Oleh : Mulyadi Saputra, Agus
Anwar, Marki, Siti Komalasari
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dunia
komunikasi saat ini lebih meluas, komunikasi tidak akan ada habisnya untuk
dibahas, sebagai contohnya komunikasi ada beberapa pengelompokan antara lain
komunikasi bisnis, komunikasi politik, komunikasi antar pribadi, komunikasi
antar budaya, dan komunikasi massa. Akhir-akhir ini yang banyak dibicarakan
adalah komunikasi massa. Komunikasi massa berasal dari istilah bahasa Inggris,
mass communication, sebagai kependekan dari mass media communication. Artinya,
komunikasi yang menggunakan media massa atau komunikasi yang mass mediated.
Istilah mass communication atau communications diartikan sebagai salurannya,
yaitu media massa (mass media) sebagai kependekan dari media of mass
communication. Massa mengandung pengertian orang banyak, mereka tidak harus berada
di lokasi tertentu yang sama, mereka dapat tersebar atau terpencar di berbagai
lokasi, yang dalam waktu yang sama atau hampir bersamaan dapat memperoleh
pesan-pesan komunikasi yang sama. Berlo (dalam Wiryanto, 2005) mengartikan
massa sebagai meliputi semua orang yang menjadi sasaran alat-alat komunikasi
massa atau orang-orang pada ujung lain dari saluran.
Komunikasi
massa saat ini sedang meroket dan banyak dibutuhkan maupun menjadi konsumsi
publik. Contohnya Televisi, radio, maupun surat kabar, semua komunikasi massa
tersebut sudah menjadi konsumsi publik pada saat ini. Bahkan media televisi ini
ada tipe penontonnya atau di dalam teori kultivasi disebut sebagai pecandu, ada
dua tipi pecandu yaitu pecandu fanatik dan pecandu biasa. Karena televisi sudah
menjadi konsumsi publik maka hampir sebagian besar. Bahkan sebagian besar
masyarakat Indonesia sudah memiliki televisi. Sehingga dunia entertain juga
berlomba-lomba menyuguhkan tayangan yang dapat menghibur. Banyak sekali
tayangan-tayangan yang disuguhkan sekarang ini, ada kartun, infotainment,
berita, sitkom, sinetron, dan masih banyak lagi. Akan tetapi diantara banyak
tayangan tersebut tidak semuanya mendidik, tayangan yang disuguhkan juga tak
luput dari pengaruh, karena termasuk dalam ciri dalam media televisi, yaitu
persuasif. Dalam hal ini, televisi mampu mempengaruhi lingkungan melalui
penggunaan berbagai simbol. Pengaruh yang ada pada media televisi tidak hanya
pengaruh yang baik saja, akan tetapi pengaruh buruk akan ada pada televisi.
Pengaruh buruk ini pun tidak hanya sekedar buruk, akan tetapi sudah mengarah ke
dalam tindak kekerasan.