1.1 Latar Belakang Penelitian
Detik.com,
bisa dikatakan media Online terbesar
di Indonesia yang berdiri sejak tanggal 9 Juli 1998, sedangkan untuk Detik Bandung tayang pertama kali pada
tanggal 30 Januari 2008. Detik Bandung mempunyai
web tersendiri dan struktur redaksi
tersendiri, namun untuk peristiwa yang bersifat nasional tetap mengirim berita
ke Detik.com pusat.
Detik.com ialah sebuah portal website yang berisi berita aktual di Indonesia. Detik.com merupakan salah satu situs berita terpopuler di
Indonesia. Berbeda dari situs-situs berita berbahasa Indonesia lainnya, Detik.com hanya mempunyai edisi Online dan menggantungkan pendapatan
dari bidang iklan. Meskipun begitu, Detik.com
merupakan yang terdepan dalam hal berita-berita baru (breaking news)[1].
Detik.com atau biro Bandung yaitu Detik Bandung, seluruh laporan yang disajikan mempunyai gaya
peliputan, gaya pelaporan, dan gaya penulisan tersendiri sehingga mempunyai
kekhasan bagi pembacanya.
Kemudian cara laporan untuk up-date
berita juga terbilang beda, kerena di media lain biasanya wartawan yang meliput
di lapangan akan mengetik sendiri dan mengirimnya dengan bantuan surat
elektronik (e-mail), sedangkan di Detik.com laporan wartawan menggunakan
telepon genggam diterima oleh penulis berita atau Koordinator liputan di
kantor, masuk ke proses edit, dan kemudian terbit, proses ini tidak memakan
waktu lama sehingga berita dapat dibaca dengan aktual.
Hal ini yang menentukan proses kerja tim redaksi, priode penerbitan,
kecepatan penyajian berita, dan kedalaman informasi yang di publikasikan. Pada
media Online, kecepatan dan
keaktualan berita menjadi nilai jual tersendiri sehingga perkembangan media Online begitu pesat.
Sebagai media umum, Detik Bandung juga memuat berbagai jenis konten berita,
termasuk berita-berita islami. Konten berita islami disini yaitu berita-berita
yang di dalamnya terdapat muatan-muatan agama Islam melalui berbagai peristiwa
dan kejadian.
1.2 Rumusan Masalah
Dari
pemaparan latar belakang penelitian diatas, dapat dirumuskan: Bagaimana fungsi Running News dalam kecepatan update berita islami di Media Online Detik Bandung?
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan yang hendak dicapai dalam makalah ini adalah
sebagai berikut: Untuk mengetahui fungsi Running News dalam kecepatan update berita islami di Media Online Detik Bandung.
2. KERANGKA PEMIKIRAN DAN TEORI
Media massa di dunia
saat ini bukan hanya media cetak dan media elektronik saja, tetapi media online juga ikut meramaikan kancah media
massa Indonesia. Walaupun istilah media online
sudah sering dipergunakan oleh para pengguna jasa teknologi informasi dan
teknologi komunikasi, namun belum banyak ahli teknologi informasi maupun ahli
komunikasi yang memberikan definisi secara jelas untuk istilah media online. Dalam skripsi Vini Winari Halim
mengutip dari tugas akhir Astri Lestari (2006:26) Sampai saat ini belum
ditemukan pengertian media online secara
spesifik. Pengertian media online masih
beracu kepada bentuk dan manfaat.
Media online adalah bagian dari media massa,
menurut Syarifudin Yunus (2010: 27) mengatakakan, media online, yaitu media internet, seperti website, blog, dan lainnya yang terbit/tayang di dunia maya, dapat
dibaca dan dilihat di internet. Media online
merupakan pemain baru dalam kancah pers Indonesia. Menurut beberapa sumber media online di Indonesia sejak tahun 1994.
Dapat disimpulkan media
online yaitu media yang terbit di dunia
maya (internet) dengan bentuk yang sederhana dan tidak terbatas pada ruang dan
waktu, sehingga masyarakat dapat mengaksesnya kapan saja dan dimana saja sejauh
ada jaringan yang menghubungkan orang tersebut dengan internet.
Ada beberapa perbendaan
antara media cetak, media elektronik, dan media online menurut Syarifudin Yunus dalam bukunya yang berjudul Jurnalistik Terapan (2010:27). Perbedaan
tersebut terletak pada:
-
Filosofi
penyajian berita
-
Positioning masing-masing jenis media
-
Teknis
pengolahan
-
Target
audiance (pembaca/pendengar/pemirsa).
Media online menjadi berbeda
dengan media tradisional yang sudah dikenal sebelumnya (cetak, radio, TV) bukan
semata-mata karena dia mengambil venue yang
berbeda; melainkan karena media ini dilangsungkan di atas sebuah media baru
yang mempunyai karakteristik yang berbeda, baik dalam format, isi, maupun
mekanisme dan proses hubungan penerbit dengan pengguna/pembacanya[2].
Menurut Syarifudin Yunus dalam bukunya yang berjudul Jurnalistik Terapan (2010:28), media saat ini mempunyai kualitas penyajian yang lebih
berbobot, seperti berikut:
Keberadaan media massa di Indonesia dalam kurun waktu
belakangan ini mengalami pertumbuhan yang sangat pesat. Secara
kuantitas, berbagai macam media massa baru bermunculan, baik media cetak, media
elektronik, dan media online. Secara
kualitas, penyajian informasi dan beritanya pun semakin berbobot.
Berita adalah laporan
tercepat mengenai fakta atau ide terbaru yang benar, menarik dan atau penting
bagi sebagian besar khalayak, melalui media berkala seperti surat kabar, radio,
televisi, atau media online internet
(Sumadiria, 2005:65).
Kebutuhan akan
informasi saat ini sudah menjadi kebutuhan pokok bagi masyarakat, karena banyak
hal positif yang bisa didapatkan dari informasi. Masyarakat membutuhkan
informasi terbaru setiap hari bahkan setiap saat.
