klasik

 

        Dalam sebuah proses komunikasi, pasti ada penjabaran teoritis mengenai apa yang terjadi dalam sebuah komunikasi. Begitupula dengan komunikasi organisasi, yang memiliki penjabaran teoritis mengenai komunikasi organisasi. Berikut ini adalah teori-teori komunikasi organisasi klasik. 
2.Teori Lapangan tentang Kekuasaan
        Teori Lapangan tentang Kekuasaan dikembangkan oleh Cartwright. Orientasi yang dikemukakan dalam teori ini mengenai kekuasaan dalam suatu organisasi. Sejarah dari teori ini dikembangkan dari pernyataan Kurt Lewin (1951)yang mendefinisikan kekuasaan sebagai bentuk kekuasaan A atas B yang artinya X berubah menjadi Y yang dalam prosesnya akan ada paksaan untuk mengikuti A. Cartwright kemudian mereformulasikan definisi kekuasaan sebagai kekuasaan A atas B dalam rangka mengubah X menjadi Y pada waktu tertentu sama dengan kekuatan maksimum.Teori Lapangan yang dikemukakan oleh Kurt Lewin dipengaruhi oleh aliran Psikologi Gesstalt (bagian atau elemen kejiwaan tidak berdiri sendiri-sendiri melainkan terorganisir menjadi suatu keseluruhan), hal ini pun sedikit banyak mempengaruhi Cartwright dalam menjabarkan mengenai teori ini.

Asumsi Dasar dan Uraian Teori
        Asumsi dasar dari teori lapangan tentang kekuasaan ini, bahwa dalam suatu organisasi akan ada yang berkuasa dan yang dikuasai. Dalam perjalanan komunikasi organisasinya antara yang berkuasa dan yang dikuasai bisa jadi dapat bekerja sama untuk pencapaian suatu tujuan namun bisa juga terjadi perpecahan yang akan menyebabkan suatu organisasi tidak dapat mencapai suatu tujuan yang diharapkan.
Dalam teori ini, Cartwright memberikan tujuh istilah primitif untuk penjabaran dari definisinya mengenai kekuasaan, yaitu :
  1. Pelaku (agent) yaitu suatu satuan yang dapat menghasilkan pengaruh atau menderita akibat apa yang sedang dikerjakannya.
  2. Tindakan pelaku (act of agent) adalah peristiwa yang menimbulkan suatu pengaruh (efek).
  3. Lokus (locus) adalah suatu tempat dalam tata ruang.
  4. Hubungan langsung (direct joining) merupakan suatu kemungkinan perpindahan langsung dari satu lokus ke lokus lain.
  5. Dasar motif (motive base) adalah energi bawaan yang menggerakkan tingkah laku untuk kebutuhan, dorongan, dan motif.
  6. Besaran (magnitude) merupakan ukuran dari konsep-konsep yang berupa tanda plus (+) atau minus (-).Waktu (time) menunjukkan berapa lama berlangsungnya suatu peristiwa.
       Dalam teori ini, Cartwright juga membedakan antara kekuasaan dan kontrol. Contohnya saja ketika A sebagai ketua dalam organisasi meminta B yang sebagai bendahara untuk membawa laporan keuangan, maka bisa saja B tidak membawakan laporan keuangan tersebut. Dalam hal ini A sebagai ketua memiliki kekuasaan terhadap B namun A tidak mempunyai kontrol terhadap B. Jika B membawakan apa yang diminta A maka antara kekuasaan dan control telah didapatkan A dari B.

2. Teori Kekuasaan Sosial


       Teori Kekuasaan Sosial dikemukakan oleh French sebagai bentuk representatif dari pejelasan yang diemukakan Cartwright.French menganggap bahwa teori yang dikemukakan Cartwright belum jelas karena kekuasaan dalam sistem sosial, belum diungkapkan oleh Cartwright. Dalam teori kekuasaan sosial akan dibahas mengenai proses pengaruh mempengaruhi dalam suatu organisasi, khususnya yang berkaitan dengan pendapat dan perubahan pendapat organisasi terhadap sesuatu hal.
Asumsi Dasar dan Uraian Teori
       Asumsi dasar dari teori ini bahwa French membagi proses pengaruh memmpengaruhi dalam tiga pola relasi dalam organisasi, antara lain :
· Hubungan kekuasaan (power relation) antara anggota organisasi.
· Pola komunikasi dalam kelompok.
· Hubungan antara pendapat dalam kelompok.
      Dalam teori ini digambarkan suatu garis pendapat (opinion continuum) yang memiliki dua dimensional dan pada garis tersebut terjadi pergeseran daya (forces). Daya yang dipaksakan dari A (merupakan ketua dari organisasi) kepada B (anggota lebih dari satu) disebut pengaruh sosial (social influence), sedangkan jumlah kekuatan dari daya-daya disebut kekuasaan (power). Jadi, kekuasaan A terhadap B sebanding dengan kekuatan-kekuatan daya yang ada dan yang dapat dipaksakan A terhadap B. Garis A akan bertemu garis B, hal ini dinamakan titik keseimbangan.
       Dalam suatu organisasi, semua daya yang dihasilkan oleh masing-masing anggota organisasi bersatu pada satu titik keseimbangan tertentu. Titik inilah yang menunjukkan posisi dari pendapat organisasi. Menurut French, adanya proses saling mempengaruhi dapat menyebabkan perubahan titik keseimbangan yang dapat terjadi secara langsung ataupun tidak langsung. French mengemukakan lima macam kekuasaan dasar yang berpengaruh dalam suatu sistem sosial, yaitu :
  1. Kekuasaan Rujukan (referent power atau attraction power) yang didasarioleh perasaan saling menyukai dan saling beridentifikasi antara A dan B.
  2. Kekuasaan Ganjaran (reward power) yang didasari oleh kemampuan A untuk memberi ganjaran terhadap B.
  3. Kekuasaan Hukuman (coercive power) yang didasari oleh kemampuan A untuk memberi hukuman terhadap B.
  4. Kekuasaan Pengabsahan (legitimate power) didasari oleh hak yang ada pada A untuk membenarkan atau menyalahkan tingkah laku B.Kekuasaan Keahlian (expert power) yang didasari pada persepsi B bahwa A lebih tahu mengenai hal-hal tertentu.
        French mengatakan bahwa hubungan kekuasaan antara anggota-anggota organisasi dapat digambarkan sebagai sejumlah titik-titik yang dihubungkan dengan garis-garis yang disebut dengan di rected graph .

2 comments: