ilustrasi by: soerya.surabaya.go.id - |
1. Pengertian Komunikasi Verbal
Istilah verbal dalam kamus bahasa indonesia adalah lisan, maksudnya komunikasi dilakukan antara pembicara dan pendengar hanya menggunakan lisan saja. Mahmud Machfoedz mengungkapkan bahwa komunikasi verbal ialah ”Komunikasi yang dilakukan secara lisan melalui suatu percakapan”.
Dalam komunikasi cukup dikenal istilah verbal dan non verbal sebagai bentuk dari pesan yang disampaikan. Kedua istilah ini cukup familiar sehingga hampir dalam setiap buku yang mengulas tentang komunikasi, selalu menyertakan kalimat verbal dan non verbal. Kedua istilah ini erat kaitannya dengan proses penyampaian pesan, yakni dengan bahasa tanda atau bahasa tutur. Berikut akan dipaparkan mengenai bahasa verbal melalui preafektif buku Joseph A. Devito >>Makalah Full Download Disini<<
.
Komunikasi verbal merupakan komunikasi dengan pesan yang berbentuk pesan verbal atau sering dakatakan sebagai pesan dengan kata-kata. Komunikasi ini dapat dikomunikasikan dengan bentuk voice (lisan ) atau teks (tulisan). Menurut Joseph A. Devito, komunikasi verbal merupakan komunikasi dengan bahasa dapat dibayangkan sebagai kode, atau sistem symbol, yang digunakan untuk membentuk pesan-pesan verbal. Dapat didefinisikan bahwa bahasa sebagai sisitem produktif yang dapat dialih-alihkan dan terdiri atas symbol-simbol yang cepat lenyap, bermakna bebas, serta dipancarkan secara cultural.
Mengutip dari tokoh lain, Jalaluddin Rakhmat (1994), mendefinisikan bahasa secara fungsional dan formal. Secara fungsional, bahasa diartikan sebagai alat yang dimiliki bersama untuk mengungkapkan gagasan. Ia menekankan dimiliki bersama, karena bahasa hanya dapat dipahami bila ada kesepakatan di antara anggota-anggota kelompok sosial untuk menggunakannya. Secara formal, bahasa diartikan sebagai semua kalimat yang terbayangkan, yang dapat dibuat menurut peraturan tatabahasa. Setiap bahasa mempunyai peraturan bagaimana kata-kata harus disusun dan dirangkaikan supaya memberi arti.
Sedangkan menurut Deddy Mulyana (2005), simbol atau pesan verbal adalah semua jenis simbol yang menggunakan satu kata atau lebih. Bahasa dapat juga dianggap sebagai sistem kode verbal. Bahasa dapat didefinisikan sebagai seperangkat simbol, dengan aturan untuk mengkombinasikan simbol-simbol tersebut, yang digunakan dan dipahami suatu komunitas.
Pendapat lain mengatakan komunikasi verbal (verbal communication) adalah bentuk komunikasi yang disampaikan komunikator kepada komunikan dengan cara tertulis (written) atau lisan (oral). Komunikasi verbal menempati porsi besar. Karena kenyataannya, ide-ide, pemikiran atau keputusan, lebih mudah disampaikan secara verbal ketimbang non verbal. Dengan harapan, komunikan (baik pendengar maun pembaca ) bisa lebih mudah memahami pesan-pesan yang disampaikan.
Beberapa tokoh mengatakan, untuk melakukan komunikasi jenis ini dapat dilakukan dengan berbicara dan menulis serta mendengarkan dan membaca. Untuk bicara dan menulis yakni pada umumnya untuk menyampaikan, orang cenderung lebih menyukai speaking (berbicara) ketimbang (writing ). Selain karena praktis, speaking dianggap lebih mudah “menyentuh” sasaran karena langsung didengar komunikan. Namun bukan berarti pesan tertulis tidak penting. Untuk menyampaikan pesan bisnis yang panjang dan memerlukan pemahaman dan pengkajian matang, diperlukan pula penyampaian writing. Semisal penyampaian bussines report. Sangat tidak mungkin jika hanya disampaikan dengan berbicara.