Teori kegunaan dan
kepuasan (uses and gratifications theory)
model ini merupakan pergeseran fokus dari tujuan komunikator ke tujuan
komunikan. Model ini menetukan fungsi komunikasi massa dalam melayani khalayak
(Effendy, 1993:289). Media massa berusaha
menciptakan khalayak untuk dapat menggunakan media dan mendapat kepuasan,
dengan cara memberikan informasi secepat mungkin. Dan pada Media Online Detik.com, lebih spesifiknya
yaitu Detik Bandung menggunakan
penyajian berita bergaya running news agar
khalayak mendapat kepuasan dengan informasi tercepat dari media tersebut.
Septiawan Santana
mengutip dalam bukunya, dari surat kabar Kompas, definisi berita telah
bergeser. Berita bukan lagi peristiwa yang telah berlangsung yang
dipublikasikan media massa, tetapi menjadi peristiwa yang sedang berlangsung
yang disiarkan media massa. Media massa mampu melakukan pemberitaan langsung,
ini tentu saja tidak televisi semata, tetapi juga ‘dotcom’ (media online) (Santana, 2005: 134).
Up-date
berita
secara cepat dan tanpa kendala ruang dan waktu menjadikan media online berkembang pesat di dunia.
Kejadian demi kejadian dapat dilaporkan secara berurutan dan terus mempunyai
nilai kebaruan.
Sedangkan konten islami
sendiri hingga saat ini belum banyak media yang secara spesifik menetapakan
diri sebagai media islami. Meski ada, namun belum sebanyak media umum untuk di
Indonesia. Untuk koran atau surat kabar cetak di indonesia, yang paling dikenal
yaitu Republika, dan berbagai macam majalah, seperti Sabili dan sebagainya.
Lalu, untuk media online,
3. PEMBAHASAN
Dalam bab ini, Peneliti
memberikan gambaran serta menguraikan analisa dan data mengenai apa yang telah
Peneliti jabarkan pada bagian terdahulu. Penelitian ini pengamatan peneliti
dari data di internet dan data pustaka serta informasi lainnya seputra media online Detik Bandung.
3.1
Temuan
Data
Direktur Kompas Cyber Media (KCM) Ninok Leksono seperti dikutip oleh
Zabidina dalam artikel Mengenal
Jurnalisme Online[3]
menyebutkan, kehadiran media online ini
jelas telah mengubah paradigma baru pemberitaan, yakni event on the making. Maksudnya, berita yang muncul tidak disiarkan
beberapa menit, jam, hari, atau minggu, tetapi begitu terjadi langsung di-upload (dimasukkan) ke dalam situs web
media online.
Teknologi yang terbilang baru ini telah mencatat sejarah dan telah membuka
jalan bagi banyak perusahaan untuk menjangkau audiens bersifat global, tanpa
perantara, dengan biaya yang rendah. Tidak terkalahkan oleh media tradisional
(media terdahulu) yang harus mengeluarkan banyak modal untuk sekali cetak
(terbit) (Vivian, 2008:528).
Awal mula tumbuh dan
berkembangnya media online yaitu dari
mulai ditemukannya teknologi internet. Jhon Vivian dalam buku Teori Komunikasi Massa (2008:262)
menjelaskan sebagai berikut:
Internet muncul sebagai medium massa besar kedelapan
dengan banyak isi, terutama melalui web coding, yang melebihi media
tradisional dalam banyak hal. Dari serangkaian teknologi baru, media online (jurnalisme online) muncul di pertengahan tahun 1990-an sebagai medim massa
baru yang teramat kuat. Hampir semua orang dapat mengaksesnya sejauh komputer
mendapat jaringan yang terhubung dengan internet. Dengan beberapa kali tekan mouse sudah dapat masuk kelautan
informasi dan hiburan yang ada di seruh dunia.
Dalam sebuah artikel di internet[4] mengatakan, Media online
pertama kali di dunia ketika Mark Drugle membeberkan cerita perselingkuhan
Presiden Amerika Serikat Bill Clinton dengan Monica Lewinsky. Karena dengan
melalui internet penyebaran berita tersebut maka semua orang yang mengakses
internet segera mengetahui rincian cerita tersebut. Itulah
awal mula merebaknya jurnalisme online
(media online) dan mulai dikenalnya
media online di dunia.
Pendapat
lain berbeda pula, seperti yang dikatakan oleh Carlson (2001) dikutip oleh Mark Deuze dalam makalahnya yang
berjudul Online Journalisms,bahwa
media online pertama yaitu Chicago
Tribune,
Pada bulan Mei
1992 Chicago Online, koran layanan
pertama di America Online,
diluncurkan oleh Chicago Tribune di Amerika Serikat. Pada April 2001 database
berbasis Editor & Publisher Interaktif catatan berisi 12.878 newsmedia online. Ini usaha jurnalistik didefinisikan
sebagai: "Semua media dengan kehadiran web"[5].
Untuk perkembangan media online di Indonesia sendiri, banyak sumber yang mangatakan yaitu
Detik.com lah yang mempeloporinya pada tanggal 9 Juli 1998. Seperti yang di
utarakan oleh Budino Darsono dalam makalahnya yang berjudul Cybermedia:
Seni Memadu Komunikasi, Telekomunikasi dan Teknologi yang di publikasi di internet, mengatakan:
Salah
satu bidang yang sangat menikmati kemudahan dan keterbukaan teknologi web
adalah pers. Tidak lama berselang sesudah web mulai banyak dikunjungi orang
seantero bumi, pers online – kemudian dikenal dengan istilah cybermedia
bermunculan. Dan pers Indonesia pun ambil bagian dalam trend ini.
