ilustrasi dari www.laskardiponegoro.com |
Direktur Kompas Cyber Media (KCM) Ninok Leksono seperti dikutip oleh
Zabidina dalam artikel Mengenal Jurnalisme Online [1] menyebutkan, kehadiran media online ini jelas telah mengubah paradigma baru
pemberitaan, yakni event on the making.
Maksudnya, berita yang muncul tidak disiarkan beberapa menit, jam, hari, atau
minggu, tetapi begitu terjadi langsung di-upload
(dimasukkan) ke dalam situs web media online
.
Teknologi yang terbilang baru ini telah mencatat sejarah dan telah
membuka jalan bagi banyak perusahaan untuk menjangkau audiens bersifat global,
tanpa perantara, dengan biaya yang rendah. Tidak terkalahkan oleh media
tradisional (media terdahulu) yang harus mengeluarkan banyak modal untuk sekali
cetak (terbit) (Vivian, 2008:528).
Awal mula tumbuh dan
berkembangnya media online yaitu dari mulai ditemukannya teknologi
internet. Jhon Vivian dalam buku Teori
Komunikasi Massa (2008:262) menjelaskan sebagai berikut:
Internet muncul sebagai medium massa besar kedelapan
dengan banyak isi, terutama melalui web coding, yang melebihi media
tradisional dalam banyak hal. Dari serangkaian teknologi baru, media online (jurnalisme online ) muncul di pertengahan tahun 1990-an sebagai medim massa
baru yang teramat kuat. Hampir semua orang dapat mengaksesnya sejauh komputer
mendapat jaringan yang terhubung dengan internet. Dengan beberapa kali tekan mouse sudah dapat masuk kelautan
informasi dan hiburan yang ada di seruh dunia.
Dalam sebuah artikel di internet[2] mengatakan, Media online pertama kali di dunia ketika Mark Drugle
membeberkan cerita perselingkuhan Presiden Amerika Serikat Bill Clinton dengan
Monica Lewinsky. Karena dengan melalui internet penyebaran berita tersebut maka
semua orang yang mengakses internet segera mengetahui rincian cerita tersebut. Itulah awal mula merebaknya jurnalisme online (media online
) dan mulai dikenalnya media online di dunia.
Pendapat lain berbeda pula, seperti yang
dikatakan oleh Carlson (2001) dikutip oleh
Mark Deuze dalam makalahnya yang berjudul Online Journalisms,bahwa
media online pertama yaitu Chicago Tribune,
Pada bulan Mei 1992 Chicago Online , koran layanan pertama di America Online , diluncurkan oleh Chicago Tribune di Amerika Serikat. Pada
April 2001 database berbasis Editor & Publisher Interaktif catatan berisi
12.878 newsmedia online . Ini usaha
jurnalistik didefinisikan sebagai: "Semua media dengan kehadiran web"[3].
Untuk perkembangan
media online di Indonesia sendiri, banyak sumber yang
mangatakan yaitu Detik.com lah yang mempeloporinya pada tanggal 9 Juli 1998. Seperti yang di utarakan oleh Budino
Darsono dalam makalahnya yang berjudul Cybermedia: Seni Memadu Komunikasi,
Telekomunikasi dan Teknologi yang
di publikasi di internet, mengatakan:
Salah satu bidang yang sangat menikmati
kemudahan dan keterbukaan teknologi web adalah pers. Tidak lama berselang
sesudah web mulai banyak dikunjungi orang seantero bumi, pers online – kemudian dikenal dengan istilah
cybermedia bermunculan. Dan pers Indonesia pun ambil bagian dalam trend ini.
Pada awalnya, Indonesia dimulai pada tahun
1995. Beberapa perusahaan pers cetak memajang produknya di situs web. Harian
Republika (http://www.republika.co.id) dan Harian Kompas
(http://www.kompas.com) adalah contoh perusahaan pers di Indonesia yang
mengawali pemanfaatan web sebagai media publikasinya; dan lalu disusul oleh
media -media cetak lain.
Kini hampir semua perusahaan pers di
Indonesia sudah memiliki versi online nya.
Dari serius mengelolanya hingga sekadar ‘punya’ web. Seakan versi online atau web ini bisa mengangkat gengsi
perusahaan pers cetak, radio ataupun televisi.
Kemudian muncullah detikcom
(http://www.detik.com) yang menggarap berita online dengan memanfaatkan
karakter sekaligus kemampuan internet. Oleh banyak orang, detikcom dinilai
sebagai pelopor praktek cybermedia di Indonesia.
Rivki dalam laporan magang (2009:1) mengatakan, bahwa kehadiran media online di Indonesia berkembang pesat dibuktikan
dengan banyaknya kelahiran situs-situs penyaji berita dalam kurun waktu sepuluh
tahun terakhir seperti, Kapanlagi.com yang berdiri pada Agustus 2003, Okezone.com yang
berdiri pada 29 Desember 2006, dan Vivanews.com
yang berdiri pada 15 September 2008 . Sebenarnya sejak tahun 1994, sudah
banyak penerbit media yang melansir versi online dari atau
majalah mereka. TempoInteraktif.com, bahkan didirikan sebagai bentuk alternatif
untuk menggantikan majalah Tempo yang saat itu terkena bredel. Namun Detik.com
yang diluncurkan di Jakarta pada 9 Juli 1998 menjadi pemain pertama dalam
bidang media online di Indonesia
jika dirunut pada bentuk idealnya media online
.
Perkembangan media online di Indonesia terus berlanjut hingga saat
ini, Peneliti dapat melihat dari banyaknya situs berita yang terbit di internet
dari mulai BandungNews.com, BeritaIndonesia.com dan bahkan media-media yang
terbit untuk melengkapi versi cetak seperti Pikiran Rakyat Online dan sebagainya. Namun
dapat di simpulkan bahwa awal mula media online
yaitu dari adanya internet pertama
dikenalkan oleh militer Amerika, dan terus berkembang hingga Indonesia dengan
terbitnya media online Detik.com.
Analisis
1.
Perbedaan Media di Internet dan Media Lain
Pebedaan yang signifikan anatara media yang terbit di internet dan
media cetak atau elektronik menurut Jhon Vivian (2008:270), yaitu
terdapat pada feed back (umpan balik). Media internet dapat menerima
umpan balik secepat mungkin atau setelah komunikan menerima pesan tersebut.
Berbeda dengan media cetak atau internet yang harus tertunda beberapa saat.
Syarifudin Yunus (2010:27) mengutarakan perbedaan media Elektronik,
media cetak dan media online secara
subtansial dapat dilihat berdasarkan pencarian, pengumpulan, pengolahan, dan
penyebaran berita yang dilakukan. Perbedaan tersebut diantaranya dalam filosofi
penyajian berita, positioning masing-masing jenis media, teknis
pengelolaan, dan target audiens (komunikan, pembaca, pendengar, pemirsa, user).
Dalam modul kuliah yang disajikan oleh Edwi Arief Sosiawan[4] yang bertema Pengantar Ilmu Komunikasi terlihat jelas dari segi penggunaan
diantaranya:
Pertama, penggunaan internet sebagai medium untuk berkomunikasi menuntut penggunanya
memiliki pengetahuan cara menggunakan software komputer secara umum dan software
aplikasi internet secara khusus. Disini berarti terdapat penggunaan dan
pengembangan kognitif dari pengguna internet. Semula penggunaan media
komunikasi klasik oleh pengguna bersifat pasif sedangkan penggunaan internet
memaksakan penggunanya memiliki kemampuan intelegensi dalam menggunakan
internet. Ini lama kelamaan akan membawa dampak kepada ketergantungan
kesuksesan hidup pada penguasaan pengetahuan dan teknologi.
Kedua, komunikasi dalam internet memiliki konteks
komunikasi massa tetapi juga membentuk komunikasi personal dalam jumlah banyak.
Konteks komunikasi personal dalam jumlah banyak disini memiliki arti bahwa
pengguna internet dalam melakukan komunikasi berhadapan dengan pengguna lain
dalam jumlah banyak yang masing-masing berperan sebagai komunikator dan
komunikan.
Ketiga, sifat dan bentuk pesan-pesan yang
disampaikan melalui semua media komunikasi klasik, dimiliki oleh medium
internet; artinya dalam internet pengiriman pesan menggunakan berbagai bentuk seperti teks, grafis, video dan suara.
Keempat, pengiriman dan penerimaan serta umpan balik
pesan yang disampaikan oleh komunikator dan komunikan relatif lebih cepat
dengan penundaan jauh lebih singkat.
Kelima, dalam
komunikasi melalui internet dimungkinkan terjadinya komunikasi antar berbagai
personal yang rentang perbedaan baik secara sosiologis maupun budaya sangat
berbeda. Komunikator maupun komunikan adalah person-person yang mungkin sekali
berbeda bahasa, budaya, ras, bangsa latar belakang sosial ekonomi, pendidikan
dan sebagainya.
Terakhir, dalam segi dokumentasi atau pengarsipan, media di
internet lebih simple dan dapat dilihat kapanpun dan dimanapun (tidak terbatas
ruang dan waktu), dan juga dapat mengulang berita atau informasi kapan saja.
Tidak seperti televisi dan radio yang tidak berulang.
Sedangkan perbedaan karakteristik internet dengan media klasik dalam
sistem dan operasional sebagai alat maupun medium komunikasi yaitu:
a) Perbedaan
utama dan makro tersebut yaitu; internet adalah media berbasis komputer yang semula berawal
dari media “tools” untuk menyimpan serta mengolah informasi data.
b) Internet sebagai media komunikasi memiliki
penawaran interaktif yang dinamis terhadap penggunanya/user, jauh melebihi penawaran interaktif pada media televisi dan
radio (yang terbatas pada satu program dan isi materi acara). Bahkan internet
memberikan penawaran pencarian informasi yang diinginkan melalui fasilitas query
dan boelan dengan menggunakan kata kunci (keywords). Lebih jauh
lagi media internet mampu mengurangi pola
komunikasi yang berwujud kontak langsung seperti surat menyurat ataupun wicara
interpersonal dengan fasilitas electronic mail (e-mail) dan Internet
Relay Chat (IRC).
c) Media internet mampu menjadi pusat informasi
dan sumber informasi yang tidak terbatas dan pada suatu institusi tetapi juga
memberikan kesempatan pada setiap user/individu untuk menjadi
sumber/komunikator.
d) Luas jangkauan dari media internet tentu saja
melintas antarbenua, antarnegara, serta antarbudaya. Sehingga dengan demikian
batasan-batasan dalam fisik dalam melakukan komunikasi semakin dinisbikan
melalui internet, implikasi ini juga memperjelas
bahwa terdapat interaksi abstrak secara struktural.
