Wednesday, February 6, 2013

Internet Sebagai Media

ilustrasi by: jhonmaple.wordpress.com
Internet atau kepanjangannya dari Interconnected Network adalah sebuah sistem komunikasi global yang menghubungkan komputer-komputer dan jaringan-jaringan komputer di seluruh dunia, dimana di dalamnya terdapat berbagai sumber daya informasi dari mulai yang statis hingga yang dinamis dan interaktif (Hendratmoko, http://www.google.co.id/search?as_q=teknologi+internet&hl).
     Dalam makalah yang berjudul Internet: Faktor dan Perkembangannya yang di tulis oleh Adrianus Wisnu Kurniawan dan Ardi Darmawan (2007:1) mengutip dari Rostow (1991) bahwa internet merupakan sebuah revolusi dalam bidang teknologi pada abad 21 yang menyatukan telekomunikasi dengan komputer. Internet menyebabkan perubahan kondisi sosial dan ekonomi. Implikasinya terhadap ekonomi menyebabkan internet menjadi perhatian bagi khalayak akademis. Internet menurunkan biaya transaksi dan meminimalisasi ketidakpastian dalam distribusi barang dan jasa.
        Internet pada mulanya diciptakan oleh para
pengembangnya karena mereka memerlukan kata yang dapat menggambarkan jaringan dari jaringan-jaringan yang saling terkoneksi yang tengah mereka buat waktu itu. Internet merupakan kumpulan orang dan komputer di dunia yang seluruhnya terhubung oleh bermil-mil kabel dan saluran telepon, masing-masing pihak juga dapat berkomunikasi karena menggunakan bahasa yang umum dipakai pelanggannya (Wiryana, 2000:2-3).
    Pandan Yudhapramesti (2007:36-37) dikutip dari Septiawan Santana yang mengemukakan, internet adalah medium terbaru yang mengonvergensikan seluruh karakteristik dari bentuk-bentuk terdahulu. Kehadirannya telah mengubah banyak hal terutama pada perilaku arus informasi dan perilaku orang berkomunikasi.
    Penulis mencoba mendefinisikan internet merujuk dari pendapat-pendapat di atas, bahwa internet yaitu sebuah jaringan yang menghubungkan dari berbagai kota, wilayah, negara dan dunia, menggunakan alat berupa komputer yang tidak terbatas kepada ruang dan waktu untuk berkomunikasi dan bertukar informasi.
      Internet merupakan jaringan informasi yang menjangkau seluruh dunia. Dinny Widya Agustina (2001:36), karena menjangkau seluruh dunia, jaringan internet ini pun sangat massif yang berarti tidak ada satu orang pun, organisasi, atau negara yang dapat menanganinya sendiri.
     Internet pada dasarnya adalah alat komunikasi. Alat komunikasi yang relatif jauh lebih murah. Alat komunikasi yang memungkinkan orang bertukar data dari belahan bumi yang berbeda, dalam waktu seketika. Internet adalah sebuah perpustakaan raksasa. Miliaran data yang tersedia memungkinkan diakses siapa saja dari mana saja. Orang tinggal memilih. Mau data serius yang dipublikasikan oleh lembaga-lembaga riset dunia, perguruan tinggi bergengsi, data perusahaan-perusahaan, bahkan data pribadi tokoh-tokoh terkenal (Darsono, dalam http://www.google.co.id/search?as_q=teknologi+internet&hl).
       Dalam dunia media ada lembaga yang terancam yaitu media cetak. Amir Effendi Siregar dalam artikelnya mengungkapkan, apakah media cetak akan mati oleh internet? perusahaan media cetak pun seperti ketakutan dengan timbulnya internet yang dapat memuat informasi apapun. Pertanyaan tersebut sudah muncul sejak 15 tahun lalu, akibat cepatnya perkembangan teknologi. Dalam beberapa tahun terakhir banyak perusahaan media cetak, terutama di Amerika Serikat, digantikan oleh internet (Kompas, Sabtu 05 September 2009).
     Hal tersebut membuat internet begitu istimewa bagi kalangan akademisi, pembisnis, dan kalangan-kalangan yang lainnya. Karena kekayaan internet untuk menampilkan informasi dari segala aspek kehidupan. Internet telah mampu mengubah peradaban dan paradigma manusia dalam berinteraksi dan berkomunikasi. Namun internet bukan menggantikan teknologi sebelumnya, karena lebih tepat bila dikatakan internet memenuhi kekurangan teknologi sebelumnya.
