DAKWAH, TABLIGH, DAN KHUTBAH DAN PERBEDAAN ANTARA KETIGANYA
Dakwah
Istilah syara’, dakwah adalah kegiatan yang bersifat menyeru, memanggil, atau mengajak orang untuk
beriman dan taat kepada Allah, SWT sesuai dengan garis aqidah, syari'at
dan akhlak Islam.
Kata dakwah merupakan masdar (kata benda) dari kata kerja da'a yad'u
yang berarti panggilan, seruan atau ajakan. Dakwah memiliki tujuan mewujudkan
kebahagiaan dan kesejahteraan hidup di dunia dan di akhirat yang diridhoi oleh Allah.
Nabi Muhammad SAW mencontohkan dakwah kepada
umatnya dengan berbagai cara melalui lisan, tulisan dan perbuatan. Dimulai dari
istrinya, keluarganya, dan teman-teman karibnya hingga raja-raja yang berkuasa
pada saat itu.
Tabligh
Tabligh adalah menyampaikan ajaran-ajaran, syariat serta aturan-aturan
dalam Islam kepada umat manusia yang ada di muka bumi ini agar dijadikan pedoman hidup untuk memperoleh kebahagian di dunia dan di ahirat. Tabligh
berasal dari kata ballagha-yuballighu.
Selain tabligh, dalam jenjang aktifitas dakwah juga mengenal taklim, yang
bersifat lebih intensif dari tabligh. Ada juga takwin, yang jauh lebih intensif
lagi dari taklim dan tabligh. Di dalam
tabligh, yang menjadi inti masalah adalah bagaimana agar sebuah informasi
tentang agama
Islam bisa sampai kepada objek dakwah. Tapi tidak ada tuntutan
lebih jauh untuk mendalami suatu masalah itu. Berbeda dengan taklim, dimana
intensitasnya lebih mendalam. Orang-orang yang masuk dalam program taklim punya
beban lebih, yaitu belajar dan mendalami masalah-masalah ajaran Islam.
Khutbah
Secara bahasa Khutbah yaitu perkataan yang
disampaikan di atas mimbar. Sebagian ulama mendefinisikan “ Khutbah” sebagai perkataan
tersusun yang mengandung nasihat dan informasi. Akan tetapi, definisi ini
terlalu umum. Adapun definisi yang lebih jelas ialah definisi yang diberikan
oleh Dr. Ahmad Al-Hufi yaitu, ‘Cabang ilmu atau seni berbicara di hadapan
banyak orang dengan tujuan meyakinkan dan memengaruhi mereka’. Dengan demikian,
Khutbah harus disampaikan secara lisan
di hadapan banyak orang dan harus meyakinkan dengan argumen-argumen yang kuat
serta memberikan pengaruh kepada pendengar, baik itu berupa motivasi atau peringatan.
Perbedaanya
Sebenarnya
dari sisi tujuan, ketiganya hampir sama yakni untuk menyerukan agama Islam dan
mengajak umat supaya berjalan sesuai dengan yang ada dalam al-Quran dan Hadis. Pembedanya
yaitu pada cara penyampainnya, misalnya pada Khutbah, yang bersifat komunikasi
satu arah, dan disampaikan pada waktu-waktu tertentu seperti Sholat Jumat, Idul
Fitri dan Idul Adha. Juga memiliki syarat dan ketentuan, sehingga tidak boleh
sembarangan. Sedangkan Tabligh tidak demikian, penyampaiannya lebih mudah,
tidak ada syarat dan ketentuannya, dan komunikasinya pun antara komunikator dan
komunikan dapat berlangsung dua arah atau interktif. Sehigga respon dan feedback dapat langsung diterima oleh
komunikator. Sama halnya dengan Dakwah, lebih fleksibel, tanpa adanya rukun dan
syaratnya. Serta dapat dilakukan dengan cara yang kreatif dan inovatif seperti
seminar, lokakarya, pelatihan, atau sarasehan.