e) Fungsi internet sebagai media, selain sama
dengan fungsi media lain, media internet memiliki penawaran untuk pengembangan bidang jasa maupun bisnis sebagai
bagian gaya hidup. Beberapa produk yang tersedia dapat dirancang, dipilih dan
dipesan hanya melalui fasilitas E-commerce dan net-worked
intelligence. Dalam bidang jasa memungkinkan orang bekerja dimana saja
tanpa memerlukan tempat yang riil
seperti lazimnya, yang membawa pada embrio fenomena virtual (maya) dalam
segala aspek lalu-lintas barang dan jasa (Ancok, 2000 : 2).
f) Perbedaan yang terakhir dari lateral sebagai
media lebih menonjolkan superior media internet sebagai media yang “beraneka
rupa” (mulfaceted ) yang berisi banyak perbedaan konfigurasi proses
komunikasi pada fasilitas-fasilitas yang dimiliki[5].
2.
Keunggulan dan Kekurangan Media Online
Setelah munculnya media online bukan berarti
menggeser media cetak dan elektronik karena media online memiliki keunggulan
yang lebih dari pada media cetak dan elektronik. Media online memiliki wilayah
konsumen (pembaca/komunikan) tersendiri hanya saja media online memiliki keunggulan
yang tidak dimiliki oleh media cetak dan elektronik.
Media online
merupakan salah satu jenis media
massa yang popular dan bersifat khas. Kekhasan media online terletak pada
keharusan memiliki jaringan teknologi informasi dan menggunakan perangkat
komputer, di samping pengetahuan tentang program komputer untuk mengakses
informasi/berita. Keunggulan media online
adalah informasi/berita bersifat up to date, real time, dan praktis
(Yunus, 2010:32).
1.
Up to date, media online
dapat melakukan upgrade (pembaharuan) suatu informasi atau berita dari waktu ke
waktu dan dimana saja, tidak melulu menggunakan bantuan komputer, tetapi
fasilitas teknologi pada handphone
(telepon genggam) atau lebih spesifik dengan kata smart phone (telpon genggam yang telah memiliki fasilitas teknologi
internet). Hal ini terjadi karena media online
memiliki proses penyajian
informasi/berita yang lebih mudah dan sederhana.
2.
Real time, cara penyajian berita yang sederhana tersebut
menjadikan media online dapat langsung menyajikan informasi dan
berita saat peristiwa berlangsung hal ini yang dimaksud dengan real time. Wartawan media online dapat mengirimkan informasi langsung ke
meja redaksi dari lokasi peristiwa dengan bantuan telepon atau fasilitas
internet seperti E-Mail dan lainnya.
3. Praktis, media online terbilang praktis
karena kemudahan untuk mendapatkan berita dan informasinya, kapan saja bila
diinginkan media online dapat dibuka dan dibaca sejauh didukung
oleh fasilitas teknologi internet. Handphone
yang memiliki fasilitas koneksi internet, komputer yang memiliki sambungan
internet baik di perkantoran atau di rumah, dan dapat pula di warung internet
(warnet).
Tidak
hanya up to date, real time, dan
praktis saja, keunggulan lain yaitu meliputi multimedia, interaktif, dan hyperlink seperti berikut:
Menyertakan unsur-unsur multimedia adalah keunggulan lain
media online , yang membuat media ini
mampu menyajikan bentuk dan isi publikasi yang lebih kaya ketimbang media
tradisional. keunggulan ini, terutama sekali, berlangsung pada media online yang berjalan di atas web.
Selain itu, media online
dapat dengan mudah bersifat
interaktif. Dengan memanfaatkan hyperlink
yang terdapat pada web, karya-karya jurnalisme online dapat menyajikan
informasi yang terhubung dengan sumber-sumber lain. Ini berarti,
pengguna/pembaca dapat menikmati informasi secara efisien dan efektif namun
tetap terjaga dan didorong untuk mendapatkan pendalaman dan titik pandang yang
lebih luas—bahkan sama sekali berbeda.
Interaktivitas media online
tentu bukan hanya didukung oleh
kemampuan teknologi internet dalam menyediakan hyperlink. Teknologi internet juga membuka peluang kepada para
media online untuk menyediakan features yang memungkinkan
sajiannya bersifat customized—tersaji sesuai dengan preferensi masing-masing
pengguna/pembacanya; yang memungkinkan para pengguna/pembaca berinteraksi
dengan lebih cepat, lebih sering, lebih intens dengan sesama pengguna/pembaca,
narasumber, bahan-bahan berita, dan jurnalisnya sendiri. Ujung-ujungnya, media online mampu membangun hubungan yang partisipatif
dengan pemirsanya[6].
Dengan keunggulan-keunggulan tersebut, media online tidak hanya dimiliki oleh institusi media
yang menerbitkan secara online namun saat ini media cetak dan media elektonik
juga memiliki versi online untuk melengkapai kekurangannya hal ini
dimaksudkan untuk memaksimalkan audien (Vivian:2008:286).
Pendapat yang sama juga dikatakan oleh
Septiawan Santana dalam bukunya yang berjudul Jurnalisme Kontemporer (2005:136-137) yaitu:
Model situs berita secara general yang
kebanyakan digunakan oleh media berita tradisional sekedar merupakan edisi online dari media induknya. Isi orisinilnya
diciptakan kembali oleh internet dengan cara mengintensifkan isi dengan
kapabilitas-kapabilitas teknis dari cyberpace.
Sejumlah fitur interaktif dan fungsi-fungsi multimedia ditambahkan. Isinya
di update lebih sering daripada
medium induknya. Misalnya Washington Post Online
(www.washingtonpost.com), CNN Interaktive (www.CNN.com), dan
di Indonesia ada Kompas Online (kompas.com) dan lainnya.
Media
online bisa dikatakan media tersempurna
dibandingkan dengan media sebelumnya (media tradisional). Selain terbitnya real time media online juga dapat
menerbitkan berita berupa tulisan, audio, dan video layaknya surat kabar,
radio, dan televisi. Namun tidaklah sesempurna itu, media online juga mempunyai
kekurangan. Hanya saja kekurangan media online
lebih kepada komunikan atau audien.
Meski memiliki audien yang lebih global dan luas, media online tidak akan mampu
menjangkau khalayak yang masih terisolasi oleh teknologi.
Dalam
buku Teori Komunikasi Massa yang
disusun oleh Jhon Vivian (2008:286) mengatakan, ada problem yakni banyak
belahan dunia yang belum bisa akses ke internet. Semua negara di Timur Tengah
dan Afrika secara keseluruhan hanya punya 7,5 juta pengguna web. Termasuk
Indonesia yang masih sangat minim dalam akses internet.
Werner
J. Severin dan James W. Tankard mengutip
dari Nando Times (1998) dalam bukunya
yang berjudul . Teori Komunikasi:
Sejarah, Merode, dan Terapan di Media Massa (2005:454) yang mengatakan
bahwa hasil survei yang dilakukan oleh Grllupe Organization untuk penelitian
pasar online menunjukkan bahwa kaum muda mengakses
internet tidak untuk mencari informasi dan berita melainkan beragam tujuan,
hanya kaum dewasa dengan umur 35 tahun sampai dengan 54 tahun yang
menggunakannya untuk berita dan informasi.
2.
Media Islami
Media Islami adalah media yang memiliki
identik. Kata ‘Islam’ menunjukkan suatu identitas. Agar bisa disebut sebagai
orang Islam, seseorang minimal harus sudah mengucapkan kalimat syahadat,
mengakui bahwa tiada Tuhan selain Allah dan bahwa Nabi Muhammad SAW adalah
utusan Allah[7].
1. Media itu harus dimiliki oleh orang Islam.
Jika kepemilikannya bersifat kolektif (misalnya, saham perusahaan media itu
sudah diperjualbelikan untuk umum di bursa efek), mayoritas saham harus
dimiliki orang Islam.
2. Media itu sedikit banyak harus mengemban misi
dakwah, yakni misi mengagungkan agama Allah, menyebarkan nilai-nilai ajaran
Islam, memajukan dan mencerdaskan umat Islam, dan sebagainya. Ini bukan berarti
media itu harus semata-mata diisi dengan kumpulan kotbah agama.
3. Media Islam harus menerapkan etika dan
nilai-nilai ajaran Islam, dalam menjalankan bisnis perusahaan dan aktivitas
keredaksian. Jika syarat kedua berkaitan dengan niat dan tujuan, maka syarat
ketiga ini berkaitan dengan cara mencapai tujuan.
Dalam aspek bisnis, misalnya, media Islam
tidak membabi buta mencari keuntungan. Tidak semua iklan, betapapun besar
nilainya, akan diterima. Media Islam akan menolak mengiklankan semua hal yang
diharamkan oleh Islam. Jadi, tidak akan ada iklan minuman keras atau makanan
yang mengandung daging babi di media Islam.
3.
Running
news Media Online
Running news berasal dari dua kata yaitu running dan news, running yang
berarti berjalan atau berlari dan news yaitu
berita, bila digabungkan menjadi ’berita berjalan’ atau berita yang sedang
berlangsung saat itu. Menurut Budiono Darsono, running news yaitu satu tema berita yang di dalamnya terdiri dari beberapa item berita dan terus
di up date sesuai perkembangan secara
beraturan yang terdiri dari beberapa sub judul[9].
Tetapi sudah jelas bila dilihat dari tujuan media yaitu memberikan informasi
yang aktual, faktual, dan akurat.
Zaki Habibi dalam artikelnya yang berjudul Citizen Journalism
:Ketika Berita Tidak Hanya Memiliki Satu Muka (20:2007) dalam Jurnal Komunikasi Universitas Islam Indonesia mengatakan:
Online media mengedepankan
konsep yang belakangan disebut sebagai running news. Media tersebut
relatif lebih memiliki ruang penyimpanan dan penampilan berita jauh lebih luas.
Namun, pembaca atau dalam dunia maya disebut user memiliki keterbatasan
ruang baca, yakni seluas layar monitor komputer mereka. Tulisan yang terlalu
panjang, sehingga harus berkali-kali menurunkan tampilan di layar monitor
komputer, hanya mempersulit user dan menurunkan tingkat keterbacaan.
Akhirnya, online media pun mengembangkan struktur penulisan
berita berlanjut. Satu peristiwa dapat diturunkan dalam beberapa laporan secara
beruntun. Jadi, setiap laporan yang tampil di situs web tersebut bukanlah
sebuah berita yang bisa dibilang tuntas, tetapi tidak dapat juga disebut belum
selesai. Berita dalam media semacam ini adalah suatu laporan yang turun segera,
sedekat mungkin waktunya dengan waktu peristiwa terjadi, dan diturunkan
terus-menerus dengan penambahan informasi lanjutan tidak ubahnya seperti orang
yang sedang berlari (running) menuju garis akhir. Di Indonesia salah
satu online media yang masih
bertahan, baik dari segi konsep running news maupun secara bisnis, adalah
detik.com.
Konsep tersebut memang memberikan wacana dan
praktik baru dalam ranah jurnalistik. Meski demikian, hal itu justru memperkaya
khasanah jurnalistik dan memperluas dialog antara beragam bentuk media yang
sudah ada. Sehingga, sinergi dapat terbentuk dan masing-masing berada pada
jalur peran yang spesifik dengan mengembangkan konsep serta bentuk berita yang
khas. Dengan kata lain, perjalanan waktu selama ini menunjukkan bahwa konsep
dan bentuk berita ternyata bertransformasi mencari bentuknya sesuai perubahan
sosial yang terjadi di masyarakat.
Walaupun begitu, prinsip-prinsip jurnalistik ternyata
tidak banyak berubah secara mendasar. Meski bentuk medianya beragam, tetap saja
masih ada logika tentang institusi media sebagai institusi sosial sekaligus
institusi ekonomi dalam masyarakat. Selain itu, masih ada orang yang disebut
sebagai jurnalis selaku pihak yang mencari, mengolah, dan menuliskan atau
menyiarkan informasi yang diperolehnya. Masih ada juga logika
keredakturan/editorial yang berjalan ketat memainkan peran sebagai gatekeeper
alias penyaring informasi. Satu hal lagi yang tidak kalah penting, masih
ada juga posisi audiens media yang cenderung pasif dalam alur produksi dan
distribusi informasi melalui media. Bahkan, audiens dalam kacamata kapitalisme
global terkait industri media dapat disebut juga—meski tidak selalu
identik—sebagai konsumen.
Semakin jelas bahwa media online dikenal oleh masyarakat bukan hanya karena
kebaruannya saja tetapi dari segi berita yang ditampilkan mempunyai gaya
tersendiri dan tidak bisa dilakukan oleh media terdahulu (cetak). Keterbatasan
media lama menjadikan keterhalangan dalam proses penerbitan yang terbatas pada
ruang dan waktu. Konsep jurnalisme online
yang paling popular adalah sifatnya
yang real time di implementasikan ke
dalam running news . Berita, kisah-kisah,
peristiwa-peristiwa, bisa langsung dipublikasikan pada saat kejadian sedang
berlangsung.[10]
Mengutip dari artikel Husnun N
Djuraid yang dimuat di harian Jawa Post[11]
yaitu:
Menilik pemberitaan
koran pada pagi pertama setelah ledakan bom di Hotel
Ritz Carlton dan JW Marriott Jumat (17/7/09), nyaris tidak ada yang eksklusif
dibanding dua media pesaingnya. Yang ada hanyalah running news dari
berita di TV dan internet (media online ).
Penulis
dapat mendefinisikan yang merujuk
dari definisi-definisi di atas bahwa running news yaitu suatu informasi atau
berita yang diliput, ditulis, dan disajikan dengan berbagai bentuk sudut
pandang juga terbagi menjadi beberapa item, akan terus diikuti perkembangannya
dan akan disajikan secara cepat/aktual.
Dengan demikian definisi berita mulai bergeser. Septiawan Santana
mengutip dari surat kabar Kompas yang dicantumkan dalam bukunya yang berjudul Jurnaistik Kontemporer (2005: 134),
Berita bukan lagi peristiwa yang telah berlangsung yang dipublikasikan media
massa, tetapi menjadi peristiwa yang sedang berlangsung yang disiarkan media
massa. Media massa mampu melakukan pemberitaan langsung, ini tentu saja tidak
televisi semata, tetapi juga media online
.
3.2.5
Deskripsi Bentuk Berita Running news
Pendeskripsian bentuk berita running news yaitu penggambaran secara
jelas mengenai bentuk halaman setelah ditayangkan, struktur berita, dan bentuk
penyajiannya. Mengacu pada devinisi berita running
news yaitu berita yang sedang terjadi dan disampaikan dengan berbagai item,
dan berbagai sudut pandang, hingga berita tersebut tuntas.
Setiap item berita yang
diterbitkan tidak dapat dikatakan berita belum selesai, hanya saja dalam
penyajiannya terbagi dan terurai menjadi bermacam-macam sudut pandang. Maka
penggambaran bentuk berita running news
akan terlihat bahwa struktur beritanya lebih ringkas dan lebih padat.
Untuk mengenai bentuk halaman,
Detik Bandung membuat lay-out tidak
terlalu rumit, hal tersebut agar pembaca tidak kesulitan dan merasa melelahkan.
Sebelum judul, terdapat tanggal dan hari penerbitan/penayangan berita. Setelah
itu judul running news dengan warna
biru, dan judul berita/tulisan berwarna merah. Dua paduan warna huruf tersebut
untuk membedakan antara dua judul, agar tidak tertukar dan meminimalisir
kesalah pahaman dari pembaca.
Di bawah atau disamping judul
terdapat foto kejadian atau foto ilustrasi mengenai berita tersebut. Di samping
kiri halaman berita, terdapat kolom untuk iklan, juga kolom komentar tepat di
bawah berita. Pembaca berita (masyarakat) bisa langsung memberikan komentar
(feedback) pada kolom tersebut.
