Wednesday, April 24, 2013

Setrategi Kecepatan Berita Islami di Media Online



 
ilustrasi dari www.laskardiponegoro.com
Direktur Kompas Cyber Media (KCM) Ninok Leksono seperti dikutip oleh Zabidina dalam artikel Mengenal Jurnalisme Online [1] menyebutkan, kehadiran media online  ini jelas telah mengubah paradigma baru pemberitaan, yakni event on the making. Maksudnya, berita yang muncul tidak disiarkan beberapa menit, jam, hari, atau minggu, tetapi begitu terjadi langsung di-upload (dimasukkan) ke dalam situs web media online .

 
Teknologi yang terbilang baru ini telah mencatat sejarah dan telah membuka jalan bagi banyak perusahaan untuk menjangkau audiens bersifat global, tanpa perantara, dengan biaya yang rendah. Tidak terkalahkan oleh media tradisional (media terdahulu) yang harus mengeluarkan banyak modal untuk sekali cetak (terbit) (Vivian, 2008:528).
Awal mula tumbuh dan berkembangnya media online  yaitu dari mulai ditemukannya teknologi internet. Jhon Vivian dalam buku Teori Komunikasi Massa (2008:262) menjelaskan sebagai berikut:
Internet muncul sebagai medium massa besar kedelapan dengan banyak isi, terutama melalui web coding, yang melebihi media tradisional dalam banyak hal. Dari serangkaian teknologi baru, media online  (jurnalisme online ) muncul di pertengahan tahun 1990-an sebagai medim massa baru yang teramat kuat. Hampir semua orang dapat mengaksesnya sejauh komputer mendapat jaringan yang terhubung dengan internet. Dengan beberapa kali tekan mouse sudah dapat masuk kelautan informasi dan hiburan yang ada di seruh dunia.

Dalam sebuah artikel di internet[2] mengatakan, Media online  pertama kali di dunia ketika Mark Drugle membeberkan cerita perselingkuhan Presiden Amerika Serikat Bill Clinton dengan Monica Lewinsky. Karena dengan melalui internet penyebaran berita tersebut maka semua orang yang mengakses internet segera mengetahui rincian cerita tersebut. Itulah awal mula merebaknya jurnalisme online  (media online ) dan mulai dikenalnya media online  di dunia.
     Pendapat lain berbeda pula, seperti yang dikatakan oleh Carlson (2001) dikutip oleh Mark Deuze dalam makalahnya yang berjudul Online  Journalisms,bahwa media online  pertama yaitu Chicago Tribune,
Pada bulan Mei 1992 Chicago Online , koran layanan pertama di America Online , diluncurkan oleh Chicago Tribune di Amerika Serikat. Pada April 2001 database berbasis Editor & Publisher Interaktif catatan berisi 12.878 newsmedia online . Ini usaha jurnalistik didefinisikan sebagai: "Semua media dengan kehadiran web"[3].

Untuk perkembangan media online  di Indonesia sendiri, banyak sumber yang mangatakan yaitu Detik.com lah yang mempeloporinya pada tanggal 9 Juli 1998. Seperti yang di utarakan oleh Budino Darsono dalam makalahnya yang berjudul Cybermedia: Seni Memadu Komunikasi, Telekomunikasi dan Teknologi yang di publikasi di internet, mengatakan:
Salah satu bidang yang sangat menikmati kemudahan dan keterbukaan teknologi web adalah pers. Tidak lama berselang sesudah web mulai banyak dikunjungi orang seantero bumi, pers online  – kemudian dikenal dengan istilah cybermedia bermunculan. Dan pers Indonesia pun ambil bagian dalam trend ini.
Pada awalnya, Indonesia dimulai pada tahun 1995. Beberapa perusahaan pers cetak memajang produknya di situs web. Harian Republika (http://www.republika.co.id) dan Harian Kompas (http://www.kompas.com) adalah contoh perusahaan pers di Indonesia yang mengawali pemanfaatan web sebagai media publikasinya; dan lalu disusul oleh media -media cetak lain.
Kini hampir semua perusahaan pers di Indonesia sudah memiliki versi online nya. Dari serius mengelolanya hingga sekadar ‘punya’ web. Seakan versi online  atau web ini bisa mengangkat gengsi perusahaan pers cetak, radio ataupun televisi.
Kemudian muncullah detikcom (http://www.detik.com) yang menggarap berita online  dengan memanfaatkan karakter sekaligus kemampuan internet. Oleh banyak orang, detikcom dinilai sebagai pelopor praktek cybermedia di Indonesia.

Rivki dalam laporan magang (2009:1) mengatakan, bahwa kehadiran media online  di Indonesia berkembang pesat dibuktikan dengan banyaknya kelahiran situs-situs penyaji berita dalam kurun waktu sepuluh tahun terakhir seperti, Kapanlagi.com yang berdiri pada Agustus 2003, Okezone.com yang berdiri pada 29 Desember 2006, dan Vivanews.com yang berdiri pada 15 September 2008 . Sebenarnya sejak tahun 1994, sudah banyak penerbit media yang melansir versi online  dari atau majalah mereka. TempoInteraktif.com, bahkan didirikan sebagai bentuk alternatif untuk menggantikan majalah Tempo yang saat itu terkena bredel. Namun Detik.com yang diluncurkan di Jakarta pada 9 Juli 1998 menjadi pemain pertama dalam bidang media online  di Indonesia jika dirunut pada bentuk idealnya media online .
Perkembangan media online  di Indonesia terus berlanjut hingga saat ini, Peneliti dapat melihat dari banyaknya situs berita yang terbit di internet dari mulai BandungNews.com, BeritaIndonesia.com dan bahkan media-media yang terbit untuk melengkapi versi cetak seperti Pikiran Rakyat Online  dan sebagainya. Namun dapat di simpulkan bahwa awal mula media online  yaitu dari adanya internet pertama dikenalkan oleh militer Amerika, dan terus berkembang hingga Indonesia dengan terbitnya media online  Detik.com.
Analisis
1.        Perbedaan Media di Internet dan Media Lain
Pebedaan yang signifikan anatara media yang terbit di internet dan media cetak atau elektronik menurut Jhon Vivian (2008:270), yaitu terdapat pada feed back (umpan balik). Media internet dapat menerima umpan balik secepat mungkin atau setelah komunikan menerima pesan tersebut. Berbeda dengan media cetak atau internet yang harus tertunda beberapa saat.
Syarifudin Yunus (2010:27) mengutarakan perbedaan media Elektronik, media cetak dan media online  secara subtansial dapat dilihat berdasarkan pencarian, pengumpulan, pengolahan, dan penyebaran berita yang dilakukan. Perbedaan tersebut diantaranya dalam filosofi penyajian berita, positioning masing-masing jenis media, teknis pengelolaan, dan target audiens (komunikan, pembaca, pendengar, pemirsa, user).
Dalam modul kuliah yang disajikan oleh Edwi Arief Sosiawan[4] yang bertema Pengantar Ilmu Komunikasi terlihat jelas dari segi penggunaan diantaranya:
Pertama, penggunaan internet sebagai medium untuk berkomunikasi menuntut penggunanya memiliki pengetahuan cara menggunakan software komputer secara umum dan software aplikasi internet secara khusus. Disini berarti terdapat penggunaan dan pengembangan kognitif dari pengguna internet. Semula penggunaan media komunikasi klasik oleh pengguna bersifat pasif sedangkan penggunaan internet memaksakan penggunanya memiliki kemampuan intelegensi dalam menggunakan internet. Ini lama kelamaan akan membawa dampak kepada ketergantungan kesuksesan hidup pada penguasaan pengetahuan dan teknologi.
Kedua, komunikasi dalam internet memiliki konteks komunikasi massa tetapi juga membentuk komunikasi personal dalam jumlah banyak. Konteks komunikasi personal dalam jumlah banyak disini memiliki arti bahwa pengguna internet dalam melakukan komunikasi berhadapan dengan pengguna lain dalam jumlah banyak yang masing-masing berperan sebagai komunikator dan komunikan.
Ketiga, sifat dan bentuk pesan-pesan yang disampaikan melalui semua media komunikasi klasik, dimiliki oleh medium internet; artinya dalam internet pengiriman pesan menggunakan berbagai bentuk seperti teks, grafis, video dan suara.
Keempat, pengiriman dan penerimaan serta umpan balik pesan yang disampaikan oleh komunikator dan komunikan relatif lebih cepat dengan penundaan jauh lebih singkat.
Kelima, dalam komunikasi melalui internet dimungkinkan terjadinya komunikasi antar berbagai personal yang rentang perbedaan baik secara sosiologis maupun budaya sangat berbeda. Komunikator maupun komunikan adalah person-person yang mungkin sekali berbeda bahasa, budaya, ras, bangsa latar belakang sosial ekonomi, pendidikan dan sebagainya.
Terakhir, dalam segi dokumentasi atau pengarsipan, media di internet lebih simple dan dapat dilihat kapanpun dan dimanapun (tidak terbatas ruang dan waktu), dan juga dapat mengulang berita atau informasi kapan saja. Tidak seperti televisi dan radio yang tidak berulang.
Sedangkan perbedaan karakteristik internet dengan media klasik dalam sistem dan operasional sebagai alat maupun medium komunikasi yaitu:
a)      Perbedaan utama dan makro tersebut yaitu; internet adalah media berbasis komputer yang semula berawal dari media “tools” untuk menyimpan serta mengolah informasi data.
b)      Internet sebagai media komunikasi memiliki penawaran interaktif yang dinamis terhadap penggunanya/user, jauh melebihi penawaran interaktif pada media televisi dan radio (yang terbatas pada satu program dan isi materi acara). Bahkan internet memberikan penawaran pencarian informasi yang diinginkan melalui fasilitas query dan boelan dengan menggunakan kata kunci (keywords). Lebih jauh lagi media internet mampu mengurangi pola komunikasi yang berwujud kontak langsung seperti surat menyurat ataupun wicara interpersonal dengan fasilitas electronic mail (e-mail) dan Internet Relay Chat (IRC).
c)      Media internet mampu menjadi pusat informasi dan sumber informasi yang tidak terbatas dan pada suatu institusi tetapi juga memberikan kesempatan pada setiap user/individu untuk menjadi sumber/komunikator.
d)     Luas jangkauan dari media internet tentu saja melintas antarbenua, antarnegara, serta antarbudaya. Sehingga dengan demikian batasan-batasan dalam fisik dalam melakukan komunikasi semakin dinisbikan melalui internet, implikasi ini juga memperjelas bahwa terdapat interaksi abstrak secara struktural.
e)      Fungsi internet sebagai media, selain sama dengan fungsi media lain, media internet memiliki penawaran untuk pengembangan bidang jasa maupun bisnis sebagai bagian gaya hidup. Beberapa produk yang tersedia dapat dirancang, dipilih dan dipesan hanya melalui fasilitas E-commerce dan net-worked intelligence. Dalam bidang jasa memungkinkan orang bekerja dimana saja tanpa memerlukan tempat yang riil seperti lazimnya, yang membawa pada embrio fenomena virtual (maya) dalam segala aspek lalu-lintas barang dan jasa (Ancok, 2000 : 2).
f)       Perbedaan yang terakhir dari lateral sebagai media lebih menonjolkan superior media internet sebagai media yang “beraneka rupa” (mulfaceted ) yang berisi banyak perbedaan konfigurasi proses komunikasi pada fasilitas-fasilitas yang dimiliki[5].
2.        Keunggulan dan Kekurangan Media Online
Setelah munculnya media online  bukan berarti menggeser media cetak dan elektronik karena media online  memiliki keunggulan yang lebih dari pada media cetak dan elektronik. Media online  memiliki wilayah konsumen (pembaca/komunikan) tersendiri hanya saja media online  memiliki keunggulan yang tidak dimiliki oleh media cetak dan elektronik.
Media online  merupakan salah satu jenis media massa yang popular dan bersifat khas. Kekhasan media online  terletak pada keharusan memiliki jaringan teknologi informasi dan menggunakan perangkat komputer, di samping pengetahuan tentang program komputer untuk mengakses informasi/berita. Keunggulan media online  adalah informasi/berita bersifat up to date, real time, dan praktis (Yunus, 2010:32).
1.      Up to date, media online  dapat melakukan upgrade (pembaharuan) suatu informasi atau berita dari waktu ke waktu dan dimana saja, tidak melulu menggunakan bantuan komputer, tetapi fasilitas teknologi pada handphone (telepon genggam) atau lebih spesifik dengan kata smart phone (telpon genggam yang telah memiliki fasilitas teknologi internet). Hal ini terjadi karena media online  memiliki proses penyajian informasi/berita yang lebih mudah dan sederhana.
2.      Real time, cara penyajian berita yang sederhana tersebut menjadikan media online  dapat langsung menyajikan informasi dan berita saat peristiwa berlangsung hal ini yang dimaksud dengan real time. Wartawan media online  dapat mengirimkan informasi langsung ke meja redaksi dari lokasi peristiwa dengan bantuan telepon atau fasilitas internet seperti E-Mail dan lainnya.
3.      Praktis, media online  terbilang praktis karena kemudahan untuk mendapatkan berita dan informasinya, kapan saja bila diinginkan media online  dapat dibuka dan dibaca sejauh didukung oleh fasilitas teknologi internet. Handphone yang memiliki fasilitas koneksi internet, komputer yang memiliki sambungan internet baik di perkantoran atau di rumah, dan dapat pula di warung internet (warnet).
    Tidak hanya up to date, real time, dan praktis saja, keunggulan lain yaitu meliputi multimedia, interaktif, dan hyperlink seperti berikut:
Menyertakan unsur-unsur multimedia adalah keunggulan lain media online , yang membuat media ini mampu menyajikan bentuk dan isi publikasi yang lebih kaya ketimbang media tradisional. keunggulan ini, terutama sekali, berlangsung pada media online  yang berjalan di atas web.
Selain itu, media online  dapat dengan mudah bersifat interaktif. Dengan memanfaatkan hyperlink yang terdapat pada web, karya-karya jurnalisme online  dapat menyajikan informasi yang terhubung dengan sumber-sumber lain. Ini berarti, pengguna/pembaca dapat menikmati informasi secara efisien dan efektif namun tetap terjaga dan didorong untuk mendapatkan pendalaman dan titik pandang yang lebih luas—bahkan sama sekali berbeda.
Interaktivitas media online  tentu bukan hanya didukung oleh kemampuan teknologi internet dalam menyediakan hyperlink. Teknologi internet juga membuka peluang kepada para media online  untuk menyediakan features yang memungkinkan sajiannya bersifat customized—tersaji sesuai dengan preferensi masing-masing pengguna/pembacanya; yang memungkinkan para pengguna/pembaca berinteraksi dengan lebih cepat, lebih sering, lebih intens dengan sesama pengguna/pembaca, narasumber, bahan-bahan berita, dan jurnalisnya sendiri. Ujung-ujungnya, media online  mampu membangun hubungan yang partisipatif dengan pemirsanya[6].
    
Dengan keunggulan-keunggulan tersebut, media online  tidak hanya dimiliki oleh institusi media yang menerbitkan secara online  namun saat ini media cetak dan media elektonik juga memiliki versi online  untuk melengkapai kekurangannya hal ini dimaksudkan untuk memaksimalkan audien (Vivian:2008:286).
Pendapat yang sama juga dikatakan oleh Septiawan Santana dalam bukunya yang berjudul Jurnalisme Kontemporer (2005:136-137) yaitu:
Model situs berita secara general yang kebanyakan digunakan oleh media berita tradisional sekedar merupakan edisi online  dari media induknya. Isi orisinilnya diciptakan kembali oleh internet dengan cara mengintensifkan isi dengan kapabilitas-kapabilitas teknis dari cyberpace. Sejumlah fitur interaktif dan fungsi-fungsi multimedia ditambahkan. Isinya di update lebih sering daripada medium induknya. Misalnya Washington Post Online  (www.washingtonpost.com), CNN Interaktive (www.CNN.com), dan di Indonesia ada Kompas Online  (kompas.com) dan lainnya.