'KOMUNIKASI DAKWAH' MENJADI KONSEP YANG LEBIH FLEKSIBEL
& AKTUAL DIBANDINGKAN DENGAN “DAKWAH”
Komunikasi
dakwah adalah komunikasi yang unsur-unsurnya disesuaikan visi dan misi dakwah. Menurut
beberapa literatur bahwa komunikasi dakwah adalah suatu bentuk komunikasi yang
khas dimana seseorang komunikator menyampaikan pesan-pesan yang bersumber atau
sesuai dengan ajaran al-Qur’an dan Sunnah, dengan tujuan agar orang lain dapat
berbuat amal shaleh sesuai dengan pesan-pesan yang disampaikan.
Jadi dari segi
proses komunikasi dakwah hampir sama dengan komunikasi pada umumnya, tetapi
yang membedakan hanya pada cara dan tujuan yang akan dicapai. Adapun tujuan
komunikasi pada umumnya yaitu mengharapkan partisipasi dari komunikan atas
ide-ide atau pesan-pesan yang disampikan oleh pihak komunikator sehingga
pesan-pesan yang disampaikan tersebut terjadilah perubahan sikap dan tingkah
laku yang diharapkan, sedangkan tujuan komunikasi dakwah yaitu mengharapkan
terjadi nya perubahan atau pembentukan sikap atau tingkah laku sesuai dengan
ajaran agama Islam.
Jadi menurut
saya, mengapa Komunikasi Dakwah dipandang fleksibel, karena dengan komunikasi
tujuannya menjadi lebih luas dan memiliki susunan dan sehingga lebih efektif.
Misalnya, untuk mengajak berbuat kebajikan, jika di sampaikan dengan komunikasi
efektif, tentu akan lebih banyak orang yang mengikutinya. Lebih dari itu, sekat-sekat keagamaan menjadi cair dan
toleransi terhadap budaya lokal serta beradaptasi dengan kondisi masyarakat
lokal, sebab dengan komunikasi yang efektif semua telah terkandung di dalamnya.
PERBEDAAN YANG MENDASAR
ANTARA KOMUNIKASI DAKWAH, KOMUNIKASI ISLAM DAN DAKWAH
Komunikasi Dakwah
bisa dikatakan merupakan kajian baru dalam dunia ilmu komunikasi. Selain itu,
Komunikasi Dakwah juga merupakan kajian ”sektarian”, yakni bidang kajian yang
khusus berkaitan dengan komunitas atau masyarakat beragama Islam (kaum Muslimin)
mengingat terminologi dakwah sendiri hanyalah milik Islam. Komunikasi dakwah merupakan komunikasi
persuasive yang berisi pesan-pesan dakwah ajaran Islam baik dalam bentuk verbal
maupun non verbal kepada masyarakat untuk memperoleh kebaikan dunia dan akhirat
.
Sedangkan komunikasi Islam merupakan
bentuk frasa dan pemikiran yang baru muncul dalam penelitian akademik sekitar
tiga dekade belakangan ini. Munculnya pemikiran dan aktivisme komunikasi Islam
didasarkan pada kegagalan falsafah, paradigma dan pelaksanaan komunikasi Barat
yang lebih mengoptimalkan nilai-nilai pragmatis, materialistis serta penggunaan
media secara kapitalis. Kegagalan tersebut menimbulkan implikasi negatif
terutama terhadap komunitas Muslim di seluruh penjuru dunia akibat perbedaan
agama, budaya dan gaya hidup dari negara-negara (Barat) yang menjadi produsen
ilmu tersebut.
Ilmu
komunikasi Islam yang hangat diperbincangkan akhir-akhir ini terutama
menyangkut teori dan prinsip-prinsip komunikasi Islam, serta pendekatan Islam
tentang komunikasi. Komunikasi Islam berfokus pada teori-teori komunikasi yang
dikembangkan oleh para pemikir Muslim. Tujuan akhirnya adalah menjadikan
komunikasi Islam sebagai komunikasi alternatif, terutama dalam menjunjung
tinggi nilai-nilai kemanusiaan yang bersesuaian dengan fitrah penciptaan
manusia. Kesesuaian nilai-nilai komunikasi dengan dimensi penciptaan fitrah
kemanusiaan itu memberi manfaat terhadap kesejahteraan manusia sejagat.
Sehingga dalam perspektif ini, komunikasi Islam merupakan proses penyampaian
atau tukar menukar informasi yang menggunakan prinsip dan kaedah komunikasi
dalam Al-Quran.
PSIKOLOGI
KOGNITIF, DAN IMPLEMENTASINYA DALAM DUNIA KOMUNIKAS.
Psikologi Kognitif
merupakan salah satu cabang dari psikologi umum yang mencakup studi ilmiah
tentang gejala-gejala kehidupan mental atau psikis yang berkaitan dengan cara
manusia berfikir, seperti dalam memperoleh pengetahuan, mengolah kesan yang
masuk melalui penginderaan, menghadapi masalah atau problem untuk mencari suatu
penyelesaian, serta menggali dari ingatan pengetahuan dan prosedur kerja yang
dibutuhkan dalam menghadapi tunututan hidup sehari-hari.
Cabang ilmu
psikologi ini khusus mempelajari gejala-gejala mental yang bersifat kognitif dan
terkait dengan proses belajar mengajar di sekolah, yang memiliki hubungan erat
dengan psikologi belajar, psikologi pendidikan dan psikologi pengajaran.
Pengetahuan dan pemahaman tentang proses belajar tidak hanya menerangkan
mengapa siswa berhasil dalam proses balajar, tetapi juga membantu untuk
mencegah terjadinya penyimpangan dalam prose situ dan sekali terjadi kesalahan
selama periode belajar, untuk mengoreksinya.
PARADIGMA:
URGENSI DAN MANFAATNYA DALAM PENELITIAN
KOMUNIKASI
Paradigma dalam
disiplin intelektual adalah cara pandang orang terhadap diri dan lingkungannya
yang akan mempengaruhinya dalam berpikir (kognitif), bersikap (afektif), dan
bertingkah laku (konatif). Paradigma juga dapat berarti seperangkat asumsi,
konsep, nilai, dan praktik yang di terapkan dalam memandang realitas dalam
sebuah komunitas yang sama, khususnya, dalam disiplin intelektual. Paradigma
merupakan jawaban atas
pertanyaan fundamental proses keilmuan dan pengetahuan manusia, yang dirumuskan dalam beberapa
dimensi ontologism, epistimologis, aksiologis, retoris, dan metodologis
sehingga tujuan komunikasi dapat tercapai. Tidak hanya itu, paradigma juga berfungsi sebagai lensa yang
melaluinya para ilmuan dapat mengamati dan memahami masalah-masalah ilmiah
dalam bidang masing-masing dan jawaban-jawaban ilmiah terhadap masalah-masalah
tersebut. Oleh karena itu, paradigma merupakan aspek yang begitu penting dalam
proses keilmuan.
Sedangkan urgensi
paradigma dalam komunikasi
untuk mengantarkan manusia pada tujuan komunikasi agar terjadi komunikasi yang
efektif. Lalu, manfaat dalam
penelitian sendiri yaitu untuk mengetahui keseluruhan bentuk penelitian, juga sebagai suatu citra dasar
bidang kajian dalam suatu ilmu,
serta sebagai bentuk model yang memperkuat teori yang dikemukakan. Selain
itu, untuk merubah permasalahan menjadi permasalahan baru, mengarahkan model penelitian, dan memastikan jumlah variabel
dan indikator yang digunakan dalam penelitian , serta menentukan alat uji kolerasi yang digunakan.
No comments:
Post a Comment