      Teknologi memang begitu menakjubkan, dapat mengubah peradaban dan dapat membentuk budaya baru. Pada era teknologi saat ini informasi yang cepat dan mudah didapat sangat diperlukan sekali. Penggunaan internet juga didukung oleh saluran komunikasi yang sudah memadai, dimana hampir setiap rumah mempunyai saluran komunikasi telepon sampai dengan perusahaan yang sudah menggunakan saluran komunikasi yang khusus. Hal lain yang timbul di Indonesia saat ini adalah mulai banyaknya Internet Services Provider (penyedia layanan internet) yang menyediakan fasilitas internet kepada para pelanggannya (Wiryana, 2000:2).
     Sebelum tahun 1960 pertanyaan utama dalam penyelenggaraan suatu sistem komunikasi komputer adalah: "Bagaimana mentransimisikan data melewati suatu medium komunikasi dengan handal dan effisien ". Hasil dari perkembangan ini adalah teori informasi, teori sampling, dan beberapa konsep pengolahan signal. Pada pertengahan tahun 1960 dimulai era packet switching, dan pertanyaan pada riset komunikasi komputer menjadi: "bagaimana menyediakan suatu jasa komunikasi melewait jaringan-jaringan yang berbeda yang saling terhubung". Hasil dari perkembangan ini adalah pengembangan teknologi internetwork, model, protocol, layer, datagram, stream transport service, dan paradigma client server (Wiryana, 2000:3).
        Sejarah kemunculan dan perkembangan internet dimulai pada tahun 1962 yang diprakarsai oleh Departemen Pertahanan Amerika, U.S. Defense Advanced Research Projects Agency (DARPA) memutuskan untuk mengadakan riset tentang bagaimana caranya menghubungkan sejumlah komputer sehingga membentuk jaringan organik.
           Seperti yang dikutip dari ensiklopedia bebas Indonesia (http//:wikipedia.org) mengatakan:
Pada awalnya internet merupakan jaringan komputer yang dibentuk oleh Departemen Pertahanan Amerika Serikat di tahun 1969, melalui proyek ARPA yang disebut ARPANET (Advanced Research Project Agency Network), dimana mereka mendemonstrasikan bagaimana dengan hardware dan software komputer yang berbasis UNIX, kita bisa melakukan komunikasi dalam jarak yang tidak terhingga melalui saluran telepon. Proyek ARPANET merancang bentuk jaringan, kehandalan, seberapa besar informasi dapat dipindahkan, dan akhirnya semua standar yang mereka tentukan menjadi cikal bakal pembangunan protokol baru yang sekarang dikenal sebagai TCP/IP (Transmission Control Protocol/Internet Protocol).
       Program riset ini dikenal dengan nama ARPANET, yang tak lain untuk menghindari pemusatan informasi di satu titik yang dipandang rawan untuk dihancurkan apabila terjadi peperangan. Dengan cara ini diharapkan apabila satu bagian dari jaringan terputus, maka jalur yang melalui jaringan tersebut dapat secara otomatis dipindahkan ke saluran lainnya.
   Pada mulanya teknologi ARPANET dibuat untuk kepentingan kalangan militer dan para akademisi, seperti yang dikatakan La Quey, dalam tahapan berikutnya ARPANET diperkenalkan pada publik yang lebih luas menurut Dave Mills, peneliti ilmu komputer dari University of Delware, antusiasme para ilmuan untuk mengembangkan internet ini didasari kebutuhan komunikasi yang mendesak dengan biaya murah (Hapsari, 2001:30).
   Perkembanganpun terus bertambah maju, seperti dikatakan Edwi Arief Sosiawan dalam makalahnya yang berjudul Kajian Internet Sebagai Media Komunikasi Interpersonal Dan Massa (2000:1), pencarian kebutuhan informasi melalui keterlibatan dalam mekanisme proses komunikasi, dilakukan manusia sebagai usaha untuk semakin meningkatkan, memperbaiki memperbaharui taraf hidupnya seiring perkembangan peradaban yang semakin maju. Kebutuhan dan keinginan untuk selalu beriringan dengan informasi tersebut, berevolusi menimbulkan suatu pemikiran yang terintegrasi pada konvergensi teknologi komunikasi global.