   
    Media online  bisa dikatakan media tersempurna dibandingkan dengan media sebelumnya (media tradisional). Selain terbitnya real time media online  juga dapat menerbitkan berita berupa tulisan, audio, dan video layaknya surat kabar, radio, dan televisi. Namun tidaklah sesempurna itu, media online  juga mempunyai kekurangan. Hanya saja kekurangan media online  lebih kepada komunikan atau audien. Meski memiliki audien yang lebih global dan luas, media online  tidak akan mampu menjangkau khalayak yang masih terisolasi oleh teknologi.
    Dalam buku Teori Komunikasi Massa yang disusun oleh Jhon Vivian (2008:286) mengatakan, ada problem yakni banyak belahan dunia yang belum bisa akses ke internet. Semua negara di Timur Tengah dan Afrika secara keseluruhan hanya punya 7,5 juta pengguna web. Termasuk Indonesia yang masih sangat minim dalam akses internet.
    Werner J. Severin dan James W. Tankard mengutip dari Nando Times (1998) dalam bukunya yang berjudul . Teori Komunikasi: Sejarah, Merode, dan Terapan di Media Massa (2005:454) yang mengatakan bahwa hasil survei yang dilakukan oleh Grllupe Organization untuk penelitian pasar online  menunjukkan bahwa kaum muda mengakses internet tidak untuk mencari informasi dan berita melainkan beragam tujuan, hanya kaum dewasa dengan umur 35 tahun sampai dengan 54 tahun yang menggunakannya untuk berita dan informasi.
2.        Media Islami
Media Islami adalah media yang memiliki identik. Kata ‘Islam’ menunjukkan suatu identitas. Agar bisa disebut sebagai orang Islam, seseorang minimal harus sudah mengucapkan kalimat syahadat, mengakui bahwa tiada Tuhan selain Allah dan bahwa Nabi Muhammad SAW adalah utusan Allah[7].
Syarat media islam menurut Satrio Arismunandar[8] adalah:
1.      Media itu harus dimiliki oleh orang Islam. Jika kepemilikannya bersifat kolektif (misalnya, saham perusahaan media itu sudah diperjualbelikan untuk umum di bursa efek), mayoritas saham harus dimiliki orang Islam.
2.      Media itu sedikit banyak harus mengemban misi dakwah, yakni misi mengagungkan agama Allah, menyebarkan nilai-nilai ajaran Islam, memajukan dan mencerdaskan umat Islam, dan sebagainya. Ini bukan berarti media itu harus semata-mata diisi dengan kumpulan kotbah agama.
3.      Media Islam harus menerapkan etika dan nilai-nilai ajaran Islam, dalam menjalankan bisnis perusahaan dan aktivitas keredaksian. Jika syarat kedua berkaitan dengan niat dan tujuan, maka syarat ketiga ini berkaitan dengan cara mencapai tujuan.
Dalam aspek bisnis, misalnya, media Islam tidak membabi buta mencari keuntungan. Tidak semua iklan, betapapun besar nilainya, akan diterima. Media Islam akan menolak mengiklankan semua hal yang diharamkan oleh Islam. Jadi, tidak akan ada iklan minuman keras atau makanan yang mengandung daging babi di media Islam.
3.       Running news Media Online
Running news berasal dari dua kata yaitu running dan news, running yang berarti berjalan atau berlari dan news yaitu berita, bila digabungkan menjadi ’berita berjalan’ atau berita yang sedang berlangsung saat itu. Menurut Budiono Darsono, running news yaitu satu tema berita yang di dalamnya terdiri dari beberapa item berita dan terus di up date sesuai perkembangan secara beraturan yang terdiri dari beberapa sub judul[9]. Tetapi sudah jelas bila dilihat dari tujuan media yaitu memberikan informasi yang aktual, faktual, dan akurat.
Zaki Habibi dalam artikelnya yang berjudul Citizen Journalism :Ketika Berita Tidak Hanya Memiliki Satu Muka (20:2007) dalam Jurnal Komunikasi Universitas Islam Indonesia mengatakan:
Online  media mengedepankan konsep yang belakangan disebut sebagai running news. Media tersebut relatif lebih memiliki ruang penyimpanan dan penampilan berita jauh lebih luas. Namun, pembaca atau dalam dunia maya disebut user memiliki keterbatasan ruang baca, yakni seluas layar monitor komputer mereka. Tulisan yang terlalu panjang, sehingga harus berkali-kali menurunkan tampilan di layar monitor komputer, hanya mempersulit user dan menurunkan tingkat keterbacaan.
Akhirnya, online  media pun mengembangkan struktur penulisan berita berlanjut. Satu peristiwa dapat diturunkan dalam beberapa laporan secara beruntun. Jadi, setiap laporan yang tampil di situs web tersebut bukanlah sebuah berita yang bisa dibilang tuntas, tetapi tidak dapat juga disebut belum selesai. Berita dalam media semacam ini adalah suatu laporan yang turun segera, sedekat mungkin waktunya dengan waktu peristiwa terjadi, dan diturunkan terus-menerus dengan penambahan informasi lanjutan tidak ubahnya seperti orang yang sedang berlari (running) menuju garis akhir. Di Indonesia salah satu online  media yang masih bertahan, baik dari segi konsep running news maupun secara bisnis, adalah detik.com.