Lalu, untuk mendengarkan dan membaca, kenyataan menunjukkan, pelaku bisnis lebih sering mendapatkan informasi ketimbang menyampaikan informasi. Dan aktivitas penerimaan informasi.pesan bisnis ini dilakukan lewat proses (listening) mendengarkan dan membaca (reading). Sayangnya, kenyataan juga menunjukkan, masih banyak di antara kalangan bisnis yang tidak memiliki kemampuan dan kemauan memadai untuk melakukan proses reading dan listening ini. Sehingga pesan penting sering hanya berlalu begitu saja, dan hanya sebagian kecil yang tercerna dengan baik.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa komunikasi verbal adalah suatu kegiatan percakapan/penyampaian informasi yang dilakukan oleh seseorang kepada orang lain, baik secara lisan maupun tulisan.
Lebih lengkap Devito mengemukakan, bahasa bersifat produktif, terbuka, kreatif, hal ini dimaksudkan bahwa pesan-pesan verbal merupakan gagasan baru. Tentu ada pengecualian dari kaidah umum ini, tetapi tidak banyak dan tidak penting. Sebagai contoh, pesan seperti ‘Apa kabar?’ ‘Selamat malam’ tidaklah produktif kerena kata-kata ini tidak tercipta baru setiap kali diucapkan. Pengecualian seperti ini dikesampingkan, karena semua pesan verbal tercipta pada saat diutarakan. Ketika berbicara, tidaklah mengulang kalimat-kalimat hasil mengingat melainkan menciptakan sendiri kalimat baru. Begitu pula dengan pemahaman atas bahasa verbal menunjukkan produktifitas dalam arti bahwa dapat memahami pemikiran-pemikiran baru yang dikemukakan.
Bahasa bersifat pengalihan, Devito menganggap bahwa bahasa verbal merupakan suatu bentuk pengalihan dikarenakan kita dapat berbicara mengenai hal-hal yang jauh dari kita, baik dari segi tempat maupun waktu. Seseorang dapat berbicara mengenai sejarah atau tragedy masa lalu, atau sebaliknya yakni masa depan yang jauh masa akan datang, atau berbicara mengenai saat ini yang sedang terjadi. Terkadang seseorang juga akan berbicara mengenai pengalaman yang pernah dialami baik pengalaman natural atau super natural.
Selain itu, Devito juga mengatakan bahwa bahasa verbal merupakan bahasa yang cepat lenyap ‘pelenyapan cepat’. Dengan kata lain suara bicara dapat melenyap dengan cepat. Suara harus diterima dengan segera, setelah itu dikirimkan atau tidak akan pernah menerimanya. Sudah bawang tentu, semua isyarat berangsur-angsur tidaklah permanen. Tetapi, bahasa verbal merupakan isyarat suara yang barangkali merupakan yang paling tidak permanen diantara semua media komunikasi, hal inilah yang dikatakan oleh Devito, bahwa bahasa verbal merupakan ‘Pelenyapan cepat’.
Tak hanya itu, Devito juga mengatakan bahwa bahasa mempunyai kebebasan makna, tidak memiliki karakteristik atau sifat fisik dari benda atau hal yang mereka gambarkan. Devito mencontohkan: Kata anggur tidak lebih lezat ketimbang kata bulgur. Suatu kata memiliki arti atau makna yang mereka gambarkan karena seseoranglah yang secara bebas menentukan arti atau maknanya.
Kemudian, Devito juga mengatakan bahwa bentuk bahasa manusia dipancarkan secara budaya atau tradisional. Seorang anak yang dibesarkan dalam lingkungan keluarga yang berbahasa Inggris akan menguasai bahasa Inggris sebagai bahasa ibu, apa pun bahsa orangtua kandungnya. Karunia genetic bahasa bagi manusia berkaitan dengan bahasa manusia secara umum, tidak dengan bahasa manusia tertentu.
Pembahasan lebih lengkap mengenai bahasa verbal, akan dipaparkan dalam bab berikutnya. Baik mengenai kaidah bahasa,implikasi untuk komunikasi antarmanusia dan sebaganinya.
2. Tujuan dari Pembahasan
Tujuan dari bahasan mengenai komunikasi verbal ini, yakni mengidentifikasi beberapa prinsip dasar bahasa dan implikasinya pada komunikasi interpersonal: (1) realitas bahasa simbol (2) ungkapan bahasa fakta dan penarikan kesimpulan (3) ungkapan bahasa antara denotasi dan konotasi (4) bahasa dapat mengkritisi dan menghargai (5) bahasa dapat mengaburkan tanda (6) dan bahasa dapat menegaskan dan meragukan. itulah urutan prinsip bahasa sekaligus menunjukkan bagaimana Anda dapat menggunakannya secara efektif.