     Asa Briggs dan Peter Burke dalam bukunya Sejarah Sosial Media: Dari Gututenberg Sampai Internet (2006:380) memaparkan pada tahun 1970 perkembangan sudah sampai kepada 10 komputer yang berhasil dihubungkan satu sama lain sehingga mereka bisa saling berkomunikasi dan membentuk sebuah jaringan. Dilanjutkan pada tahun 1972, Roy Tomlinson berhasil menyempurnakan program e-mail yang ia ciptakan setahun yang lalu untuk ARPANET. Program e-mail ini begitu mudah sehingga langsung menjadi populer. Pada tahun yang sama, icon “@” juga diperkenalkan sebagai lambang penting yang menunjukkan “at” atau “pada”.
     Perkembangan selanjutnya pada tahun 1973, jaringan komputer ARPANET mulai dikembangkan ke luar Amerika Serikat. Komputer University College di London merupakan komputer pertama yang ada di luar Amerika yang menjadi anggota jaringan ARPNET. Pada tahun yang sama, dua orang ahli komputer yakni Vinton Cerf dan Bob Kahn mempresentasikan sebuah gagasan yang lebih besar, yang menjadi cikal bakal pemikiran internet. Ide ini dipresentasikan untuk pertama kalinya di Universitas Sussex (Briggs, 2006: 377-380).
    Tahun 1976 tepatnya tanggal 26 Maret 1976, merupakan hari bersejarah, ketika Ratu Inggris berhasil mengirimkan e-mail/electronic mail (surat menggunakan fasilitas internet) dari Royal Signals and Radar Establishment di Malvern. Setahun kemudian, sudah lebih dari 100 komputer yang bergabung di ARPANET membentuk sebuah jaringan atau network. Pada tahun 1979 Tom Truscott, Jim Ellis dan Steve Bellovin, menciptakan newsgroups pertama yang diberi nama USENET (Briggs, 2006: 370-389).
     Pada tahun 1981 dibentuk Transmission Control Protocol atau TCP dan Internet Protokol atau IP yang kita kenal semua. Sementara itu di Eropa muncul jaringan komputer tandingan yang dikenal dengan Eunet, yang menyediakan jasa jaringan komputer di negara-negara Belanda, Inggris, Denmark dan Swedia. Jaringan Eunet menyediakan jasa e-mail dan newsgroup USENET (Hidayat, 2003:9).
     Berlanjut pada tahun 1984 timbul pemikiran untuk menyeragamkan alamat di jaringan komputer yang ada, maka di tahun ini diperkenalkan sistem nama domain, yang kini kita kenal dengan DNS atau Domain Name Sistem. Komputer yang tersambung dengan jaringan yang ada sudah melebihi 1000 komputer lebih. Pada 1987 jumlah komputer yang tersambung ke jaringan melonjak 10 kali lipat manjadi 10.000 lebih. Pada tahun 1988, Jarko Oikarinen dari Finland menemukan dan sekaligus memperkenalkan IRC atau Internet Relay Chat. Setahun kemudian, jumlah komputer yang saling berhubungan kembali melonjak 10 kali lipat dalam setahun. Tak kurang dari 100.000 komputer kini membentuk sebuah jaringan (Hidayat, 2003:8).
    Tahun 1990 Tim Berners Lee menemukan program editor dan browser yang bisa menjelajah antara satu komputer dengan komputer yang lainnya, yang membentuk jaringan itu. Program inilah yang disebut www, atau Worl Wide Web (Haryati, 2007:1-2).
    Sedangkan sejarah internet sendiri di Indonesia bermula pada awal tahun 1990-an, saat itu jaringan internet di Indonesia lebih dikenal sebagai paguyuban network, dimana semangat kerjasama, kekeluargaan & gotong royong sangat hangat dan terasa diantara para pelakunya. Agak berbeda dengan suasana internet Indonesia pada perkembangannya yang terasa lebih komersial dan individual di sebagian aktifitasnya terutama yang melibatkan perdagangan internet. Baru dapat menikmati layanan internet komersial yaitu pada kisaran tahun 1994. Saat ini, terdapat lebih dari 4.000.000 host internet di seluruh dunia. Sejak tahun 1988, internet tumbuh secara eksponensial, yang ukurannya kira-kira berlipat-ganda setiap tahunnya (Wiryana, 2000:12).
Daftar Pustaka