Konsep tersebut memang memberikan wacana dan praktik baru dalam ranah jurnalistik. Meski demikian, hal itu justru memperkaya khasanah jurnalistik dan memperluas dialog antara beragam bentuk media yang sudah ada. Sehingga, sinergi dapat terbentuk dan masing-masing berada pada jalur peran yang spesifik dengan mengembangkan konsep serta bentuk berita yang khas. Dengan kata lain, perjalanan waktu selama ini menunjukkan bahwa konsep dan bentuk berita ternyata bertransformasi mencari bentuknya sesuai perubahan sosial yang terjadi di masyarakat.
Walaupun begitu, prinsip-prinsip jurnalistik ternyata tidak banyak berubah secara mendasar. Meski bentuk medianya beragam, tetap saja masih ada logika tentang institusi media sebagai institusi sosial sekaligus institusi ekonomi dalam masyarakat. Selain itu, masih ada orang yang disebut sebagai jurnalis selaku pihak yang mencari, mengolah, dan menuliskan atau menyiarkan informasi yang diperolehnya. Masih ada juga logika keredakturan/editorial yang berjalan ketat memainkan peran sebagai gatekeeper alias penyaring informasi. Satu hal lagi yang tidak kalah penting, masih ada juga posisi audiens media yang cenderung pasif dalam alur produksi dan distribusi informasi melalui media. Bahkan, audiens dalam kacamata kapitalisme global terkait industri media dapat disebut juga—meski tidak selalu identik—sebagai konsumen.

Semakin jelas bahwa media online  dikenal oleh masyarakat bukan hanya karena kebaruannya saja tetapi dari segi berita yang ditampilkan mempunyai gaya tersendiri dan tidak bisa dilakukan oleh media terdahulu (cetak). Keterbatasan media lama menjadikan keterhalangan dalam proses penerbitan yang terbatas pada ruang dan waktu. Konsep jurnalisme online  yang paling popular adalah sifatnya yang real time di implementasikan ke dalam running news . Berita, kisah-kisah, peristiwa-peristiwa, bisa langsung dipublikasikan pada saat kejadian sedang berlangsung.[10]
     Mengutip dari artikel Husnun N Djuraid yang dimuat di harian Jawa Post[11] yaitu:
Menilik pemberitaan koran pada pagi pertama setelah ledakan bom di Hotel Ritz Carlton dan JW Marriott Jumat (17/7/09), nyaris tidak ada yang eksklusif dibanding dua media pesaingnya. Yang ada hanyalah running news dari berita di TV dan internet (media online ).

     Penulis dapat mendefinisikan yang merujuk dari definisi-definisi di atas bahwa running news yaitu suatu informasi atau berita yang diliput, ditulis, dan disajikan dengan berbagai bentuk sudut pandang juga terbagi menjadi beberapa item, akan terus diikuti perkembangannya dan akan disajikan secara cepat/aktual.
Dengan demikian definisi berita mulai bergeser. Septiawan Santana mengutip dari surat kabar Kompas yang dicantumkan dalam bukunya yang berjudul Jurnaistik Kontemporer (2005: 134), Berita bukan lagi peristiwa yang telah berlangsung yang dipublikasikan media massa, tetapi menjadi peristiwa yang sedang berlangsung yang disiarkan media massa. Media massa mampu melakukan pemberitaan langsung, ini tentu saja tidak televisi semata, tetapi juga media online .
3.2.5        Deskripsi Bentuk Berita Running news
     Pendeskripsian bentuk berita running news yaitu penggambaran secara jelas mengenai bentuk halaman setelah ditayangkan, struktur berita, dan bentuk penyajiannya. Mengacu pada devinisi berita running news yaitu berita yang sedang terjadi dan disampaikan dengan berbagai item, dan berbagai sudut pandang, hingga berita tersebut tuntas.
     Setiap item berita yang diterbitkan tidak dapat dikatakan berita belum selesai, hanya saja dalam penyajiannya terbagi dan terurai menjadi bermacam-macam sudut pandang. Maka penggambaran bentuk berita running news akan terlihat bahwa struktur beritanya lebih ringkas dan lebih padat.
     Untuk mengenai bentuk halaman, Detik Bandung membuat lay-out tidak terlalu rumit, hal tersebut agar pembaca tidak kesulitan dan merasa melelahkan. Sebelum judul, terdapat tanggal dan hari penerbitan/penayangan berita. Setelah itu judul running news dengan warna biru, dan judul berita/tulisan berwarna merah. Dua paduan warna huruf tersebut untuk membedakan antara dua judul, agar tidak tertukar dan meminimalisir kesalah pahaman dari pembaca.
     Di bawah atau disamping judul terdapat foto kejadian atau foto ilustrasi mengenai berita tersebut. Di samping kiri halaman berita, terdapat kolom untuk iklan, juga kolom komentar tepat di bawah berita. Pembaca berita (masyarakat) bisa langsung memberikan komentar (feedback) pada kolom tersebut.
     Kolom komentar menampung segala komentar yang masuk dari pembaca, dan tanpa melalui proses edit. Untuk komentar/feedback memang tidak ada editing dan sensor, karena lebih kepada memberikan kewenangan masyarakat untuk berkomentar/berpendapat mengnai berita tersebut, sehingga apresiasi masyarakat bisa langsung dibaca apabila ada yang membaca berita tersebut.