Pada
awalnya, Indonesia dimulai pada tahun 1995. Beberapa perusahaan pers cetak
memajang produknya di situs web. Harian Republika (http://www.republika.co.id)
dan Harian Kompas (http://www.kompas.com) adalah contoh perusahaan pers di
Indonesia yang mengawali pemanfaatan web sebagai media publikasinya; dan lalu
disusul oleh media -media cetak lain.
Kini
hampir semua perusahaan pers di Indonesia sudah memiliki versi onlinenya. Dari serius mengelolanya
hingga sekadar ‘punya’ web. Seakan versi online
atau web ini bisa mengangkat gengsi perusahaan pers cetak, radio ataupun
televisi.
Kemudian
muncullah detikcom (http://www.detik.com) yang menggarap berita online dengan memanfaatkan karakter
sekaligus kemampuan internet. Oleh banyak orang, detikcom dinilai sebagai
pelopor praktek cybermedia di Indonesia.
Rivki dalam laporan
magang (2009:1) mengatakan, bahwa kehadiran media online di Indonesia berkembang pesat dibuktikan dengan banyaknya
kelahiran situs-situs penyaji berita dalam kurun waktu sepuluh tahun terakhir
seperti, Kapanlagi.com
yang berdiri pada Agustus 2003, Okezone.com yang berdiri pada 29 Desember 2006,
dan Vivanews.com yang berdiri
pada 15 September 2008 . Sebenarnya sejak tahun 1994, sudah banyak
penerbit media yang melansir versi online dari atau majalah mereka. TempoInteraktif.com, bahkan didirikan sebagai
bentuk alternatif untuk menggantikan majalah Tempo yang saat itu terkena
bredel. Namun Detik.com yang diluncurkan di Jakarta pada 9 Juli 1998 menjadi
pemain pertama dalam bidang media online di Indonesia jika dirunut pada
bentuk idealnya media online.
Perkembangan media online di Indonesia terus berlanjut
hingga saat ini, Peneliti dapat melihat dari banyaknya situs berita yang terbit
di internet dari mulai BandungNews.com, BeritaIndonesia.com dan bahkan
media-media yang terbit untuk melengkapi versi cetak seperti Pikiran Rakyat Online dan sebagainya. Namun dapat di
simpulkan bahwa awal mula media online yaitu
dari adanya internet pertama dikenalkan oleh militer Amerika, dan terus
berkembang hingga Indonesia dengan terbitnya media online Detik.com.
3.2
Analisis
3.2.1
Perbedaan
Media di Internet dan Media Lain
Pebedaan yang signifikan
anatara media yang terbit di internet dan media cetak atau elektronik menurut
Jhon Vivian (2008:270), yaitu terdapat pada feed back (umpan balik).
Media internet dapat menerima umpan balik secepat mungkin atau setelah
komunikan menerima pesan tersebut. Berbeda dengan media cetak atau internet
yang harus tertunda beberapa saat.
Syarifudin Yunus
(2010:27) mengutarakan perbedaan media Elektronik, media cetak dan media online
secara subtansial dapat dilihat berdasarkan pencarian, pengumpulan,
pengolahan, dan penyebaran berita yang dilakukan. Perbedaan tersebut
diantaranya dalam filosofi penyajian berita, positioning masing-masing
jenis media, teknis pengelolaan, dan target audiens (komunikan, pembaca,
pendengar, pemirsa, user).
Dalam modul kuliah yang
disajikan oleh Edwi Arief Sosiawan[6]
yang bertema Pengantar
Ilmu Komunikasi terlihat jelas dari segi penggunaan diantaranya:
Pertama, penggunaan internet sebagai medium untuk
berkomunikasi menuntut penggunanya memiliki pengetahuan cara menggunakan software
komputer secara umum dan software aplikasi internet secara
khusus. Disini berarti terdapat penggunaan dan pengembangan kognitif dari
pengguna internet. Semula penggunaan media komunikasi klasik oleh pengguna
bersifat pasif sedangkan penggunaan internet memaksakan penggunanya memiliki
kemampuan intelegensi dalam menggunakan internet. Ini lama kelamaan akan
membawa dampak kepada ketergantungan kesuksesan hidup pada penguasaan
pengetahuan dan teknologi.
Kedua, komunikasi
dalam internet memiliki konteks komunikasi massa tetapi juga membentuk
komunikasi personal dalam jumlah banyak. Konteks komunikasi personal dalam
jumlah banyak disini memiliki arti bahwa pengguna internet dalam melakukan
komunikasi berhadapan dengan pengguna lain dalam jumlah banyak yang
masing-masing berperan sebagai komunikator dan komunikan.
Ketiga, sifat dan
bentuk pesan-pesan yang disampaikan melalui semua media komunikasi klasik,
dimiliki oleh medium internet; artinya dalam internet pengiriman pesan
menggunakan berbagai bentuk seperti
teks, grafis, video dan suara.
Keempat, pengiriman dan
penerimaan serta umpan balik pesan yang disampaikan oleh komunikator dan
komunikan relatif lebih cepat dengan penundaan jauh lebih singkat.
Kelima, dalam
komunikasi melalui internet dimungkinkan terjadinya komunikasi antar berbagai
personal yang rentang perbedaan baik secara sosiologis maupun budaya sangat
berbeda. Komunikator maupun komunikan adalah person-person yang mungkin sekali
berbeda bahasa, budaya, ras, bangsa latar belakang sosial ekonomi, pendidikan
dan sebagainya.
Terakhir,
dalam
segi dokumentasi atau pengarsipan, media di internet lebih simple dan dapat
dilihat kapanpun dan dimanapun (tidak terbatas ruang dan waktu), dan juga dapat
mengulang berita atau informasi kapan saja. Tidak seperti televisi dan radio
yang tidak berulang.