Buku dan Skripsi

Abdurahman, 2007. Kiat Sukses Menjadi Jurnalis. Bandung: CV.Madany.

Agustina, Dinny Widya. 2001. Karakteristik Polling Tempo Interaktif. Skripsi. Universitas Padjadjaran, Bandung.

Arikhunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT.Rineka Cipta.

Briggs, Asa dan Peter Burke. 2006. Sejarah Sosial Media: Dari Gututenberg Sampai Internet. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.

Effendi, Onong Uchjana. 1993. Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi. Bandung: PT. Citra Aditya Bakti.

____________________­. 2006. Ilmu Komunikasi: Teori dan Praktek. Bandung. PT. Remaja Rosdakarya.

Halim, Vini Winari. 2006. Media Online www.seskotni.mil.id Sebagai Media House Jurnal. Skripsi. Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati, Bandung.

Hapsari, Desi Dwi. 2001. Media Suara Mahasiswa Online Sebagai Sumber Informasi Seputar Kampus Bagi Mahasiswa. Skripsi. Universitas Islam Bandung.

Hidayat, Taufik Surya. 2003. Analisa dan Perancangan Sistem Pengisian Formulir Rencana Studi Secara Online di Stimik Perbanas. Skripsi. Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Computer Perbanas, Jakarta.

Muhtadi, Asep Saeful. 2008. Komunikasi Politik Indonesia. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Mulyana, Deddy. 2001. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Oetama, Jakob. 1987. Perspektif Pers Indonesia. Jakarta: LP3ES.

Rivki. 2009. Detikcom Dalam Kiprah Media Online. Laporan Magang. Universitas Padjadjaran, Bandung.

Rakhmat, Jalaluddin.2007. Psikologi Komunikasi. Edisi Revisi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Saefullah, Ujang. 2007. Kapita Selkta Komunikasi: Pendekatan Budaya dan Agama. Bandung: Simbiosa Rektama Media.

Santana, Septiawan. 2005. Jurnalistik Kontemporer. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.

Severin, Werner J. dan James W. Tankard. 2005. Teori Komunikasi: Sejarah, Merode, dan Terapan di Media Massa. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Sudarman, Paryati. 2008. Menulis di Media Massa. Jogjakarta: Pustaka Pelajar.

Suhandang, Kustadi. 2005. Periklanan: Manajemen, Kiat dan Strategi. Bandung: Nuansa.

_________________. 2004. Public Relations Perusahaan: Kajian, Program, Imlementasi. Bandung: Nuansa.

Suhirman, Iman. 2006. Menjadi Jurnalis Masa Depan. Bandung: Dimensi Publisher.

Sumadiria, Haris. 2005. Jurnalistik Indonesia: Menulis Berita dan Feature. Bandung: Simbiosa Rektama Media.

_______________.2004. Menulis Artikel dan Tajuk Rencana: Panduan Penulis & Jurnalis Profisional.Bandung: Simbiosa Rektema Media.