     Sebagaimana bentuk-bentuk berita biasanya, running news disajikan dengan pola piramida terbalik, dari mulai yang terpenting hingga diakhir berita menjadi yang tidak penting. Tetapi tidak pula tidak penting untuk bagian akhir berita running news, sebab berita pada media online  sangat pendek, sehingga informasi yang termuat sangat padat dan seluruh bagiannya menjadi penting.
     Namun dalam hal panjang berita, running news pada media online  cendrung lebih pendek dibandingkan dengan berita staigh news pada media cetak. Hal tersebut dikarenakan masih adanya sudut pandang lainnya dari berita tersebut yang akan ditayangkan selang beberapa waktu dari berita sebelumnya.
     Berita running news lebih singkat dikarenakan sifat berita tersebut yang dikonsumsi oleh pembaca menggunakan media komputer, laptop (komputer jinjing), ataupun handphone. Yang memiliki besar layar sangat terbatas Pada layar komputer berita yang dapat muncul terbatas, begitu pula pada layar laptop atau handphone, sedangkan untuk menurukan halaman terus menerus biasanya pembaca cendrung malas. Hal tersebut yang mendasari alasan mengapa berita di internet khusunya running news lebih pendek dan singkat selain dari berita tersebut masih terus ditayangkan dalam sudut pandang lainnya.
     Panjang berita rata-rata bila dihitung dengan perkata (words) yaitu antara 250 kata sampai dengan 350 kata, sedangkan pada hitungan huruf (characters) yaitu antara 1000 huruf sampai dengan 2000 huruf per berita. Pada rata-rata tersebut, sudah termuat seluruh bagian berita yang berumuskan 5 W 1 H.
4.        Latar Belakang Menggunakan Metode Running news
     Latar belakang atau alasan mengapa Media Online  Detik Bandung menggunakan metode penyajian berita running news yaitu bahwa masyarakat atau khalayak saat ini sangat membutuhkan informasi, dan tentunya informasi tersebut adalah informasi yang teraktual.
     Bila dianalisis bahwa penggunaan running news sesuai dengan pernyataan tersebut yaitu bagaimana bisa memenuhi kebutuhan masyarakat akan berita teraktual. Dalam teori uses and gratifications yang telah diulas dalam bab terdahulu sebagai berikut: Teori penggunaan dan pemenuhan kepuasan yang dilihat sebagai kecenderungan yang lebih luas dari pihak media untuk memberikan kepuasan kepada khalayak.
     Dalam teori tersebut dikemukakan bahwa media berlomba-lomba untuk dapat memberikan kepuasan dalam hal informasi kepada khalayak. Tidak dapat dipungkiri, saat ini perusahaan media sangat banyak sekali, baik itu media berskala nasional maupun media skala lokal. Dengan demikian, persainganpun tentu akan sangat berat. Untuk tetap bertahan, tetap dibaca, diminati dan dibutuhkan masyarakat, haruslah dapat mengungguli media lain atau memberikan sesuatu yang lebih dibandingkan media lain.
     Salah satu metode yang diadopsi oleh Media Online  Detik Bandung untuk pemenuhan kepuasan khalayak yaitu dengan menyajikan berita dengan gaya running news. Karena dalam running news seperti yang dikemukakan di bagian terdahulu yaitu bagaimana memberikan informasi secara cepat dengan lebih singkat, jelas dan sarat makna.
     Dengan metode tersebut, keinginan maysarakat/khalayak tentu akan terpenuhi. Khalayak tidak harus menunggu informasi berlama-lama, pada jam berita berikutnya seperti yang disajikan oleh televisi. Apalagi menunggu hingga esok hari seperti yang disajikan oleh media cetak. Kahalayak bisa langsung membaca informasi tersebut secara aktual seperti yang disajikan oleh media online .
     Dengan pernyataan tersebut dan teori yang telah dipaparkan, maka Peneliti menyimpulkan bahwa Datik Bandung menggunakan running news tak lain untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Pernyataan tersebut sesuai dengan teori yang diulas di atas, bahwa media berusaha untuk memberikan kepuasan kepada khalayak agar kebutuhan akan informasi aktual terpenuhi.
     Latar belakang penggunaan running news oleh Media Online  Detik Bandung berikutnya yaitu pada kecepatan dalam proses penyajian berita. Pada media cetak umumnya, berita mempunyai panjang dan sudut pandang yang sangat luas karena di berbagai sudut pandang dalam satu berita dijadikan dalam satu tulisan. Dengan hal tersebut tentu akan membutuhkan waktu tidak sebentar dalam penulisannya.
     Sedangkan dalam running news untuk satu item berita yang disajikan hanya memuat satu sudut pandang, dan untuk sudut pandang berikutnya atau yang lainnya akan disajiakan dengan item lainnya. Hal ini jelas telah mempersingkat dan mempercepat dalam penyajian berita per item.
     Dalam hal kecepatan penyajian berita, maka akan berefek pada aktualitas berita tersebut. Kecepatan berita dipandang dari sudut waktu pembuatan dan penyajian, sedangkan aktualitas yaitu dilihat dari sudut kebaruan berita. Bila dalam proses penyajiannya membutuhkan waktu lama, maka secara otomatis berita yang disajikan tidak lagi aktual.