Sedangkan perbedaan
karakteristik internet dengan media klasik dalam sistem dan operasional sebagai
alat maupun medium komunikasi yaitu:
a)
Perbedaan utama dan makro tersebut yaitu;
internet adalah media berbasis komputer
yang semula berawal dari media “tools” untuk menyimpan serta mengolah
informasi data.
b)
Internet sebagai media
komunikasi memiliki penawaran interaktif yang dinamis terhadap penggunanya/user, jauh melebihi penawaran interaktif
pada media televisi dan radio (yang terbatas pada satu program dan isi materi
acara). Bahkan internet memberikan penawaran pencarian informasi yang
diinginkan melalui fasilitas query dan boelan dengan menggunakan
kata kunci (keywords). Lebih jauh lagi media internet mampu mengurangi pola komunikasi yang berwujud kontak
langsung seperti surat menyurat ataupun wicara interpersonal dengan fasilitas electronic
mail (e-mail) dan Internet Relay Chat (IRC).
c)
Media internet mampu
menjadi pusat informasi dan sumber informasi yang tidak terbatas dan pada suatu
institusi tetapi juga memberikan kesempatan pada setiap user/individu
untuk menjadi sumber/komunikator.
d)
Luas jangkauan dari media internet tentu
saja melintas antarbenua, antarnegara, serta antarbudaya. Sehingga dengan
demikian batasan-batasan dalam fisik dalam melakukan komunikasi semakin
dinisbikan melalui internet, implikasi ini juga memperjelas bahwa terdapat interaksi abstrak secara struktural.
e)
Fungsi internet sebagai
media, selain sama dengan fungsi media lain, media internet memiliki penawaran
untuk pengembangan bidang jasa maupun
bisnis sebagai bagian gaya hidup. Beberapa produk yang tersedia dapat
dirancang, dipilih dan dipesan hanya melalui fasilitas E-commerce dan
net-worked intelligence. Dalam bidang jasa memungkinkan orang bekerja
dimana saja tanpa memerlukan tempat yang riil
seperti lazimnya, yang membawa pada embrio fenomena virtual (maya) dalam
segala aspek lalu-lintas barang dan jasa (Ancok, 2000 : 2).
f)
Perbedaan yang terakhir
dari lateral sebagai media lebih menonjolkan superior media internet sebagai
media yang “beraneka rupa” (mulfaceted ) yang berisi banyak perbedaan
konfigurasi proses komunikasi pada fasilitas-fasilitas yang dimiliki[7].
3.2.2
Keunggulan
dan Kekurangan Media Online
Setelah
munculnya media online bukan berarti
menggeser media cetak dan elektronik karena media online memiliki keunggulan yang lebih dari pada media cetak dan
elektronik. Media online memiliki
wilayah konsumen (pembaca/komunikan) tersendiri hanya saja media online memiliki keunggulan yang tidak
dimiliki oleh media cetak dan elektronik.
Media
online merupakan salah satu jenis
media massa yang popular dan bersifat khas. Kekhasan media online terletak pada keharusan memiliki jaringan teknologi
informasi dan menggunakan perangkat komputer, di samping pengetahuan tentang
program komputer untuk mengakses informasi/berita. Keunggulan media online adalah informasi/berita bersifat up to date, real time, dan praktis
(Yunus, 2010:32).
1.
Up
to date, media online dapat
melakukan upgrade (pembaharuan) suatu
informasi atau berita dari waktu ke waktu dan dimana saja, tidak melulu
menggunakan bantuan komputer, tetapi fasilitas teknologi pada handphone (telepon genggam) atau lebih
spesifik dengan kata smart phone
(telpon genggam yang telah memiliki fasilitas teknologi internet). Hal ini
terjadi karena media online memiliki
proses penyajian informasi/berita yang lebih mudah dan sederhana.
2. Real time, cara
penyajian berita yang sederhana tersebut menjadikan media online dapat langsung menyajikan informasi dan berita saat
peristiwa berlangsung hal ini yang dimaksud dengan real time. Wartawan media online
dapat mengirimkan informasi langsung ke meja redaksi dari lokasi peristiwa
dengan bantuan telepon atau fasilitas internet seperti E-Mail dan lainnya.
3.
Praktis, media online terbilang praktis karena kemudahan untuk mendapatkan berita
dan informasinya, kapan saja bila diinginkan media online dapat dibuka dan dibaca sejauh didukung oleh fasilitas
teknologi internet. Handphone yang
memiliki fasilitas koneksi internet, komputer yang memiliki sambungan internet
baik di perkantoran atau di rumah, dan dapat pula di warung internet (warnet).
Tidak hanya up to date, real time, dan praktis saja, keunggulan lain yaitu
meliputi multimedia, interaktif, dan
hyperlink seperti berikut:
Menyertakan
unsur-unsur multimedia adalah keunggulan lain media online, yang membuat media ini mampu menyajikan bentuk dan isi
publikasi yang lebih kaya ketimbang media tradisional. keunggulan ini, terutama
sekali, berlangsung pada media online
yang berjalan di atas web.
Selain itu,
media online dapat dengan mudah
bersifat interaktif. Dengan memanfaatkan hyperlink
yang terdapat pada web, karya-karya jurnalisme online dapat menyajikan informasi yang terhubung dengan
sumber-sumber lain. Ini berarti, pengguna/pembaca dapat menikmati informasi
secara efisien dan efektif namun tetap terjaga dan didorong untuk mendapatkan
pendalaman dan titik pandang yang lebih luas—bahkan sama sekali berbeda.
Interaktivitas
media online tentu bukan hanya
didukung oleh kemampuan teknologi internet dalam menyediakan hyperlink. Teknologi internet juga
membuka peluang kepada para media online
untuk menyediakan features yang memungkinkan sajiannya bersifat
customized—tersaji sesuai dengan preferensi masing-masing pengguna/pembacanya;
yang memungkinkan para pengguna/pembaca berinteraksi dengan lebih cepat, lebih
sering, lebih intens dengan sesama pengguna/pembaca, narasumber, bahan-bahan
berita, dan jurnalisnya sendiri. Ujung-ujungnya, media online mampu membangun hubungan yang partisipatif dengan pemirsanya[8].