Vivian, Jhon. 2008. Teori Komunikasi Massa. Edisi Kedelapan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Widyanti, Dini. 2004. Motif Pengguna Jasa dalam Memanfaatkan Media Internet. Skripsi. Universitas Islam Bandung.

Yunus, Syarifudin. 2010. Jurnalistik Terapan. Bogor: Ghalia Indonesia.


Junal, Media, dan Internet

Darmawan, Ardi dan Adrianus Wisnu Kurniawan. 2007. Makalah: Internet: Faktor dan Perkembangannya. Universitas Indonesia.

(dalam http://www.google.co.id/search?as_q=teknologi+internet&hl). Diakses 25-Juni-2010.

Darsono, Budiono. 2002. Cybermedia: Seni Memadu Komunikasi, Telekomunikasi dan Teknologi. Artikel

(dalam http://www.google.co.id/search?as_q=teknologi+internet&hl). Diakses 25-Juni-2010.
Deuze, Mark. 2001. Makalah. Journalisms Online.

(http://131.193.153.231/www/issues/issue6_10/deuze/index.html).

Diakses 24 April 2010.

Dirgahayu, Dida. 2007. Citizen Jurnalism Sebagai Ruang Publik (Studi Literatur Untuk Menempatkan Citizen Jurnalism Berdasarkan Teori Jurnalistik dan Mainstream Media) dalam Jurnal Observasi Vol.5, No.1, Th.2007. (hal, 11-31). Bandung: Simbiosa Rektama Media.
Jurnalisme Online: Karakteriktik media online. Pahami itu, pahami pula cara menulis beritanya. (http://jurnalisme-makassar.blogspot.) Diakses pada 26-April-2010.

Habibi, Zaki. 2007. “Citizen Journalism”:Ketika Berita Tidak Hanya Memiliki Satu Muka dalam Jurnal Komunikasi Vol. 1 No.2 Th. 2007. Yogyakarta: Universitas Islam Indonesia.

Haryati. 2007. Komunikasi di Era Digital, Paradigma Baru Bermedia dalam Jurnal Observasi: Mengamati Fenomena Citizen Journalism. Vol.5, No.1, Th.2007. (hal, 1-10). Bandung: Simbiosa Rektama Media.

Hendratmoko Taufik. 2009. Apakah Kehadiran Teknologi Internet Akan Mengeser Peran Manusia Sebagai Guru?.

(dalam http://www.google.co.id/search?as_q=teknologi+internet&hl). Diakses 25-Juni-2010.

Siregar, Amir Effendi. 2009. Akan Matikah Media Cetak?. Artikel. H.U. Kompas, Sabtu, 05 September 2009.

Sosiawan, Edwi Arief. Pengantar Ilmu Komunikasi. Modul Kuliah. (dalam http://edwi.dosen.upnyk.ac.id). Diakses 3-Juli-2010.

Sosiawan, Edwi Arief. 2000. Makalah: Kajian Internet Sebagai Media Komunikasi Interpersonal Dan Massa. UPN “Veteran” Yogyakarta.

(dalam http://www.google.co.id/search?as_q=teknologi+internet&hl). Diakses 25-Juni-2010.

Wiryana, I Made. 2000. Makalah Internet. Universitas Denpasar Bali.

(dalam http://www.google.co.id/search?as_q=teknologi+internet&hl). Diakses 25-Juni-2010.

Yudhapramesti, Pandan. 2007. Citizen Journalism Sebagai Media Pemberdayaan Warga dalam Jurnal Observasi: Mengamati Fenomena Citizen Journalism. Vol.5, No.1, Th.2007. (hal, 33-45). Bandung: Simbiosa Rektama Media.

Zabidina. Artikel. Mengenal Jurnalisme Online. (dalam http//:google.co.id/media+onlie/pdf.html). Diakses 1-Juli-2010.

http://detik.com
http://detikbandung.com
http://id.wikipedia.org

No comments:

Post a Comment