     Alasan berikutnya yaitu dalam hal pembelokan berita dari fakta yang terjadi di lapangan. Menurut pendiri Media Online  Detik.com salah satu alasan yang kuat mengapa metode ini berkembang di Detik.com yaitu karena media tersebut mengejar orisinilitas informasi yang akan dikonsumsi oleh khalayak luas.
     Dengan metode yang begitu cepat dalam penyajian running news tentu tidak sempat terfikir oleh wartawan/jurnalis Detik.com membelokkan sebuah fakta di lapangan. Hal tersebut dikarenakan mengejar kecepatan berita yang harus disajikan, waktu yang dibutuhkan oleh seorang wartawan dalam merangkai sebuah berita dan informasi tidak cukup lama, dan tentutunya tidak cukup waktu pula untuk membelokkan fakta yang terjadi.
     Alasan terakhir yaitu mempersingkat kinerja dan mempermudah dalam pengoreksian/edit berita oleh redaktur. Bila tulisan berita tersebut panjang dan terdiri dari berbagai sudut pandang berita, maka editor dan redaktur dalam pengoreksiannya juga membutuhkan waktu lama. Hal tersebut berkaitan dangan aktualitas berita yang akan disajikan.
     Selain itu pembaca atau khalayak yang tidak memiliki waktu yang penjang untuk membaca sebuah informasi, maka berita tersebut panjang, mereka hanya akan membaca pada bagian terpentingnya saja. Dalam running news yang sengaja disajikan lebih kepada inti dari sudut pandang berita tersebut, maka akan memudahkan pembaca. Harapannya masyarakat juga akan lebih cepat memberikan feedback pada informasi tersebut.
     Beberapa faktor di atas tentunya yang melatar belakangi penggunaan running news di Media Online  Detik Bandung. Bila diringkas maka faktornya, pertama, pemenuhan kepuasan khalayak. Kedua, kecepatan dalam proses penyajian berita. Ketiga, Wartawan tidak dapat membelokan berita dari fakta yang terjadi di lapangan. Keempat, mempersingkat kinerja dan mempermudah dalam pengoreksian/edit berita oleh redaktur. Intinya yaitu menunjang dalam penyajian berita secara aktual dan akurat sebagai strategi pemenuhan kepuasan khalayak akan informasi.
5.       Kapasitas Berita Islami di Media Online  Detik Bandung
Jika melihat fenomena perkembangan media online  di Indonesia, memang cukup pesat di era teknologi informasi ini. namun untuk media islami terutama media online  tidak sepesat media-media umum lainnya. Menurut Heri Ruslan yang dikutip oleh salah satu web[12], media Islam tidak bisa besar, karena ada kecenderungan di masyarakat Indonesia banyak aliran dan golongan. Media yang satu menyerang media yang lain, sehingga media islam tidak dapat berkembang sepesat media umum.
Meski media islam telah dilandasi oleh alqur’an dan hadist, sebagai bentuk dakwah dan penyebaran agama islam. Adapun ayat yang menjadi dasar pelaksanaan komunikasi dakwah yaitu:
ولتكن منكم امة يدعون إلىالخير ويأ مرون بالمعروف وينهون عن المنكر و أولئك هم المفلحون{الامران 104}
Artinya: “dan hendaklah diantara kamu ada sebagian umat yang menyeru kepada kebajikan dan mencegah kemunkaran, merekalah orang-orang yang beruntung”. (Q.S Ali-Imron:104)
            Namun, Detik Bandung bukanlah media online  islami, yang secara spesifik memuat berita-berita islami. Tatapi media ini adalah media umum yang memuat segala jenis berita baik criminal, budaya, seni, olahraga, keagamaan, hingga pendidikan dan politik. Sehingga kapasitas berita atau peristiwa islami yang termuat di madia ini cukup sedikit. Namun, dengan running news berita-berita islami dapat ter-update dengan cepat dan actual.
            Jika dipersentasekan, jumlah berita yang bermuatan konten Islami di Detik Bandung tidak akan mencapai sepuluh persen pada tiap harinya. Dari rata-rata posting berita di halaman Detik Bandung sebanyak 25 sampai dengan 30 berita per hari, maka hanya sekitar satu hingga dua berita yang bermuatan islami.
6.        Kekurangan dan Kelebihan Running news
     Kelebihan running news telah banyak disinggung di bagian terdahulu, yaitu mengenai kecepatan berita, aktualitas, disajikan dengan singkat dan mudah dimengerti, juga tidak dapat untuk membelokkan fakta sesuai dengan latar belakang adanya running news yang diadopsi oleh Detik.com.
     Media online  memiliki ruang penyimpanan yang relatif lebih banyak dan tidak terbatas pada ruang penyajian berita. Oleh sebab itu running news bisa disajikan oleh beberapa item berita hingga berita benar-benar usai. Dengan metode ini pula berita selalu dapat dibaca dengan lebih aktual. Ruang penyimpanan dan halaman tidak terbatas juga dapat mejadi dokumnetasi yang teramat baik. Apabila sewaktu-waktu dibutuhkan baik oleh masyarakat ataupun oleh Detik Bandung sendiri, maka arsip tersebut masih tersimpan di database.
     Seperti dibahas dibagian terdahulu, bahwa running news dapat mempermudah kinerja wartawan Detik Bandung. Karena hal tersebut running news terus dikembangkan oleh Detik.com atau lebih khusus yaitu Detik Bandung.