Dengan
keunggulan-keunggulan tersebut, media online
tidak hanya dimiliki oleh institusi media yang menerbitkan secara online namun saat ini media cetak dan
media elektonik juga memiliki versi online
untuk melengkapai kekurangannya hal ini dimaksudkan untuk memaksimalkan
audien (Vivian:2008:286).
Pendapat
yang sama juga dikatakan oleh Septiawan Santana dalam bukunya yang berjudul Jurnalisme Kontemporer (2005:136-137)
yaitu:
Model
situs berita secara general yang kebanyakan digunakan oleh media berita
tradisional sekedar merupakan edisi online
dari media induknya. Isi orisinilnya diciptakan kembali oleh internet
dengan cara mengintensifkan isi dengan kapabilitas-kapabilitas teknis dari cyberpace. Sejumlah fitur interaktif dan
fungsi-fungsi multimedia ditambahkan. Isinya di update lebih sering daripada medium induknya. Misalnya Washington
Post Online (www.washingtonpost.com),
CNN Interaktive (www.CNN.com),
dan di Indonesia ada Kompas Online
(kompas.com) dan lainnya.
Media online
bisa dikatakan media tersempurna dibandingkan dengan media sebelumnya
(media tradisional). Selain terbitnya real
time media online juga dapat
menerbitkan berita berupa tulisan, audio, dan video layaknya surat kabar,
radio, dan televisi. Namun tidaklah sesempurna itu, media online juga mempunyai kekurangan. Hanya saja kekurangan media online lebih kepada komunikan atau
audien. Meski memiliki audien yang lebih global dan luas, media online tidak akan mampu menjangkau
khalayak yang masih terisolasi oleh teknologi.
Dalam buku Teori Komunikasi Massa yang disusun oleh Jhon Vivian (2008:286)
mengatakan, ada problem yakni banyak belahan dunia yang belum bisa akses ke
internet. Semua negara di Timur Tengah dan Afrika secara keseluruhan hanya
punya 7,5 juta pengguna web. Termasuk Indonesia yang masih sangat minim dalam
akses internet.
Werner J. Severin dan James W. Tankard mengutip dari Nando Times (1998) dalam bukunya yang berjudul . Teori Komunikasi: Sejarah, Merode, dan
Terapan di Media Massa (2005:454) yang mengatakan bahwa hasil survei yang
dilakukan oleh Grllupe Organization untuk penelitian pasar online menunjukkan bahwa kaum muda mengakses internet tidak untuk
mencari informasi dan berita melainkan beragam tujuan, hanya kaum dewasa dengan
umur 35 tahun sampai dengan 54 tahun yang menggunakannya untuk berita dan
informasi.
3.2.3
Running news Media Online
Running news berasal dari dua kata yaitu running dan news, running yang
berarti berjalan atau berlari dan news yaitu
berita, bila digabungkan menjadi ’berita berjalan’ atau berita yang sedang
berlangsung saat itu. Menurut Budiono Darsono, running news yaitu satu tema berita yang di dalamnya terdiri
dari beberapa item berita dan terus di up
date sesuai perkembangan secara beraturan yang terdiri dari beberapa sub
judul[9].
Tetapi sudah jelas bila dilihat dari tujuan media yaitu memberikan informasi
yang aktual, faktual, dan akurat.
Zaki
Habibi dalam artikelnya yang berjudul Citizen
Journalism :Ketika Berita Tidak Hanya Memiliki Satu Muka (20:2007) dalam Jurnal Komunikasi Universitas Islam
Indonesia mengatakan:
Online
media mengedepankan
konsep yang belakangan disebut sebagai running news. Media tersebut
relatif lebih memiliki ruang penyimpanan dan penampilan berita jauh lebih luas.
Namun, pembaca atau dalam dunia maya disebut user memiliki keterbatasan
ruang baca, yakni seluas layar monitor komputer mereka. Tulisan yang terlalu
panjang, sehingga harus berkali-kali menurunkan tampilan di layar monitor
komputer, hanya mempersulit user dan menurunkan tingkat keterbacaan.
Akhirnya,
online media pun mengembangkan struktur penulisan berita berlanjut. Satu
peristiwa dapat diturunkan dalam beberapa laporan secara beruntun. Jadi, setiap
laporan yang tampil di situs web tersebut bukanlah sebuah berita yang bisa
dibilang tuntas, tetapi tidak dapat juga disebut belum selesai. Berita dalam
media semacam ini adalah suatu laporan yang turun segera, sedekat mungkin
waktunya dengan waktu peristiwa terjadi, dan diturunkan terus-menerus dengan
penambahan informasi lanjutan tidak ubahnya seperti orang yang sedang berlari (running)
menuju garis akhir. Di Indonesia salah satu online media yang masih
bertahan, baik dari segi konsep running news maupun secara bisnis,
adalah detik.com.
Konsep
tersebut memang memberikan wacana dan praktik baru dalam ranah jurnalistik.
Meski demikian, hal itu justru memperkaya khasanah jurnalistik dan memperluas
dialog antara beragam bentuk media yang sudah ada. Sehingga, sinergi dapat
terbentuk dan masing-masing berada pada jalur peran yang spesifik dengan
mengembangkan konsep serta bentuk berita yang khas. Dengan kata lain,
perjalanan waktu selama ini menunjukkan bahwa konsep dan bentuk berita ternyata
bertransformasi mencari bentuknya sesuai perubahan sosial yang terjadi di
masyarakat.
Walaupun begitu,
prinsip-prinsip jurnalistik ternyata tidak banyak berubah secara mendasar.
Meski bentuk medianya beragam, tetap saja masih ada logika tentang institusi
media sebagai institusi sosial sekaligus institusi ekonomi dalam masyarakat.
Selain itu, masih ada orang yang disebut sebagai jurnalis selaku pihak yang
mencari, mengolah, dan menuliskan atau menyiarkan informasi yang diperolehnya.
Masih ada juga logika keredakturan/editorial yang berjalan ketat memainkan
peran sebagai gatekeeper alias penyaring informasi. Satu hal lagi yang
tidak kalah penting, masih ada juga posisi audiens media yang cenderung pasif
dalam alur produksi dan distribusi informasi melalui media. Bahkan, audiens
dalam kacamata kapitalisme global terkait industri media dapat disebut
juga—meski tidak selalu identik—sebagai konsumen.
Semakin jelas bahwa
media online dikenal oleh masyarakat
bukan hanya karena kebaruannya saja tetapi dari segi berita yang ditampilkan
mempunyai gaya tersendiri dan tidak bisa dilakukan oleh media terdahulu
(cetak). Keterbatasan media lama menjadikan keterhalangan dalam proses
penerbitan yang terbatas pada ruang dan waktu. Konsep jurnalisme online
yang paling popular adalah sifatnya yang real
time di implementasikan ke dalam running
news . Berita, kisah-kisah, peristiwa-peristiwa, bisa langsung
dipublikasikan pada saat kejadian sedang berlangsung.[10]
Mengutip dari artikel Husnun N Djuraid yang dimuat di harian Jawa Post[11]
yaitu:
Menilik pemberitaan koran pada pagi pertama setelah
ledakan bom di Hotel
Ritz Carlton dan JW Marriott Jumat (17/7/09), nyaris tidak ada yang eksklusif dibanding dua media pesaingnya. Yang
ada hanyalah running news dari berita di TV dan internet
(media online).
Penulis dapat mendefinisikan yang merujuk dari definisi-definisi di
atas bahwa running news yaitu suatu informasi atau berita yang diliput,
ditulis, dan disajikan dengan berbagai bentuk sudut pandang juga terbagi
menjadi beberapa item, akan terus diikuti perkembangannya dan akan disajikan
secara cepat/aktual.
Dengan demikian
definisi berita mulai bergeser. Septiawan Santana mengutip dari surat kabar
Kompas yang dicantumkan dalam bukunya yang berjudul Jurnaistik Kontemporer (2005: 134), Berita bukan lagi peristiwa
yang telah berlangsung yang dipublikasikan media massa, tetapi menjadi
peristiwa yang sedang berlangsung yang disiarkan media massa. Media massa mampu
melakukan pemberitaan langsung, ini tentu saja tidak televisi semata, tetapi
juga media online.
3.2.4
Deskripsi
Bentuk Berita Running news
Pendeskripsian bentuk berita running
news yaitu penggambaran secara jelas mengenai bentuk halaman setelah
ditayangkan, struktur berita, dan bentuk penyajiannya. Mengacu pada devinisi
berita running news yaitu berita yang
sedang terjadi dan disampaikan dengan berbagai item, dan berbagai sudut
pandang, hingga berita tersebut tuntas.
Setiap item berita yang diterbitkan tidak dapat dikatakan berita
belum selesai, hanya saja dalam penyajiannya terbagi dan terurai menjadi
bermacam-macam sudut pandang. Maka penggambaran bentuk berita running news akan terlihat bahwa
struktur beritanya lebih ringkas dan lebih padat.
Untuk mengenai bentuk halaman, Detik Bandung membuat lay-out tidak terlalu rumit, hal tersebut
agar pembaca tidak kesulitan dan merasa melelahkan. Sebelum judul, terdapat
tanggal dan hari penerbitan/penayangan berita. Setelah itu judul running news dengan warna biru, dan
judul berita/tulisan berwarna merah. Dua paduan warna huruf tersebut untuk
membedakan antara dua judul, agar tidak tertukar dan meminimalisir kesalah
pahaman dari pembaca.
Di bawah atau disamping judul terdapat foto kejadian atau foto
ilustrasi mengenai berita tersebut. Di samping kiri halaman berita, terdapat
kolom untuk iklan, juga kolom komentar tepat di bawah berita. Pembaca berita
(masyarakat) bisa langsung memberikan komentar (feedback) pada kolom tersebut.
Kolom komentar menampung segala komentar yang masuk dari
pembaca, dan tanpa melalui proses edit. Untuk komentar/feedback memang tidak
ada editing dan sensor, karena lebih kepada memberikan kewenangan masyarakat
untuk berkomentar/berpendapat mengnai berita tersebut, sehingga apresiasi
masyarakat bisa langsung dibaca apabila ada yang membaca berita tersebut.
Sebagaimana bentuk-bentuk berita biasanya, running news disajikan dengan pola piramida terbalik, dari mulai
yang terpenting hingga diakhir berita menjadi yang tidak penting. Tetapi tidak
pula tidak penting untuk bagian akhir berita running news, sebab berita pada media online sangat pendek, sehingga informasi yang termuat sangat padat
dan seluruh bagiannya menjadi penting.
Namun dalam hal panjang berita, running news pada media online
cendrung lebih pendek dibandingkan dengan berita staigh news pada media cetak.
Hal tersebut dikarenakan masih adanya sudut pandang lainnya dari berita
tersebut yang akan ditayangkan selang beberapa waktu dari berita sebelumnya.
Berita running news
lebih singkat dikarenakan sifat berita tersebut yang dikonsumsi oleh pembaca
menggunakan media komputer, laptop (komputer jinjing), ataupun handphone. Yang memiliki besar layar
sangat terbatas Pada layar komputer berita yang dapat muncul terbatas, begitu
pula pada layar laptop atau handphone, sedangkan untuk menurukan halaman terus
menerus biasanya pembaca cendrung malas. Hal tersebut yang mendasari alasan
mengapa berita di internet khusunya running
news lebih pendek dan singkat selain dari berita tersebut masih terus
ditayangkan dalam sudut pandang lainnya.