Kolom komentar menampung
segala komentar yang masuk dari pembaca, dan tanpa melalui proses edit. Untuk
komentar/feedback memang tidak ada editing dan sensor, karena lebih kepada
memberikan kewenangan masyarakat untuk berkomentar/berpendapat mengnai berita
tersebut, sehingga apresiasi masyarakat bisa langsung dibaca apabila ada yang
membaca berita tersebut.
Sebagaimana bentuk-bentuk
berita biasanya, running news
disajikan dengan pola piramida terbalik, dari mulai yang terpenting hingga
diakhir berita menjadi yang tidak penting. Tetapi tidak pula tidak penting
untuk bagian akhir berita running news,
sebab berita pada media online sangat pendek, sehingga informasi yang termuat
sangat padat dan seluruh bagiannya menjadi penting.
Namun dalam hal panjang
berita, running news pada media online cendrung lebih pendek dibandingkan dengan
berita staigh news pada media cetak. Hal tersebut dikarenakan masih adanya
sudut pandang lainnya dari berita tersebut yang akan ditayangkan selang
beberapa waktu dari berita sebelumnya.
Berita running news lebih singkat dikarenakan sifat berita tersebut yang
dikonsumsi oleh pembaca menggunakan media komputer, laptop (komputer jinjing),
ataupun handphone. Yang memiliki
besar layar sangat terbatas Pada layar komputer berita yang dapat muncul
terbatas, begitu pula pada layar laptop atau handphone, sedangkan untuk
menurukan halaman terus menerus biasanya pembaca cendrung malas. Hal tersebut
yang mendasari alasan mengapa berita di internet khusunya running news lebih pendek dan singkat selain dari berita tersebut
masih terus ditayangkan dalam sudut pandang lainnya.
Panjang berita rata-rata bila
dihitung dengan perkata (words) yaitu
antara 250 kata sampai dengan 350 kata, sedangkan pada hitungan huruf (characters) yaitu antara 1000 huruf
sampai dengan 2000 huruf per berita. Pada rata-rata tersebut, sudah termuat
seluruh bagian berita yang berumuskan 5 W 1 H.
4.
Latar Belakang Menggunakan Metode Running news
Latar belakang atau alasan
mengapa Media Online Detik
Bandung menggunakan metode penyajian berita running news yaitu bahwa masyarakat atau khalayak saat ini sangat
membutuhkan informasi, dan tentunya informasi tersebut adalah informasi yang
teraktual.
Bila dianalisis bahwa
penggunaan running news sesuai dengan
pernyataan tersebut yaitu bagaimana bisa memenuhi kebutuhan masyarakat akan
berita teraktual. Dalam teori uses and gratifications
yang telah diulas dalam bab terdahulu sebagai berikut: Teori penggunaan dan
pemenuhan kepuasan yang dilihat sebagai kecenderungan yang lebih luas dari
pihak media untuk memberikan kepuasan kepada khalayak.
Dalam teori tersebut
dikemukakan bahwa media berlomba-lomba untuk dapat memberikan kepuasan dalam
hal informasi kepada khalayak. Tidak dapat dipungkiri, saat ini perusahaan
media sangat banyak sekali, baik itu media berskala nasional maupun media skala
lokal. Dengan demikian, persainganpun tentu akan sangat berat. Untuk tetap
bertahan, tetap dibaca, diminati dan dibutuhkan masyarakat, haruslah dapat
mengungguli media lain atau memberikan sesuatu yang lebih dibandingkan media
lain.
Salah satu metode yang
diadopsi oleh Media Online Detik Bandung
untuk pemenuhan kepuasan khalayak yaitu dengan menyajikan berita dengan gaya running news. Karena dalam running news seperti yang dikemukakan di
bagian terdahulu yaitu bagaimana memberikan informasi secara cepat dengan lebih
singkat, jelas dan sarat makna.
Dengan metode tersebut,
keinginan maysarakat/khalayak tentu akan terpenuhi. Khalayak tidak harus
menunggu informasi berlama-lama, pada jam berita berikutnya seperti yang
disajikan oleh televisi. Apalagi menunggu hingga esok hari seperti yang disajikan
oleh media cetak. Kahalayak bisa langsung membaca informasi tersebut secara
aktual seperti yang disajikan oleh media online
.
Dengan pernyataan tersebut dan
teori yang telah dipaparkan, maka Peneliti menyimpulkan bahwa Datik Bandung
menggunakan running news tak lain
untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Pernyataan tersebut sesuai dengan teori
yang diulas di atas, bahwa media berusaha untuk memberikan kepuasan kepada
khalayak agar kebutuhan akan informasi aktual terpenuhi.
Latar belakang penggunaan running news oleh Media Online Detik
Bandung berikutnya yaitu pada kecepatan dalam proses penyajian berita. Pada
media cetak umumnya, berita mempunyai panjang dan sudut pandang yang sangat
luas karena di berbagai sudut pandang dalam satu berita dijadikan dalam satu
tulisan. Dengan hal tersebut tentu akan membutuhkan waktu tidak sebentar dalam
penulisannya.
Sedangkan dalam running news untuk satu item berita yang
disajikan hanya memuat satu sudut pandang, dan untuk sudut pandang berikutnya
atau yang lainnya akan disajiakan dengan item lainnya. Hal ini jelas telah
mempersingkat dan mempercepat dalam penyajian berita per item.
