Oleh: Mulyadi Saputra
Ilustrasi by: liliszoe.blogspot.com |
Komunikasi antarbudaya adalah komunikasi yang terjadi di antara orang-orang yang memiliki kebudayaan yang berbeda (bisa beda ras, etnik, atau sosioekonomi, atau gabungan dari semua perbedaan ini. Pendekatan subjektif merupakan pendekatan dengan melihat individu per individu. Setiap karakter manusia yang itu unik dan berbeda. Perbedaan ini pun disebabkan oleh berbaga hal lainnya seperti oleh tingkat pendidikan formal, didikan atau asuhan serta kebiasan yang diterpkan oleh keluarga. Pendekatan subjektif melihat indvidu secara
mandiri.
Pada paparan di atas telah dijelaskan bahwa pendekatan subjektif melihat realitas social adalah suatu kondisi yang cair dan mudah berubah melalui interaksi manusia yang di jalani sehari-hari, dan manusia lah yang menciptakan struktur bukan struktur yang menentukan perilaku. Sedangkan budaya berkenaan dengan cara manusia hidup.
Jika melihat dari sisi budaya, orang yang terikat dalam budaya tertentu tidaklah mencerminkan atau selalu sama. Contoh: orang Solo tidak semua bersikap lembut, kalem berbicara lambat dan pelan. Begitu pula dengan orang Batak atau Medan, tidak selalu keras, dan lantang. Jika menggunakan pendekatan Objektif maka bisa jadi semua menjadi sama rata, padahal individu akan berbeda dengan individu lain meski hidup dan beraktifitas pada tempat dan ruang yang sama.
Etika Komunikasi Terikat oleh Budaya
Etika dalam bahasa Yunani Kuno: "ethikos atau Ethos", berarti "timbul dari kebiasaan" merupakan sebuah sesuatu dimana dan bagaimana cabang utama filsafat yang mempelajari nilai atau kualitas yang menjadi studi mengenai standar dan penilaian moral. Etika mencakup analisis dan penerapan konsep seperti benar, salah, baik, buruk, dan tanggung jawab. Sedangkan etika komunikasi merupakan suatu interaksi yang terkait oleh nilai-nilai baik buruk, boleh tidak boleh, manfaat atau sia-sia dalam berkomunkasi baik verbal maupun non verbal.
Komunikasi berhubungan dengan perilaku manusia dan kepuasan, terpenuhinya kebutuhan dengan berinteraksi dengan manusia-manusia lainnya. Apabila kita membahas tentang komunikasi antar budaya berarti pengirim pesan adalah anggota dari suatu budaya dan penerima pesannya adalah anggota dari budaya lain.
Manusia sebagai makhluk sosial dan hidup dalam lingkungan masyarakat dan memiliki berbagai macam latar belakang budaya yang berbeda mengharuskan kita untuk saling memahami satu dengan yang lainnya. Sehingga etika komunikasi terikat oleh budaya. Komunikasi yang kita lakukan bisa efektif, apabila cara penyampaian pesan yang dilakukan sesuai dengan budaya atau kebiasaan di suatu daerah tersebut, seseorang tidak akan bisa berkomunikasi dengan sesuka hati, karena itu akan menimbulkan dampak burk baik pada diri pengirim pesan maupun orang yang menerima pesan.
Cara paling mudah menerapkan Etika komunikasi sosial budaya ialah pihak-pihak yang terlibat dalam proses komunikasi, bahkan kita semuanya sebagai anggota masyarakat, perlu memperhatikan beberapa hal berikut ini :
nilai-nilai dan norma-norma sosial budaya setempat
segala aturan, ketentuan, tata tertib yang sudah disepakati
adat istiadat, kebiasaan yang dijaga kelestariannya
tata krama, pergaulan yang baik
norma kesusilaan dan budi pekerti
norma sopan santun dalam segala tindakan
Contoh: Etika dalam budaya sunda berbeda dengan budaya Melayu. Dalam berkomunikasi, Budaya sunda lebih dikenal dengan High Context dan Melayu (Sumatera) dengan Low Context, dimana etika yang digakan berbeda, tegantung budaya dan terikat oleh budaya.
Sumber Bacaan:
Mulyana, Deddy. 2008. Komunikasi Efektif: Suatu Pendekatan Lintas budaya. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Mulyana, Deddy. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
http://id.wikipedia.org/wiki/Etika
http://id.wikipedia.org/wiki/Penelitian_kualitatif
http://id.wikipedia.org/wiki/Komunikasi_antarbudaya
http://www.slideshare.net/Hennov/penelitian-kualitatif-14605311
http://enhiespearzt.blogspot.com/2011/12/etika-komunikasi-sosial-budaya.html
No comments:
Post a Comment