Panjang berita rata-rata bila dihitung dengan perkata (words) yaitu antara 250 kata sampai
dengan 350 kata, sedangkan pada hitungan huruf (characters) yaitu antara 1000 huruf sampai dengan 2000 huruf per
berita. Pada rata-rata tersebut, sudah termuat seluruh bagian berita yang
berumuskan 5 W 1 H.
3.2.5
Latar
Belakang Menggunakan Metode Running news
Latar belakang atau alasan mengapa Media Online Detik Bandung
menggunakan metode penyajian berita running
news yaitu bahwa masyarakat atau khalayak saat ini sangat membutuhkan
informasi, dan tentunya informasi tersebut adalah informasi yang teraktual.
Bila dianalisis bahwa penggunaan running news sesuai dengan pernyataan tersebut yaitu bagaimana bisa
memenuhi kebutuhan masyarakat akan berita teraktual. Dalam teori uses and gratifications yang telah
diulas dalam bab terdahulu sebagai berikut: Teori penggunaan dan pemenuhan
kepuasan yang dilihat sebagai kecenderungan yang lebih luas dari pihak media
untuk memberikan kepuasan kepada khalayak.
Dalam teori tersebut dikemukakan bahwa media berlomba-lomba
untuk dapat memberikan kepuasan dalam hal informasi kepada khalayak. Tidak
dapat dipungkiri, saat ini perusahaan media sangat banyak sekali, baik itu
media berskala nasional maupun media skala lokal. Dengan demikian,
persainganpun tentu akan sangat berat. Untuk tetap bertahan, tetap dibaca,
diminati dan dibutuhkan masyarakat, haruslah dapat mengungguli media lain atau
memberikan sesuatu yang lebih dibandingkan media lain.
Salah satu metode yang diadopsi oleh Media Online Detik Bandung
untuk pemenuhan kepuasan khalayak yaitu dengan menyajikan berita dengan gaya running news. Karena dalam running news seperti yang dikemukakan di
bagian terdahulu yaitu bagaimana memberikan informasi secara cepat dengan lebih
singkat, jelas dan sarat makna.
Dengan metode tersebut, keinginan maysarakat/khalayak tentu akan
terpenuhi. Khalayak tidak harus menunggu informasi berlama-lama, pada jam
berita berikutnya seperti yang disajikan oleh televisi. Apalagi menunggu hingga
esok hari seperti yang disajikan oleh media cetak. Kahalayak bisa langsung
membaca informasi tersebut secara aktual seperti yang disajikan oleh media online.
Dengan pernyataan tersebut dan teori yang telah dipaparkan, maka
Peneliti menyimpulkan bahwa Datik Bandung menggunakan running news tak lain untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.
Pernyataan tersebut sesuai dengan teori yang diulas di atas, bahwa media
berusaha untuk memberikan kepuasan kepada khalayak agar kebutuhan akan
informasi aktual terpenuhi.
Latar belakang penggunaan running
news oleh Media Online Detik Bandung
berikutnya yaitu pada kecepatan dalam proses penyajian berita. Pada media cetak
umumnya, berita mempunyai panjang dan sudut pandang yang sangat luas karena di
berbagai sudut pandang dalam satu berita dijadikan dalam satu tulisan. Dengan
hal tersebut tentu akan membutuhkan waktu tidak sebentar dalam penulisannya.
Sedangkan dalam running
news untuk satu item berita yang disajikan hanya memuat satu sudut pandang,
dan untuk sudut pandang berikutnya atau yang lainnya akan disajiakan dengan
item lainnya. Hal ini jelas telah mempersingkat dan mempercepat dalam penyajian
berita per item.
Dalam hal kecepatan penyajian berita, maka akan berefek pada
aktualitas berita tersebut. Kecepatan berita dipandang dari sudut waktu
pembuatan dan penyajian, sedangkan aktualitas yaitu dilihat dari sudut kebaruan
berita. Bila dalam proses penyajiannya membutuhkan waktu lama, maka secara
otomatis berita yang disajikan tidak lagi aktual.
Alasan berikutnya yaitu dalam hal pembelokan berita dari fakta
yang terjadi di lapangan. Menurut pendiri Media Online Detik.com salah satu alasan yang kuat mengapa metode ini
berkembang di Detik.com yaitu karena media tersebut mengejar orisinilitas
informasi yang akan dikonsumsi oleh khalayak luas.
Dengan metode yang begitu cepat dalam penyajian running news tentu tidak sempat terfikir
oleh wartawan/jurnalis Detik.com membelokkan sebuah fakta di lapangan. Hal
tersebut dikarenakan mengejar kecepatan berita yang harus disajikan, waktu yang
dibutuhkan oleh seorang wartawan dalam merangkai sebuah berita dan informasi
tidak cukup lama, dan tentutunya tidak cukup waktu pula untuk membelokkan fakta
yang terjadi.
Alasan terakhir yaitu mempersingkat kinerja dan mempermudah
dalam pengoreksian/edit berita oleh redaktur. Bila tulisan berita tersebut
panjang dan terdiri dari berbagai sudut pandang berita, maka editor dan
redaktur dalam pengoreksiannya juga membutuhkan waktu lama. Hal tersebut
berkaitan dangan aktualitas berita yang akan disajikan.
Selain itu pembaca atau khalayak yang tidak memiliki waktu yang
penjang untuk membaca sebuah informasi, maka berita tersebut panjang, mereka
hanya akan membaca pada bagian terpentingnya saja. Dalam running news yang sengaja disajikan lebih kepada inti dari sudut
pandang berita tersebut, maka akan memudahkan pembaca. Harapannya masyarakat
juga akan lebih cepat memberikan feedback pada informasi tersebut.
Beberapa faktor di atas tentunya yang melatar belakangi
penggunaan running news di Media Online Detik Bandung. Bila diringkas
maka faktornya, pertama, pemenuhan kepuasan khalayak. Kedua, kecepatan dalam
proses penyajian berita. Ketiga, Wartawan tidak dapat membelokan berita dari
fakta yang terjadi di lapangan. Keempat, mempersingkat kinerja dan mempermudah
dalam pengoreksian/edit berita oleh redaktur. Intinya yaitu menunjang dalam
penyajian berita secara aktual dan akurat sebagai strategi pemenuhan kepuasan
khalayak akan informasi.
3.2.7
Kekurangan
dan Kelebihan Running news
Kelebihan running news
telah banyak disinggung di bagian terdahulu, yaitu mengenai kecepatan berita,
aktualitas, disajikan dengan singkat dan mudah dimengerti, juga tidak dapat
untuk membelokkan fakta sesuai dengan latar belakang adanya running news yang diadopsi oleh
Detik.com.
Media online memiliki
ruang penyimpanan yang relatif lebih banyak dan tidak terbatas pada ruang
penyajian berita. Oleh sebab itu running
news bisa disajikan oleh beberapa item berita hingga berita benar-benar
usai. Dengan metode ini pula berita selalu dapat dibaca dengan lebih aktual.
Ruang penyimpanan dan halaman tidak terbatas juga dapat mejadi dokumnetasi yang
teramat baik. Apabila sewaktu-waktu dibutuhkan baik oleh masyarakat ataupun
oleh Detik Bandung sendiri, maka
arsip tersebut masih tersimpan di database.
Seperti dibahas dibagian terdahulu, bahwa running news dapat mempermudah kinerja wartawan Detik Bandung.
Karena hal tersebut running news
terus dikembangkan oleh Detik.com atau lebih khusus yaitu Detik Bandung.
Sedangkan untuk kekurangan running
news yang paling signifikan yaitu kemungkinan terjadinya kesalahpahaman
oleh pembaca. Hal tersebut dikarenakan pemotongan berita dan penyampaian berita
secara bersambung. Pada pembahasan sesbelumnya mengatakan bahwa running news bukan berita belum selesai,
namun tidak pula berita tersebut tuntas. Berita yang disajikan berikutnya
dengan sudut pandang yang bermacam-macam dan seperti bersambung.
Namun dengan kekurangan tersebut menjadikan kelebihan pada running news itu sendiri. Peneliti
mengatakan demikian karena dengan hal tersebut menjadikan pembaca lebih terbuka
dengan wacana dan dapat memberikan pendapat yang lebih luas kepada sesama
pembaca.
Kekuarangan berikutnya yaitu user
(pembaca) pada media online memiliki
keterbatasan ruang baca, yakni seluas layar monitor komputer/laptop/handphone. Tulisan yang terlalu panjang,
akan membuat user harus berkali-kali menurunkan tampilan di layar monitor
komputer, hanya mempersulit dan menurunkan tingkat keterbacaan. Oleh sebab itu running news disajikan lebih pendek dan
singkat namun tidak akan mengurangi isi dan pesan yang disampaikan sebab akan
disajikan berikutnya untuk perkembangan terbaru.
Running news berkaitan
erat dengan media online, sedangkan
media online menggunakan jaringan
internet. Oleh karena itu kekurangan yang sangat fatal yaitu apabila adanya
ganguan terhadap jaringan internet. Bila ada gangguan maka berita tidak bisa
dipublikasikan. Begitupula dengan komunikasi antara wartawan di lapangan dan
redaktur/editor menggunakan jaringan telepon atau jaringan internet, ketika
kedua jaringan tersebut mengalami gangguan maka seluruh berita tidak bisa
disajikan dan dibaca oleh masyarakat. Dengan
teknologi yang semakin canggih dan semakin mudah, kemungkinan untuk adanya
gangguan terhadap layanan jaringan menuju ke internet semakin kecil. Artinya,
hambatan atau kekurangan dari media online
semakin sedikit dan bahkan hampir mendekati sempurna. Ke depan tentu
kekurangan-kekurangan tersebut semakin sedikit lagi.
4. Kesimpulan
4. Kesimpulan
Dari
hasil penelitian di atas dapat disimpulkan bahwa, media online Detik Bandung berusaha untuk memenuhi
kebutuhan pembaca (masyarakat) dalam hal informasi. Dengan metode yang cepat
melalui penyajian berita running news,
yang diadopsi Detik Bandung. Metode running news sendiri sebagai strategi
untuk menyajikan berita secara update,
dengan terus memberikan informasi ketika ada perkembangan lebih jauh mengenai
suatu peristiwa.
Daftar Pustaka
Halim,
Vini Winari. 2006. Media Online www.seskotni.mil.id
Sebagai Media House Jurnal. Skripsi. Universitas Islam Negeri
Sunan Gunung Djati, Bandung.
Yunus, Syarifudin. 2010. Jurnalistik Terapan. Bogor:
Ghalia Indonesia.
Sumadiria, Haris. 2005. Jurnalistik Indonesia: Menulis Berita dan Feature. Bandung:
Simbiosa Rektama Media.
Effendi,
Onong Uchjana. 1993. Ilmu, Teori dan
Filsafat Komunikasi. Bandung: PT. Citra Aditya Bakti.
Santana, Septiawan. 2005. Jurnalistik Kontemporer. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.
Vivian, Jhon. 2008. Teori
Komunikasi Massa. Edisi Kedelapan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Rivki.
2009. Detikcom Dalam Kiprah Media Online.
Laporan Magang. Universitas Padjadjaran, Bandung.
Severin,
Werner J. dan James W. Tankard. 2005.
Teori Komunikasi: Sejarah, Merode, dan Terapan di Media Massa. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Habibi, Zaki. 2007.
“Citizen Journalism”:Ketika Berita Tidak Hanya Memiliki Satu Muka dalam Jurnal Komunikasi Vol. 1 No.2 Th. 2007. Yogyakarta:
Universitas Islam Indonesia.
http://detikbandung.com
[4]
http://www.google.co.id/search?as_q=media+online&hl.pdf
[7] Sosiawan, dalam http://edwi.dosen.upnyk.ac.id
No comments:
Post a Comment