Dalam hal kecepatan penyajian
berita, maka akan berefek pada aktualitas berita tersebut. Kecepatan berita
dipandang dari sudut waktu pembuatan dan penyajian, sedangkan aktualitas yaitu
dilihat dari sudut kebaruan berita. Bila dalam proses penyajiannya membutuhkan
waktu lama, maka secara otomatis berita yang disajikan tidak lagi aktual.
Alasan berikutnya yaitu dalam
hal pembelokan berita dari fakta yang terjadi di lapangan. Menurut pendiri Media
Online Detik.com salah satu alasan yang kuat mengapa
metode ini berkembang di Detik.com yaitu karena media tersebut mengejar
orisinilitas informasi yang akan dikonsumsi oleh khalayak luas.
Dengan metode yang begitu
cepat dalam penyajian running news
tentu tidak sempat terfikir oleh wartawan/jurnalis Detik.com membelokkan sebuah
fakta di lapangan. Hal tersebut dikarenakan mengejar kecepatan berita yang
harus disajikan, waktu yang dibutuhkan oleh seorang wartawan dalam merangkai
sebuah berita dan informasi tidak cukup lama, dan tentutunya tidak cukup waktu
pula untuk membelokkan fakta yang terjadi.
Alasan terakhir yaitu
mempersingkat kinerja dan mempermudah dalam pengoreksian/edit berita oleh redaktur.
Bila tulisan berita tersebut panjang dan terdiri dari berbagai sudut pandang
berita, maka editor dan redaktur dalam pengoreksiannya juga membutuhkan waktu
lama. Hal tersebut berkaitan dangan aktualitas berita yang akan disajikan.
Selain itu pembaca atau
khalayak yang tidak memiliki waktu yang penjang untuk membaca sebuah informasi,
maka berita tersebut panjang, mereka hanya akan membaca pada bagian
terpentingnya saja. Dalam running news
yang sengaja disajikan lebih kepada inti dari sudut pandang berita tersebut,
maka akan memudahkan pembaca. Harapannya masyarakat juga akan lebih cepat
memberikan feedback pada informasi tersebut.
Beberapa faktor di atas
tentunya yang melatar belakangi penggunaan running
news di Media Online Detik
Bandung. Bila diringkas maka faktornya, pertama, pemenuhan kepuasan
khalayak. Kedua, kecepatan dalam proses penyajian berita. Ketiga, Wartawan
tidak dapat membelokan berita dari fakta yang terjadi di lapangan. Keempat,
mempersingkat kinerja dan mempermudah dalam pengoreksian/edit berita oleh
redaktur. Intinya yaitu menunjang dalam penyajian berita secara aktual dan
akurat sebagai strategi pemenuhan kepuasan khalayak akan informasi.
5.
Kapasitas Berita Islami di Media Online Detik
Bandung
Jika melihat fenomena perkembangan media online di Indonesia, memang cukup pesat di era teknologi informasi ini. namun untuk media
islami terutama media online tidak sepesat media-media umum lainnya. Menurut
Heri Ruslan yang dikutip oleh salah satu web[12], media Islam tidak bisa besar, karena ada kecenderungan di masyarakat
Indonesia banyak aliran dan golongan. Media yang satu menyerang media yang
lain, sehingga media islam tidak dapat berkembang sepesat media umum.
Meski media islam telah
dilandasi oleh alqur’an
dan hadist, sebagai bentuk dakwah dan penyebaran agama islam. Adapun ayat yang menjadi dasar pelaksanaan
komunikasi dakwah yaitu:
ولتكن منكم امة
يدعون إلىالخير ويأ مرون بالمعروف وينهون عن المنكر و أولئك هم المفلحون{الامران 104}
Artinya: “dan hendaklah diantara kamu ada
sebagian umat yang menyeru kepada kebajikan dan mencegah kemunkaran, merekalah
orang-orang yang beruntung”. (Q.S Ali-Imron:104)
Namun,
Detik Bandung bukanlah media online islami, yang secara spesifik memuat
berita-berita islami. Tatapi media ini
adalah media umum yang memuat segala jenis berita baik criminal, budaya, seni,
olahraga, keagamaan, hingga pendidikan dan politik. Sehingga kapasitas berita
atau peristiwa islami yang termuat di madia ini cukup sedikit. Namun, dengan
running news berita-berita islami dapat ter-update dengan cepat dan actual.
Jika
dipersentasekan, jumlah berita yang bermuatan konten Islami di Detik Bandung tidak akan mencapai
sepuluh persen pada tiap harinya. Dari rata-rata posting berita di halaman Detik Bandung sebanyak 25 sampai dengan
30 berita per hari, maka hanya sekitar satu hingga dua berita yang bermuatan
islami.
6.
Kekurangan dan Kelebihan Running news
Kelebihan running news telah banyak disinggung di bagian terdahulu, yaitu
mengenai kecepatan berita, aktualitas, disajikan dengan singkat dan mudah
dimengerti, juga tidak dapat untuk membelokkan fakta sesuai dengan latar
belakang adanya running news yang
diadopsi oleh Detik.com.
Media online memiliki ruang
penyimpanan yang relatif lebih banyak dan tidak terbatas pada ruang penyajian
berita. Oleh sebab itu running news
bisa disajikan oleh beberapa item berita hingga berita benar-benar usai. Dengan
metode ini pula berita selalu dapat dibaca dengan lebih aktual. Ruang
penyimpanan dan halaman tidak terbatas juga dapat mejadi dokumnetasi yang
teramat baik. Apabila sewaktu-waktu dibutuhkan baik oleh masyarakat ataupun
oleh Detik Bandung sendiri, maka
arsip tersebut masih tersimpan di database.
Seperti dibahas dibagian
terdahulu, bahwa running news dapat
mempermudah kinerja wartawan Detik
Bandung. Karena hal tersebut running
news terus dikembangkan oleh Detik.com atau lebih khusus yaitu Detik Bandung.
Sedangkan untuk kekurangan running news yang paling signifikan
yaitu kemungkinan terjadinya kesalahpahaman oleh pembaca. Hal tersebut
dikarenakan pemotongan berita dan penyampaian berita secara bersambung. Pada pembahasan
sesbelumnya mengatakan bahwa running news
bukan berita belum selesai, namun tidak pula berita tersebut tuntas. Berita
yang disajikan berikutnya dengan sudut pandang yang bermacam-macam dan seperti
bersambung.
Namun dengan kekurangan
tersebut menjadikan kelebihan pada running
news itu sendiri. Peneliti mengatakan demikian karena dengan hal tersebut
menjadikan pembaca lebih terbuka dengan wacana dan dapat memberikan pendapat
yang lebih luas kepada sesama pembaca.
Kekuarangan berikutnya yaitu user (pembaca) pada media online memiliki keterbatasan ruang baca, yakni seluas
layar monitor komputer/laptop/handphone.
Tulisan yang terlalu panjang, akan membuat user harus berkali-kali menurunkan
tampilan di layar monitor komputer, hanya mempersulit dan menurunkan tingkat
keterbacaan. Oleh sebab itu running news
disajikan lebih pendek dan singkat namun tidak akan mengurangi isi dan pesan
yang disampaikan sebab akan disajikan berikutnya untuk perkembangan terbaru.
Running news berkaitan erat dengan media online , sedangkan media online
menggunakan jaringan internet. Oleh
karena itu kekurangan yang sangat fatal yaitu apabila adanya ganguan terhadap
jaringan internet. Bila ada gangguan maka berita tidak bisa dipublikasikan.
Begitupula dengan komunikasi antara wartawan di lapangan dan redaktur/editor
menggunakan jaringan telepon atau jaringan internet, ketika kedua jaringan
tersebut mengalami gangguan maka seluruh berita tidak bisa disajikan dan dibaca
oleh masyarakat. Dengan teknologi yang semakin canggih dan semakin mudah,
kemungkinan untuk adanya gangguan terhadap layanan jaringan menuju ke internet
semakin kecil. Artinya, hambatan atau kekurangan dari media online semakin sedikit dan bahkan hampir mendekati
sempurna. Ke depan tentu kekurangan-kekurangan tersebut semakin sedikit lagi.
4.
Kesimpulan
Dari hasil penelitian di atas dapat
disimpulkan bahwa, media online Detik Bandung berusaha untuk memenuhi
kebutuhan pembaca (masyarakat) dalam hal informasi. Dengan metode yang cepat
melalui penyajian berita running news,
yang diadopsi Detik Bandung. Metode running news sendiri sebagai strategi
untuk menyajikan berita secara update,
dengan terus memberikan informasi ketika ada perkembangan lebih jauh mengenai
suatu peristiwa.
Dilihat dari sisi konten berita islami, media
online Detik
Bandung tidak terlalu banyak, hal ini dikarenakan media online Detik
Bandung bukan merupakan media islami tetapi lebih kepada media umum. namun,
tidak menutup kemungkinan jika media online
Detik
Bandung menggunakan running news untuk
update berita islami jka ada konten atau peristiwa yang layak dimuat.
Daftar Pustaka
Halim, Vini Winari. 2006. Media Online www.seskotni.mil.id
Sebagai Media House Jurnal.
Skripsi. Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati, Bandung.
Yunus, Syarifudin. 2010.
Jurnalistik Terapan. Bogor: Ghalia
Indonesia.
Sumadiria, Haris. 2005. Jurnalistik Indonesia: Menulis Berita dan
Feature. Bandung: Simbiosa Rektama Media.
Effendi, Onong Uchjana. 1993. Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi.
Bandung: PT. Citra Aditya Bakti.
Santana, Septiawan.
2005. Jurnalistik Kontemporer. Jakarta:
Yayasan Obor Indonesia.
Vivian, Jhon. 2008. Teori Komunikasi Massa. Edisi Kedelapan.
Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Rivki. 2009. Detikcom Dalam Kiprah Media Online . Laporan Magang. Universitas
Padjadjaran, Bandung.
Severin, Werner J. dan James W. Tankard.
2005. Teori Komunikasi: Sejarah, Merode,
dan Terapan di Media Massa. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Habibi, Zaki. 2007. “Citizen Journalism”:Ketika Berita Tidak Hanya
Memiliki Satu Muka dalam Jurnal
Komunikasi Vol. 1 No.2 Th. 2007.
Yogyakarta: Universitas Islam Indonesia.
http://suara-islam.com/detail.php?kid=5278
Koran Jawa Post, terbit tanggal 22 Juli 2009
hal.6
Sosiawan, dalam http://edwi.dosen.upnyk.ac.id
http://131.193.153.231/www/issues/issue6_10/deuze/index.htm
http://www.google.co.id/search?as_q=media+online &hl.pdf
http//:google.co.id/media+onlie/doc.html
http://detikbandung.com
thx bagi2 ilmunya
ReplyDeletesama-sama Mas Rizal...
Delete