Istilah verbal dalam kamus bahasa indonesia adalah lisan, maksudnya komunikasi dilakukan antara pembicara dan pendengar hanya menggunakan lisan saja. Mahmud Machfoedz mengungkapkan bahwa komunikasi verbal ialah ”Komunikasi yang dilakukan secara lisan melalui suatu percakapan”.
Dalam komunikasi cukup dikenal istilah verbal dan non verbal sebagai bentuk dari pesan yang disampaikan. Kedua istilah ini cukup familiar sehingga hampir dalam setiap buku yang mengulas tentang komunikasi, selalu menyertakan kalimat verbal dan non verbal. Kedua istilah ini erat kaitannya dengan proses penyampaian pesan, yakni dengan bahasa tanda atau bahasa tutur. Berikut akan dipaparkan mengenai bahasa verbal melalui preafektif buku Joseph A. Devito >>Makalah Full Download Disini<<
.
Komunikasi verbal merupakan komunikasi dengan pesan yang berbentuk pesan verbal atau sering dakatakan sebagai pesan dengan kata-kata. Komunikasi ini dapat dikomunikasikan dengan bentuk voice (lisan ) atau teks (tulisan). Menurut Joseph A. Devito, komunikasi verbal merupakan komunikasi dengan bahasa dapat dibayangkan sebagai kode, atau sistem symbol, yang digunakan untuk membentuk pesan-pesan verbal. Dapat didefinisikan bahwa bahasa sebagai sisitem produktif yang dapat dialih-alihkan dan terdiri atas symbol-simbol yang cepat lenyap, bermakna bebas, serta dipancarkan secara cultural.
Mengutip dari tokoh lain, Jalaluddin Rakhmat (1994), mendefinisikan bahasa secara fungsional dan formal. Secara fungsional, bahasa diartikan sebagai alat yang dimiliki bersama untuk mengungkapkan gagasan. Ia menekankan dimiliki bersama, karena bahasa hanya dapat dipahami bila ada kesepakatan di antara anggota-anggota kelompok sosial untuk menggunakannya. Secara formal, bahasa diartikan sebagai semua kalimat yang terbayangkan, yang dapat dibuat menurut peraturan tatabahasa. Setiap bahasa mempunyai peraturan bagaimana kata-kata harus disusun dan dirangkaikan supaya memberi arti.
Sedangkan menurut Deddy Mulyana (2005), simbol atau pesan verbal adalah semua jenis simbol yang menggunakan satu kata atau lebih. Bahasa dapat juga dianggap sebagai sistem kode verbal. Bahasa dapat didefinisikan sebagai seperangkat simbol, dengan aturan untuk mengkombinasikan simbol-simbol tersebut, yang digunakan dan dipahami suatu komunitas.
Pendapat lain mengatakan komunikasi verbal (verbal communication) adalah bentuk komunikasi yang disampaikan komunikator kepada komunikan dengan cara tertulis (written) atau lisan (oral). Komunikasi verbal menempati porsi besar. Karena kenyataannya, ide-ide, pemikiran atau keputusan, lebih mudah disampaikan secara verbal ketimbang non verbal. Dengan harapan, komunikan (baik pendengar maun pembaca ) bisa lebih mudah memahami pesan-pesan yang disampaikan.
Beberapa tokoh mengatakan, untuk melakukan komunikasi jenis ini dapat dilakukan dengan berbicara dan menulis serta mendengarkan dan membaca. Untuk bicara dan menulis yakni pada umumnya untuk menyampaikan, orang cenderung lebih menyukai speaking (berbicara) ketimbang (writing ). Selain karena praktis, speaking dianggap lebih mudah “menyentuh” sasaran karena langsung didengar komunikan. Namun bukan berarti pesan tertulis tidak penting. Untuk menyampaikan pesan bisnis yang panjang dan memerlukan pemahaman dan pengkajian matang, diperlukan pula penyampaian writing. Semisal penyampaian bussines report. Sangat tidak mungkin jika hanya disampaikan dengan berbicara.
Lalu, untuk mendengarkan dan membaca, kenyataan menunjukkan, pelaku bisnis lebih sering mendapatkan informasi ketimbang menyampaikan informasi. Dan aktivitas penerimaan informasi.pesan bisnis ini dilakukan lewat proses (listening) mendengarkan dan membaca (reading). Sayangnya, kenyataan juga menunjukkan, masih banyak di antara kalangan bisnis yang tidak memiliki kemampuan dan kemauan memadai untuk melakukan proses reading dan listening ini. Sehingga pesan penting sering hanya berlalu begitu saja, dan hanya sebagian kecil yang tercerna dengan baik.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa komunikasi verbal adalah suatu kegiatan percakapan/penyampaian informasi yang dilakukan oleh seseorang kepada orang lain, baik secara lisan maupun tulisan.
Lebih lengkap Devito mengemukakan, bahasa bersifat produktif, terbuka, kreatif, hal ini dimaksudkan bahwa pesan-pesan verbal merupakan gagasan baru. Tentu ada pengecualian dari kaidah umum ini, tetapi tidak banyak dan tidak penting. Sebagai contoh, pesan seperti ‘Apa kabar?’ ‘Selamat malam’ tidaklah produktif kerena kata-kata ini tidak tercipta baru setiap kali diucapkan. Pengecualian seperti ini dikesampingkan, karena semua pesan verbal tercipta pada saat diutarakan. Ketika berbicara, tidaklah mengulang kalimat-kalimat hasil mengingat melainkan menciptakan sendiri kalimat baru. Begitu pula dengan pemahaman atas bahasa verbal menunjukkan produktifitas dalam arti bahwa dapat memahami pemikiran-pemikiran baru yang dikemukakan.
Bahasa bersifat pengalihan, Devito menganggap bahwa bahasa verbal merupakan suatu bentuk pengalihan dikarenakan kita dapat berbicara mengenai hal-hal yang jauh dari kita, baik dari segi tempat maupun waktu. Seseorang dapat berbicara mengenai sejarah atau tragedy masa lalu, atau sebaliknya yakni masa depan yang jauh masa akan datang, atau berbicara mengenai saat ini yang sedang terjadi. Terkadang seseorang juga akan berbicara mengenai pengalaman yang pernah dialami baik pengalaman natural atau super natural.
Selain itu, Devito juga mengatakan bahwa bahasa verbal merupakan bahasa yang cepat lenyap ‘pelenyapan cepat’. Dengan kata lain suara bicara dapat melenyap dengan cepat. Suara harus diterima dengan segera, setelah itu dikirimkan atau tidak akan pernah menerimanya. Sudah bawang tentu, semua isyarat berangsur-angsur tidaklah permanen. Tetapi, bahasa verbal merupakan isyarat suara yang barangkali merupakan yang paling tidak permanen diantara semua media komunikasi, hal inilah yang dikatakan oleh Devito, bahwa bahasa verbal merupakan ‘Pelenyapan cepat’.
Tak hanya itu, Devito juga mengatakan bahwa bahasa mempunyai kebebasan makna, tidak memiliki karakteristik atau sifat fisik dari benda atau hal yang mereka gambarkan. Devito mencontohkan: Kata anggur tidak lebih lezat ketimbang kata bulgur. Suatu kata memiliki arti atau makna yang mereka gambarkan karena seseoranglah yang secara bebas menentukan arti atau maknanya.
Kemudian, Devito juga mengatakan bahwa bentuk bahasa manusia dipancarkan secara budaya atau tradisional. Seorang anak yang dibesarkan dalam lingkungan keluarga yang berbahasa Inggris akan menguasai bahasa Inggris sebagai bahasa ibu, apa pun bahsa orangtua kandungnya. Karunia genetic bahasa bagi manusia berkaitan dengan bahasa manusia secara umum, tidak dengan bahasa manusia tertentu.
Pembahasan lebih lengkap mengenai bahasa verbal, akan dipaparkan dalam bab berikutnya. Baik mengenai kaidah bahasa,implikasi untuk komunikasi antarmanusia dan sebaganinya.
2. Tujuan dari Pembahasan
Tujuan dari bahasan mengenai komunikasi verbal ini, yakni mengidentifikasi beberapa prinsip dasar bahasa dan implikasinya pada komunikasi interpersonal: (1) realitas bahasa simbol (2) ungkapan bahasa fakta dan penarikan kesimpulan (3) ungkapan bahasa antara denotasi dan konotasi (4) bahasa dapat mengkritisi dan menghargai (5) bahasa dapat mengaburkan tanda (6) dan bahasa dapat menegaskan dan meragukan. itulah urutan prinsip bahasa sekaligus menunjukkan bagaimana Anda dapat menggunakannya secara efektif.
No comments:
Post a Comment