     Sedangkan untuk kekurangan running news yang paling signifikan yaitu kemungkinan terjadinya kesalahpahaman oleh pembaca. Hal tersebut dikarenakan pemotongan berita dan penyampaian berita secara bersambung. Pada pembahasan sesbelumnya mengatakan bahwa running news bukan berita belum selesai, namun tidak pula berita tersebut tuntas. Berita yang disajikan berikutnya dengan sudut pandang yang bermacam-macam dan seperti bersambung.
     Namun dengan kekurangan tersebut menjadikan kelebihan pada running news itu sendiri. Peneliti mengatakan demikian karena dengan hal tersebut menjadikan pembaca lebih terbuka dengan wacana dan dapat memberikan pendapat yang lebih luas kepada sesama pembaca.
     Kekuarangan berikutnya yaitu user (pembaca) pada media online  memiliki keterbatasan ruang baca, yakni seluas layar monitor komputer/laptop/handphone. Tulisan yang terlalu panjang, akan membuat user harus berkali-kali menurunkan tampilan di layar monitor komputer, hanya mempersulit dan menurunkan tingkat keterbacaan. Oleh sebab itu running news disajikan lebih pendek dan singkat namun tidak akan mengurangi isi dan pesan yang disampaikan sebab akan disajikan berikutnya untuk perkembangan terbaru.
     Running news berkaitan erat dengan media online , sedangkan media online  menggunakan jaringan internet. Oleh karena itu kekurangan yang sangat fatal yaitu apabila adanya ganguan terhadap jaringan internet. Bila ada gangguan maka berita tidak bisa dipublikasikan. Begitupula dengan komunikasi antara wartawan di lapangan dan redaktur/editor menggunakan jaringan telepon atau jaringan internet, ketika kedua jaringan tersebut mengalami gangguan maka seluruh berita tidak bisa disajikan dan dibaca oleh masyarakat. Dengan teknologi yang semakin canggih dan semakin mudah, kemungkinan untuk adanya gangguan terhadap layanan jaringan menuju ke internet semakin kecil. Artinya, hambatan atau kekurangan dari media online  semakin sedikit dan bahkan hampir mendekati sempurna. Ke depan tentu kekurangan-kekurangan tersebut semakin sedikit lagi.
4.                    
            Kesimpulan
Dari hasil penelitian di atas dapat disimpulkan bahwa, media online  Detik Bandung berusaha untuk memenuhi kebutuhan pembaca (masyarakat) dalam hal informasi. Dengan metode yang cepat melalui penyajian berita running news, yang diadopsi Detik Bandung. Metode running news sendiri sebagai strategi untuk menyajikan berita secara update, dengan terus memberikan informasi ketika ada perkembangan lebih jauh mengenai suatu peristiwa.
Dilihat dari sisi konten berita islami, media online  Detik Bandung tidak terlalu banyak, hal ini dikarenakan media online  Detik Bandung bukan merupakan media islami tetapi lebih kepada media umum. namun, tidak menutup kemungkinan jika media online  Detik Bandung menggunakan running news untuk update berita islami jka ada konten atau peristiwa yang layak dimuat.

Daftar Pustaka
Halim, Vini Winari. 2006. Media Online  www.seskotni.mil.id Sebagai Media House Jurnal. Skripsi. Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati, Bandung.
Yunus, Syarifudin. 2010. Jurnalistik Terapan. Bogor: Ghalia Indonesia.
Sumadiria, Haris. 2005. Jurnalistik Indonesia: Menulis Berita dan Feature. Bandung: Simbiosa Rektama Media.
Effendi, Onong Uchjana. 1993. Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi. Bandung: PT. Citra Aditya Bakti.
Santana, Septiawan. 2005. Jurnalistik Kontemporer. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.
Vivian, Jhon. 2008. Teori Komunikasi Massa. Edisi Kedelapan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Rivki. 2009. Detikcom Dalam Kiprah Media Online . Laporan Magang. Universitas Padjadjaran, Bandung.
Severin, Werner J. dan James W. Tankard. 2005. Teori Komunikasi: Sejarah, Merode, dan Terapan di Media Massa. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Habibi, Zaki. 2007. “Citizen Journalism”:Ketika Berita Tidak Hanya Memiliki Satu Muka dalam Jurnal Komunikasi Vol. 1 No.2 Th. 2007. Yogyakarta: Universitas Islam Indonesia.
http://suara-islam.com/detail.php?kid=5278
Koran Jawa Post, terbit tanggal 22 Juli 2009 hal.6
http://131.193.153.231/www/issues/issue6_10/deuze/index.htm
http://www.google.co.id/search?as_q=media+online &hl.pdf
http//:google.co.id/media+onlie/doc.html
http://detikbandung.com


[1] http//:google.co.id/media+onlie/doc.html
[2] http://www.google.co.id/search?as_q=media+online&hl.pdf
[7] http://www.wikimu.com/news/DisplayNews.aspx?id=19503
[8] Satrio Arismunandar adalah Produser Eksekutif di Divisi News Trans TV. Dikutip dari: http://www.wikimu.com/news/DisplayNews.aspx?id=19503
[11] Koran Jawa Post, terbit tanggal 22 Juli 2009 hal.6
[12] http://suara-islam.com/detail.php?kid=5278


2 comments: